ISIS-K Jadi Ancaman Baru Evakuasi di Afghanistan, Orang-orang Tetap Padati Bandara
AS dan sekutunya mendesak orang-orang untuk menjauh dari bandara Kabul karena adanya ancaman dari ISIS.
TRIBUNJATENG.COM, KABUL - Amerika Serikat (AS) dan sekutunya mendesak orang-orang untuk menjauh dari bandara Kabul karena adanya ancaman dari ISIS.
Imbauan tersebut dikeluarkan pada Kamis (26/8), ketika negara-negara Barat berupaya secepat mungkin melakukan evakuasi sebelum tenggat waktu 31 Agustus.
Gedung Putih mengatakan bahwa Presiden AS Joe Biden telah mendapat laporan tentang ancaman dari kelompok ISIS-K, serta rencana darurat untuk evakuasi di Afghanistan.
ISIS-Khorasan atau ISIS-K adalah pejuang ISIS yang memisahkan diri dari Taliban Pakistan, bergabung dengan militan di Afghanistan untuk membentuk cabang regional. ISIS-K terbentuk beberapa bulan setelah ISIS mendeklarasikan kekhalifahan di Irak dan Suriah pada 2014.
Kedutaan AS di Kabul menyarankan orang-orang yang ingin pergi ke bandara Kabul supaya mengurungkan niatnya, sebagaimana dilansir Reuters.
Sedangkan bagi orang-orang yang kadung berada di gerbang bandara, kedutaan AS menyarankan agar mereka segera pergi dengan alasan ancaman keamanan.
Serupa dengan AS, Inggris mengatakan kepada orang-orang di area bandara untuk pindah ke lokasi yang aman dan menunggu anjuran selanjutnya.
"Situasi keamanan di Afghanistan tetap berbahaya, dan ada ancaman besar serangan teroris yang berkelanjutan," tulis Kantor Luar Negeri Inggris dalam pernyataannya.
Australia juga mendesak warganya dan para pemegang visa untuk meninggalkan bandara dengan mengeluarkan peringatan adanya ancaman serangan teroris yang sangat tinggi di sana.
"Saat ini terdapat ancaman serangan teroris yang sangat besar," kata Menlu Australia Marise Payne, Kamis (26/8).
Saat pasukan Barat berupaya melakukan evakuasi, para milisi Taliban menjaga perimeter di luar bandara. Mereka dikerumuni ribuan orang yang hendak pergi dari Afghanistan yang dikuasai Taliban sejak kelompok itu merebut Kabul pada 15 Agustus.
Ahmedullah Rafiqzai, seorang pejabat penerbangan sipil Afghanistan yang bekerja di bandara, mengatakan, orang-orang terus berkerumun di sekitar gerbang meskipun ada peringatan keamanan.
"Sangat mudah bagi pengebom bunuh diri untuk menyerang koridor yang dipenuhi orang, dan peringatan telah dikeluarkan berulang kali," katanya, kepada Reuters.
"Tetapi orang-orang tidak mau pindah. Tekad mereka bulat untuk meninggalkan negara ini, bahwa mereka bahkan tidak takut mati, semua orang mempertaruhkan hidup mereka,” sambungnya.
Seorang diplomat Barat di Kabul menuturkan, meski Taliban bertanggung jawab atas keamanan di luar bandara, ancaman dari ISIS tidak dapat diabaikan.