PPKM Level 2
Karyawan Dirumahkan Sudah Bekerja Lagi Aktivitas Bisnis Perhotelan di Jateng Mulai Menggeliat
Industri perhotelan di Jateng kembali menggeliat seiring dengan pelonggaran pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) berlevel.
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG -- Industri perhotelan di Jateng kembali menggeliat seiring dengan pelonggaran pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) berlevel.
Wakil Ketua Perhimpunan Hotel Restoran Indonesia (PHRI) Jateng, Benk Mintosih mengatakan, tingkat okupansi atau keterisian kamar hotel kini mulai menunjukkan peningkatan dibandingkan dengan kondisi saat PPKM level 4.
"Secara umum (perhotelan di Jateng) sudah mulai membaik dibandingkan dengan pada saat awal PPKM. Peningkatannya 30 persen (okupansi-Red). Kalau dulu kan pada saat awal PPKM tingkat keterisian kamar masih 10-15 kamar, sekarang sudah ada yang malam minggu sampai 100 kamar, sudah mulai normal," katanya, saat dihubungi Tribun Jateng, kemarin.
Menurut dia, kembali menggeliatnya bisnis perhotelan di Jateng turut memberikan dampak signifikan bagi para karyawan.
Ia tidak memungkiri jika sebelumnya banyak hotel yang merumahkan karyawan. Bahkan ada pula hotel yang terpaksa melakukan PHK, sebab tak kuat lagi menghadapi dampak ekonomi yang ditimbulkan dari adanya pandemi covid-19.
Dengan diperlonggarnya PPKM saat ini, Benk menyebut, perhotelan mulai memanggil kembali karyawan yang dirumahkan. Ia menyebut, karyawan hotel di Jateng yang sudah kembali bekerja kini mencapai 70 persen.
"Kelonggaran PPKM ini membuat anak-anak (karyawan-Red) masuk (kerja-Red) lagi. Ada yang sudah full (gaji-Red), walaupun ada juga yang masih 80 persen, karena kekuatan ekonomi berbeda-beda. Kalau dulu paling masuk 50 persen, sekarang rata-rata sudah di atas 70 persen," jelasnya.
Meski demikian, Benk menyatakan, sejauh ini tak banyak hotel yang mencari karyawan baru. Sebab, perhotelan sejauh ini masih mengutamakan karyawan lama.
"Sekarang karyawan sudah digencarkan lagi, tapi rata-rata hotel mencari karyawan yang dulu-dulu. Baiknya juga, sekarang ada juga hotel yang sebelumnya tutup sekarang mulai buka lagi," tuturnya.
Benk berujar, geliat perhotelan di Jateng terutama terlihat di Kota Semarang. Baru setelah itu disusul Solo dan kota/kabupaten lain. Selain didukung adanya penurunan level PPKM, kedisiplinan dalam menerapkan protokol kesehatan juga turut memengaruhi peningkatan okupansi saat ini.
"Jadi memang peningkatan ini karena penurunan PPKM dan kedisiplinan. Kesadaran mereka semakin tinggi, baik tamu maupun karyawan. Kemudian, hotel di Semarang juga menjadi percontohan hotel lain untuk menerapkan aplikasi PeduliLindungi, itu bagus, membuat semua aware. Kami akan mendorong di daerah lain juga," ungkapnya.
Tamu domestik
Meski PPKM sudah diperlonggar, Benk meminta agar pemerintah tidak terburu-buru untuk menghadirkan tamu asing.
Di perhotelan, Benk menyarankan agar lebih mengutamakan tamu domestik dibandingkan dengan tamu asing. "Karena yang menghidupi ya tamu domestik," ujarnya.
KENAPA WHO - UNICEF Minta Pemerintah RI Segera Gelar Sekolah Tatap Muka? |
![]() |
---|
Saat Ini Anak-anak Rindu ke Sekolah Bukan ke Mal, Benarkah? |
![]() |
---|
Anak di Bawah 12 Tahun Boleh Masuk Mal |
![]() |
---|
BERITA LENGKAP : Nihil Level 4 di Jawa-Bali, Presiden Minta Super Waspada Gelombang Ketiga |
![]() |
---|
RESMI! PPKM Diperpanjang Hingga 4 Oktober 2021: Anak-anak Boleh Masuk Mal Hingga Pembukaan Liga 2 |
![]() |
---|