India Waspadai Gelombang Ketiga Covid-19, Kasus Baru Tinggi Lagi
Asosiasi Medis India telah memperingatkan bahwa gelombang ketiga wabah covid-19 tidak dapat dihindari dan akan segera terjadi.
TRIBUNJATENG.COM, NEW DELHI - Para ahli kesehatan India memperingatkan akan kemunculan gelombang ketiga pandemi yang melanda negara itu dalam beberapa bulan mendatang.
Asosiasi Medis India, organisasi dokter terkemuka di negara itu, pada Juli lalu telah memperingatkan bahwa gelombang ketiga wabah covid-19 tidak dapat dihindari dan akan segera terjadi.
Prediksi itu bukan sekadar kira-kira, melainkan berdasarkan bukti global yang tersedia dan sejarah pandemi.
Pemerintah India pada Selasa (31/8) melaporkan 30.941 kasus baru virus corona dalam 24 jam terakhir. Jumlah itu turun dari rata-rata 40.000 kasus pada hari-hari sebelumnya.
Meski demikian, pemerintah di sejumlah negara bagian telah melonggarkan berbagai pembatasan sosial, termasuk mengizinkan sekolah tatap muka, hingga pembukaan tempat hiburan dan wisata.
Sebuah panel di bawah Kementerian Dalam Negeri India telah memperingatkan bahwa gelombang ketiga Covid-19 dapat melanda negara Asia Selatan itu antara September dan Oktober.
Panel itu telah merekomendasikan bahwa Pemerintah Federal India harus meningkatkan cakupan vaksinasi secara signifikan untuk menjinakkan lonjakan infeksi yang akan segera terjadi.
Dalam laporannya ke Kantor Perdana Menteri India, panel tersebut menggarisbawahi adanya sejumlah kebutuhan kritis untuk mengatisipasi gelombang ketiga wabah virus corona.
Mulai dari fasilitas pediatrik (kesehatan anak), termasuk dokter, staf, peralatan medis seperti ventilator, hingga ambulans.
Panel itu menambahkan bahwa infrastruktur yang tersedia di India sekarang masih jauh dari kata memadai ketika situasi buruk tersebut muncul.
Sebagaimana dilansir AFP, kini para ahli sedang mengkhawatirkan kemunculan berbagai varian baru karena lonjakan tingkat infeksi corona secara global.
Kekhawatiran kian tinggi bersamaan dengan langkah berbagai negara yang mulai melonggarkan aturan pencegahan covid-19.
WHO, dalam buletin pandemi mingguannya, menyebut, semua virus, termasuk SARS-CoV-2 yang menyebabkan covid-19, bermutasi dari waktu ke waktu, dan sebagian besar mutasi memiliki sedikit atau tidak berpengaruh pada sifat virus.
Tetapi, mutasi tertentu dapat memengaruhi sifat-sifat virus dan memengaruhi seberapa mudah virus itu menyebar, tingkat keparahan penyakit yang ditimbulkannya, dan ketahanannya terhadap vaksin, obat-obatan, dan tindakan pencegahan lain.
"Semua virus pasti bermutasi, tak peduli lokasinya. Mutasi itu dapat berbahaya, bisa juga tidak, tergantung ketahanannya terhadap vaksin dan seberapa cepat menyebar," tulis WHO dalam laporannya.
Saat ini, WHO terus memantau empat varian covid-19 yang diklasifikasikan sebagai Variant of Concern (VOC) atau varian yang menjadi perhatian, termasuk Alpha yang ditemukan di 193 negara, dan Delta di 170 negara. (Berbagai sumber)