Berita Banjarnegara

Tantangan Tracing Covid 19, PMI Banjarnegara Minta Warga Hilangkan Stigma Penderitaan Covid

tracing menjadi kunci utama dalam percepatan penanganan Covid 19 di samping Testing Swab dan Treatment.

Penulis: khoirul muzaki | Editor: sujarwo
Ist/PMI Banjarnegara
Orientasi pembekalan materi Survelains Berbasis Masyarakat (SBM) Penguatan dan Percepatan Respon Covid 19 bagi Tim Siaga Bencana Berbasis Masyarakat (Sibat) Desa Sokaraja, Kecamatan Pagentan, Jumat (27/8/2021) lalu. 

TRIBUNBANYUMAS. COM, BANJARNEGARA - Pelacakan kontak (tracing) menjadi kunci utama dalam percepatan penanganan Covid 19 di samping Testing Swab dan Treatment atau pengobatan.  

Masalahnya, upaya tracing sering terkendala  karena adanya resistensi di masyarakat. 

"Ini akibat adanya stigma masyarakat terhadap penderita covid-19 yang harus dihindari, " kata Fasilitator dari Puskesmas Pagentan 2 Hidul Fitriayatno, Senin (30/8/2021) 

Pemerintah, kata dia, mendorong masyarakat agar memahami pentingnya keterbukaan sehingga dapat dilakukan pelacakan dengan tepat. 

Upaya penelusuran kontak erat untuk melacak kasus positif covid-19 di Indonesia pun masih jauh dari standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). 

WHO, kata dia, merekomendasikan tracing kontak erat 1 banding 30. Tetapi di Indonesia saat ini baru dilaksanakan 1 banding 1.

Karena itu, pihaknya mengharapkan peran serta Tim Siaga Bencana Berbasis Masyarakat (Sibat) dapat optimal untuk membantu satgas Covid di tingkat desa sebagai upaya percepatan penanganan pandemi  covid 19.

Kabid Pendidikan dan Relawan Agus Sutanto, mewakili Ketua PMI Kabupaten Banjarnegara mengatakan, program penguatan dan percepatan respon Covid 19 berbasis masyarakat dari PMI Pusat dan KOICA (Korea International Cooperation Agency) diharapkan dapat mencetak kader serta sumber daya relawan berkompeten. 

Mereka diharapkan bisa bersinergi membantu pemerintah dalam mengatasi pandemi Covid 19.

Sinergitas ini diharapkan dapat terus ditingkatkan sehingga manfaatnya dapat dirasakan masyarakat sekitar hingga level terkecil, yakni lingkungan rumah dan tempat tinggalnya.

 “Apresiasi tinggi kepada Tim Sibat yang telah rela meluangkan waktu dan belajar untuk meng-upgrade diri menjadi generasi milenial yang peduli terhadap kemanusiaan” paparnya. (*)

Sumber: Tribun Jateng
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    berita POPULER

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved