Berita Sejarah

Cerita saat Soekarno Digoda Pramugari Cantik Rusia, Niatnya Mau Dieksploitasi Ternyata Gagal Total

Hal itu pun menarik para intelijen kuat di dunia, mengira hal itu sebagai celah Soekarno dan ia bisa kalah dengan jebakan cinta

Editor: muslimah
Instagram @kartikasoekarnofoundation
Potret Presiden Soekarno mencium pipi Ratna Sari Dewi 

TRIBUNJATENG.COM - Berbagai uapaya dilakukan CIA dan KGB untuk menjatuhkan citra presiden Soekarno di mata dunia.

Yang masuk dalam agenda mereka adalah jebakan cinta.

Berhasilkah upaya tersebut?

IR SOEKARNO SANG PROKLAMATOR REPUBLIK INDONESIA
IR SOEKARNO SANG PROKLAMATOR REPUBLIK INDONESIA (ist)

Presiden pertama Indonesia Soekarno terkenal karena kharisma, keberaniannya dan pandangannya yang khas.

Ia meraih perhatian dunia di kemerdekaan Indonesia setelah memimpin pergerakan kemerdekaan melawan pemerintahan kolonial Belanda.

Selanjutnya, Soekarno memasuki kantor presiden dengan dukungan yang tumpah-tumpah dan digadang-gadang sebagai pahlawan nasional.

Baca juga: Sebelum Mayatnya Ditemukan di Bagasi, Tuti Diteror dari Istri Muda Suaminya, Ini Cerita Keluarga

Baca juga: Diam-diam Soekarno Bawa Benda Terakhir Ini saat Diusir dari Istana, Petugas Istana Negara Gempar

Namun tentu saja ada reputasi yang melekat padanya.

Soekarno dikenal sebagai sosok yang mencintai negaranya, Republik Indonesia.

Ia juga dikenal sebagai sosok yang mencintai wanita.

Hal itu pun menarik para intelijen kuat di dunia, mengira hal itu sebagai celah Soekarno dan ia bisa kalah dengan jebakan cinta.

Puncaknya adalah pada Perang Dingin di mana sejarah mencatat Soekarno mulai 'dibribik' dan dipepet oleh Amerika Serikat (AS) dan Uni Soviet.

Indonesia memang saat itu dianggap akan memerankan hal penting di Perang Dingin, dan mata dua negara adidaya itu menyorot kepulauan negeri ini tanpa lelah karena negaranya padat, penting secara strategi dan pada saat itu menjadi rumah dari partai komunis terbesar di luar Uni Soviet.

Soekarno sendiri bukanlah seorang komunis, tapi banyak memiliki rekan komunis dan ia setuju beberapa kecenderungan ideologi tersebut, tapi di balik kebijakan bebas aktif, ia tetap bisa bercengkerama dengan baik dengan para pemimpin Blok Barat.

Itulah sebabnya Moskow dan Washington layaknya berebut Indonesia selama puluhan tahun.

Halaman
123
Sumber: Intisari
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved