Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Bitcoin

Harga Bitcoin Terus Mengerek, Kapitalisasi Aset Kripto Mencapai US$ 2 Trilliun

Harga bitcoin diprediksi akan kembali mengalami kenaikan. Hasil analisa tim Indodax Academy, Bitcoin dan ETH dan sejumlah aset kripto lain juga masih

www.fendy.web.id
BITCOIN 

TRIBUNJATENG.COM - Harga bitcoin diprediksi akan kembali mengalami kenaikan. Hasil analisa tim Indodax Academy, Bitcoin dan ETH dan sejumlah aset kripto lain juga masih akan tercatat meningkat pada beberapa hari ke depan.

Kapitalisasi pasar atau market cap aset kripto seperti Bitcoin dan altcoin kembali melewati US$ 2 triliun atau lebih dari Rp 30.000 triliun.

Hal ini seiring dengan kenaikan harga bitcoin dalam beberapa pekan terakhir.

CEO Indodax Oscar Darmawan dalam rilis menyebut, aset kripto lain seperti Etherreum (ETH) juga menguat. Rabu (18/8), harga Bitcoin hingga pukul 21.25 WIB, turun 1,73% mencapai Rp 652,83 juta dan harga Ethereum turun 4,42% menjadi Rp 44,15 jutaan.

Ke depan, permintaan aset kripto akan terus terjadi. Bahkan, Bitcoin dan ETH dan sejumlah aset kripto lain juga masih akan tercatat meningkat pada beberapa hari ke depan. Ini sesuai dari hasil analisa tim Indodax Academy.

Dilansir kontan.co.id, bahkan saat ini, inovasi dari aset kripto sendiri saat ini mulai merambah ke dunia game dan memunculkan istilah baru yaitu gamefi.

“GameFi”, menggabungkan game dan DeFi menjadi satu kata. Adalah gamifikasi mekanisme keuangan di mana pengguna dapat memperoleh keuntungan dengan bermain game.

Istilah populer lainnya untuk sektor ini adalah model “play-to-earn”. Inovasi di bidang blockchain terus bermunculan dan merambah berbagai industri lainnya.

"Mei lalu sempat terjadi penurunan harga Bitcoin dan altcoin. Saat itu, Bitcoin menyentuh Rp 460 juta dan Ether Rp 25 jutaan," ujar Oscar.

Menurut Oscar, ini menjadi momen baik bagi trader untuk trader membeli aset kripto dengan harga murah.

Sekarang terjadi kenaikan cukup signifikan yang membuat para trader mendapatkan keuntungan bagi yang memanfaatkan momen tersebut.

Marketcap kripto menyentuh US$ 2 triliun ini karena selain dari retail juga dari dorongan berbagai institusi khususnya perbankan global mulai masuk ke investasi aset kripto.

Sebelumnya, pasar aset kripto sempat mengalami tantangan pada Mei 2021 tapi pada masa dimana harga Bitcoin turun. Ada beberapa momen penting yang terjadi di dunia blockchain.

Terakhir ada Ether yang telah melakukan London Hard Fork menjalankan proposal EIP-1559. Sebanyak US$ 30 juta Ether dimusnahkan (burn).

“Burn merupakan salah satu upgrade yang dapat mendongkrak harga karena berkurangannya supply yang ada di market. Ini terjadi di Ether agar jaringan Ethereum lebih luas, sehingga lebih efisien,” kata Oscar.

Sebelumnya, sejarah baru telah tercatat. El Salvador menjadi negara pertama yang mengadopsi Bitcoin sebagai mata uang resmi. Negara lain juga menyatakan akan menyusul.

Selain itu, JP Morgan dan Bank of America juga menjadi bank pertama yang mengelola Bitcoin dan altcoin sebagai produk investasi.

Ini terjadi karena tingginya permintaan klien atau customer tentang investasi Bitcoin di Amerika Serikat. Selain dari itu tercatat ada beberapa bank lain juga tertarik melakukan hal serupa mengikuti langkah dari Bank JP Morgan dan Bank of America.

Baru-baru ini, Pemerintah Amerika Serikat juga akan menerapkan pajak aset kripto. Rancangan Undang-undang telah dibuat.

Meski aturan ini banyak ditentang, namun menurut Oscar Darmawan hal ini menandakan bahwa pemerintah USA telah menanggapi serius tentang bisnis aset kripto.

"Penetapan pajak itu menandakan bahwa permintaan aset kripto di AS tinggi sekali dan semakin diakui legalitasnya di AS,” katanya.

Harga Bitcoin terus menanjak, mencoba mendobrak level US$ 50.000. Pada Senin (16/8), harga kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar di dunia ini menembus US$ 48.000.

Mengacu data CoinDesk, harga Bitcoin pada Senin sempat berada di US$ 48.048,74, sebelum turun ke US$ 47.507,95 pada pukul 12.55 WIB. Meski begitu, harga kripto tertua ini masih naik 1,93% dibanding posisi 24 jam sebelumnya.

“(Kenaikan harga) Bitcoin berlanjut di atas rata-rata pergerakan 200 hari yang kritis,” sebut Fundstrat dalam sebuah catatan, seperti dikutip Bloomberg.

Pergerakan harga Bitcoin yang lebih tinggi terjadi bahkan setelah industri cryptocurrency gagal memenangkan perubahan pada aturan pelaporan pajak kripto dalam RUU Infrastruktur AS.

“Harga Bitcoin secara mengejutkan bertahan setelah berita tersebut,” kata Kepala Riset Global NYDIG Greg Cipolaro dalam sebuah catatan, seperti dilansir Bloomberg.

“Kami menafsirkan aksi harga (Bitcoin) ini sebagai sangat bullish,” ujar dia. “Pengakuan industri kripto oleh anggota parlemen AS pada akhirnya merupakan peristiwa yang melegitimasi, yang seharusnya memberi investor kenyamanan bahwa industri ini akan tetap ada”.

Kontan.co.id

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved