Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Sains

Astronom Perkirakan Kapan Matahari Akan Mati, Ini Prosesnya 

Para ilmuwan astronomi telah membuat penelitian hingga memunculkan prediksi bahwa matahari kelak akan mati. Astronom juga telah memprediksi proses ke

Editor: m nur huda
Huffpost.com
Matahari menjadi bintang yang mengandung hidrogen dan helium. 

TRIBUNJATENG.COM - Para ilmuwan astronomi telah membuat penelitian hingga memunculkan prediksi bahwa matahari kelak akan mati.

Astronom juga telah memprediksi proses kematian matahari. Hingga manusia di Bumi tidak dapat menyaksikannya lagi.

Sebelumnya, para astronom memperkirakan bahwa matahari yang mati akan berubah menjadi nebula planet. Di mana hal ini berbentuk gelembung gas dan debu yang bercahaya.

Adapun Matahari diperkirakan sudah berusia sekitar 4,6 miliar tahun – diukur berdasarkan usia benda-benda lain di Tata Surya yang terbentuk sekitar waktu yang sama.

Berdasarkan pengamatan bintang-bintang lain, para astronom memperkirakan ia akan mencapai akhir hidupnya dalam waktu sekitar 10 miliar tahun lagi.

Dalam waktu sekitar 5 miliar tahun, Matahari akan berubah menjadi raksasa merah.

Inti bintang akan menyusut, tetapi lapisan luarnya akan meluas ke orbit Mars, menelan planet kita dalam prosesnya. Bahkan jika itu masih ada.

Satu hal yang pasti, pada saat itu, tidak ada manusia yang bisa menyaksikannya.

Lantaran faktanya, umat manusia hanya memiliki sekitar satu miliar tahun lagi kecuali kita menemukan tempat hidup yang baru selain di bumi. Itu karena Matahari meningkat kecerahannya sekitar 10 persen setiap miliar tahun.

Kedengarannya tidak banyak, tetapi peningkatan kecerahan itu akan mengakhiri kehidupan di Bumi.

Lautan kita akan menguap, dan permukaannya akan menjadi terlalu panas untuk membentuk air.

Inilah yang terjadi setelah raksasa merah yang terbukti sulit untuk dijabarkan.

Beberapa penelitian sebelumnya telah menemukan bahwa, agar nebula planet yang terang dapat terbentuk, bintang awal harus berukuran dua kali lebih besar dari Matahari.

Namun, studi tahun 2018 menggunakan pemodelan komputer untuk menentukan bahwa, seperti 90 persen bintang lainnya, Matahari kita kemungkinan besar akan menyusut dari raksasa merah menjadi katai putih dan kemudian berakhir sebagai nebula planet.

"Ketika sebuah bintang mati, ia mengeluarkan massa gas dan debu - yang dikenal sebagai selubungnya - ke luar angkasa. Selubung itu bisa mencapai setengah massa bintang. Ini akan membuka inti bintang, yang pada titik ini kehidupan bintang sedang berjalan. kehabisan bahan bakar, hingga akhirnya mat," jelas astrofisikawan Albert Zijlstra dari University of Manchester di Inggris, salah satu penulis makalah tersebut.

Sumber: Tribun Jogja
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved