Berita Tegal

Lewat Tricodherma SP, Ketua P4S Saka Tani Tegal Gaet Petani Melon Golden Alisha

Abdul Syukur, Ketua Pusat Pelatihan Pertanian dan Perdesaan Swadaya (P4S) Saka Tani Tegal dengan bangga memperkenalkan melon hasil budidaya Mudi.

Editor: abduh imanulhaq
PEMKAB TEGAL
Abdul Syuku memperkenalkan melon hasil budidaya Mudi, petani binaan yang menggunakan cendawan Trichoderma SP hasil kulturnya. 

TRIBUNJATENG.COM, SLAWI - Abdul Syukur, Ketua Pusat Pelatihan Pertanian dan Perdesaan Swadaya (P4S) Saka Tani Tegal dengan bangga memperkenalkan melon hasil budidaya Mudi, petani binaan yang berhasil digaetnya untuk menggunakan cendawan Trichoderma SP hasil kulturnya.

“Dengan memanfaatkan cendawan Trichoderma, tanaman melon yang notabene tanaman horti yang rentan serangan penyakit, menunjukkan ketahanan terhadap organisme pengganggu tanaman dan fusarium,” jelasnya di sela -sela kegiatan Serah Terima Bantuan Pemerintah untuk P4S Wilayah DKI Jakarta dan Jawa Tengah di Desa Penarukan, Adiwerna, Kabupaten Tegal, Rabu (15/9/2021).

Syukur panggilan akrabnya, menggaet petani-petani wilayah Kecamatan Adiwerna untuk memanfaatkan Trichoderma dalam usaha tani mereka.

Tak hanya pada budidaya padi miliknya, Syukur pun mengajak Mudi untuk memanfaatkan cendawan ini dalam budidaya hortikultura, khususnya melon.

Ia memilih Trichoderma karena dipercaya sebagai agensi hayati yang tidak merusak tanah.

“Kalau kita menggunakan obat sintetis itu penyakit memang sembuh tapi dampaknya bakteri yang baik di dalam tanah juga ikut mati,” imbuhnya.

Mudi menyebut produknya sebagai melon premium, melon Golden Alisha dengan warna oranye, tekstur daging buah yang renyah, dan rasa yang manis.

Dengan luasan lahan terbatas, melon premium miliknya mampu memasok hotel di wilayah Tegal.

Mudi menyatakan ketertarikannya dalam memanfaatkan cendawan Trichoderma yang telah terbukti meningkatkan produktivitas usaha taninya.

“Dengan mengetahui pemanfaatan (cendawan) Trichoderma ini, produksi melon saya meningkat, mengurangi gagal panen,” jelasnya.

Tanaman melon miliknya mendapatkan perlakuan Trichoderma secara berkala.

Dimulai pada saat sebelum tanam pada fase olah lahan, dilanjutkan 14 hari setelah tanam (hst) dilanjutkan dengan interval 2 minggu sampai dengan 58 hst, dengan aplikasi kocor.

“Saya perlu banyak belajar lagi untuk mengembangkan cendawan ini, karena terbukti meningkatkan rasa dan produksi melon,” lanjutnya.

Syukur merespon baik keinginan Mudi untuk memperdalam keterampilan pembiakan Trichoderma di P4S-nya guna meningkatkan produksi tanaman melon.

Halaman
12
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved