Chelsea
Ini Dia Yan Sommer Penakluk Algojo Penalti Berdarah Dingin Chelsea dan Eks Real Madrid
Nama Yan Sommer bisa jadi menjadi momok bagi para eksekutor penalti berdarah dingin.
TRIBUNJATENG.COM, INGGRIS - Nama Yan Sommer bisa jadi menjadi momok bagi para eksekutor penalti berdarah dingin.
Seperti diketahui, kiper timnas Swiss itu baru saja menggagalkan eksekusi penalti Jorginho dalam laga Kualifikasi Piala Dunia 2022 saat melawan Italia.
Di Chelsea, Jorginho dikenal sebagai eksekutor penalti berdarah dingin.
Penaltinya tenang, pelan, namun mematikan.
Baca juga: Perbandingan Statistik Kante dan Saul, Mampukah Eks Gelandang Atletico Madrid Bersaing di Chelsea
Baca juga: Shomurodov AS Roma Berharap Jose Mourinho Duetkan Dirinya Dengan Eks Chelsea
Baca juga: Terungkap Alasan Jorginho Chelsea Batal ke Juventus Musim Ini
Namun Jorginho gagal menunaikan tugas sebagai algojo penalti Italia dalam laga Kualifikasi Piala Dunia 2022 melawan Swiss.
Yann Sommer muncul sebagai “biang keladi”.
Laga Grup C Kualifikasi Piala Dunia 2022 Zona Eropa antara Swiss vs Italia yang mentas di St Jakob-Park, Basel, Senin (6/9/2021) dini hari WIB, berkesudahan dengan skor imbang 0-0.
Hasil tersebut patut disesali Italia mengingat mereka menciptakan banyak peluang bagus, salah satunya via sepakan penalti Jorginho pada menit ke-53.
Akan tetapi, tembok kokoh bernama Yann Sommer memastikan Italia gagal mencetak gol ke gawang Swiss.
Yann Sommer sukses membaca dan menangkap bola hasil sepakan penalti Jorginho.
Sang kiper 32 tahun secara tenang menjatuhkan diri ke arah kirinya dan nyaman menangkap tembakan mendatar Jorginho.
Penalti untuk Italia lahir setelah Domenico Berardi dilanggar Ricardo Rodriguez di kotak 16 meter.
Sommer pun merusak rekor 100 persen Jorginho kala menjadi algojo penalti Italia pada waktu normal.
Sebelum tembakannya dihentikan Sommer, Jorginho selalu sukses menjadi eksekutor penalti Italia dalam lima kesempatan.
Tendangan penalti teknik “hop” ala Jorginho pernah menaklukkan gawang Lukasz Fabianski (Polandia), Lukas Hradecky (Finlandia), Alexandros Paschalakis (Yunani), Aram Hayrapetyan (Armenia), dan Wojciech Szczesny (Polandia).