Cristiano Ronaldo
Jangan Bandingkan Manchester United dengan Chelsea, Hadirnya Ronaldo Tak Mengubah Mental Setan Merah
Jangan Bandingkan Manchester United dengan Chelsea, Hadirnya Ronaldo Tak Mengubah Mental Setan Merah
Penulis: Fachri Sakti Nugroho | Editor: abduh imanulhaq
Jangan Bandingkan Manchester United dengan Chelsea, Hadirnya Ronaldo Tak Mengubah Mental Setan Merah
TRIBUNJATENG.COM - Kekalahan tragis didapatkan Manchester United di laga pertama fase grup Liga Champions, Rabu (15/9/2021).
Bertandang ke markas Young Boys, Setan Merah terpaksa pulang dengan tangan kosong setelah kalah 2-1.
Padahal Cristiano Ronaldo sudah ikut bermain, namun Manchester United gagal meraih kemenangan.
Meski begitu, Ronaldo memang bukan penyihir yang bisa mengubah keadaan semudah membalikkan telapak tangan.
Baca juga: Dahsyatnya Tendangan Ronaldo Manchester United Hingga Bikin Petugas Terjatuh, Akhirnya Diberi Jersey
Baca juga: Reaksi Cristiano Ronaldo yang Tak Dimainkan Full Time saat Manchester United Kalah dari Young Boys
Baca juga: Jadwal Bola Liga Champion Malam Ini, Liverpool Vs AC Milan hingga Inter Vs Real Madrid
Bagaimanapun juga, tim tidak bisa menang dengan mengandalkan satu pemain saja karena sepak bola adalah permainan kolektif alias kerja sama.
Selain itu, mental pemain juga berpengaruh besar dalam misi memenangkan pertandingan.

Selain Ronaldo, tak ada pemain Manchester United yang pernah mengangkat trofi bergengsi selama bersama Setan Merah.
Hal ini tentu berpengaruh besar terhadap mental pemain saat menghadapi situasi sulit.
Misalnya, saat Wan Bissaka mendapat kartu merah di menit ke-35, Manchester United mulai kebingungan menerapkan strategi permainan.
Walhasil, keunggulan satu gol dari Cristiano Ronaldo dapat dibalik oleh Young Boys di babak kedua.
Jangan Bandingkan Manchester United dengan Chelsea
Bermain dengan 10 pemain, Pelatih Ole Gunnar Solskjaer memilih untuk menerapkan taktik bertahan setelah babak kedua dimulai.
Keputusan itu harus dibayar mahal lantaran The Red Devils kalah total dalam penguasaan bola dan lapangan.
Pada akhirnya, Young Boys mampu membalikkan keadaan lewat Ngamaleu dan Siebatcheu.

Setelah laga di pekan perdana Liga Champions itu berakhir, tak sedikit yang membandingkan kondisi yang dialami MU ini dengan Chelsea beberapa waktu lalu.
Itu merujuk saat Chelsea bertandang ke markas Liverpool di pekan ketiga Liga Inggris.
Kala itu, The Blues harus bermain dengan 10 orang pada babak kedua setelah Reece James mendapat kartu merah.
Tim asuhan Thomas Tuchel pada akhirnya mampu menahan imbang Liverpool yang menggempur habis pertanahan tim asal London tersebut.
Keputusan Tuchel untuk memilih bermain bertahan terbayar dengan apik.
Chelsea pun bisa menggondol satu poin dari Anfield.
Legenda Manchester United, Rio Ferdinand tak mau terlena dengan perbandingan tersebut.
Ferdinand meminta para penggemar atau pihak lain tak membandingkan apa yang dialami MU dan Chelsea.
Menurutnya, ada hal yang membedakan hasil akhir yang diraih kedua tim.
Eks punggawa Timnas Inggris ini mengatakan faktor pengalaman dan mental juara yang membedakan kualitas pertahanan yang ada.
"Chelsea terlihat sangat percaya diri, mereka mengerti bagaimana mengatur permainan di masa sulit," ungkap Ferdinand dikutip dari laman Metro.
"Mereka bermain 10 orang di Anfield dan terlihat sangat nyaman."
"Man United, di sisi lain, adalah tim yang berharap hasil imbang ketika bermain dengan 10 orang pemain."
"Dan itu datang seiring pengalaman, Chelsea pernah memenangi sesuatu yang membuat rasa percaya diri mereka terjaga," sambungnya.
Untuk itu, ia tak menyalahkan Ole Gunnar Solskjaer atas hasil yang didapat MU dini hari tadi.
"Mereka tidak bermain baik ketika 11 atau 10 pemain di atas lapangan," ujar Ferdinand.
"Tapi saya tak akan mengatakan pergantian pemain itulah yang menyebabkan kekalahan ini."
"Dan ketika itu semua soal taktik permainan, maka alasannya adalah mereka tak menerapkan taktik yang tepat," lanjutnya.
Ferdinand pun mengerti dengan pola yang ada di kepala Solskjaer.
"Sebagai seorang manajer saya mengerti apa yang mungkin dia pikirkan saat itu, 1-1, tandang di Eropa, selalu sulit ke mana pun Anda pergi."
"Di Eropa selalu sulit untuk pergi ke kandang lawan, di lapangan buatan (sintetis), kami harus bermain dengan 10 orang, kami akan mengambil satu poin."
"Dan itulah yang dia pikirkan. Dia tidak berpikir memasukkan pemain untuk mencetak gol," pungkasnya.
(*)