Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Nasional

Etnografer Sebut Butuh 10 Tahun untuk Adaptasi dengan Pandemi: Mental Harus Kuat!

Butuh waktu setidaknya 10 tahun bagi umat manusia untuk beradaptasi dengan perilaku dan peradaban baru seperti sekarang ini.

(AFP/JUNI KRISWANTO)
Ilustrasi protokol kesehatan - Peserta mengikuti ujian Seleksi Kompetensi Bidang (SKB) Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) di Surabaya, Selasa (22/9/2020). Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kota Surabaya menggelar ujian SKB yang diikuti 1.142 peserta CPNS dengan menerapkan protokol kesehatan pencegahan Covid-19 secara ketat. 

TRIBUNJATENG.COM, JAKARTA - Pandemi Covid-19 mengubah perilaku masyarakat dan peradaban manusia.

Hal itu membuat orang-orang kaget dan mengalami gegar budaya.

Butuh waktu setidaknya 10 tahun bagi umat manusia untuk beradaptasi dengan perilaku dan peradaban baru seperti sekarang ini.

Baca juga: Nyatakan Tak Rela Anies Baswedan Jadi Presiden, Giring Ganesha Dibully Netizen

"Minimal 10 tahun ini untuk pandemi seperti sekarang ini.

Tapi kita enggak bisa menjamin apalagi kita sangat tergantung kepada vaksinasi, dengan targer pencapaian herd immunity.

Penduduk Indonesia saja ada 270 juta, sementara kita vaksin cuma punya berapa, kita tunggu herd immunity tercapai," kata Etnografer Evi Aryati Arbay saat berbincang dengan Tribun, Senin(20/9/2021).

Namun, ujar Evi, pemerintah memang tidak hanya mengandalkan program vaksinasi agar tercipta herd immunity.

Ada beberapa skenario salah satunya bagaimana menurunkan status pandemi menjadi endemi.

"Mungkin itu jalan tengahnya yang mana vaksin dulu dikedepankan," ujar Evi. Pandemi covid-19 seperti sekarang ini lanjut Evi memang efeknya sangat luar biasa.

Jadi kata dia tidak hanya berdampak kepada kunjungan wisata ekonomi dan lain-lain, tetapi juga kepada peradaban manusia.

Karena itu lanjut dia masyarakat harus kuat mental menghadapi perubahan peradaban manusia mendadak seperti sekarang ini.

"Kalau bicara peradaban dari masyarakat tradisional ke masyarakat modern, penggunaan tools teknologi lebih dominan daripada sebelummya," ungkapnya.

"Interaksi antar mamusia mesti bisa ketemu dengan virtual life, perlu adaptasi tools digital atau virtual, mau enggak mau dipaksa menggunakannya, hidup seperti itu sekarang juga ada real life and virtual life."

"Saya yakin ini berpengaruh dan melelahkan juga.

Karna terlalu lama hidup virtual lebih capai daripada kehidupan riil.

Halaman
12
Sumber: Tribunnews.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved