PPKM Level 2
Saat Ini Anak-anak Rindu ke Sekolah Bukan ke Mal, Benarkah?
Syaiful Huda juga mengkritisi lambannya sekolah tatap muka. Menurutnya anak-anak sekarang sudah sangat rindu pergi ke sekolah bukan ke mal.
TRIBUNJATENG.COM, JAKARTA -- Ketua Komisi X DPR RI Syaiful Huda juga mengkritisi lambannya sekolah tatap muka. Menurutnya anak-anak sekarang sudah sangat rindu pergi ke sekolah bukan ke mal.
"Setahuku anak-anak rindu sekolah, tidak rindu mal. Karena itu, di mata saya ya, yang membidangi pendidikan, rasanya belum perlu anak-anak kita untuk diberi akses, diberi kesempatan untuk ke mal," kata Huda.
Politisi PKB itu bahkan sesumbar berani mengatakan jika ada survei soal kerinduan anak-anak di masa pandemi, maka opsi rindu ke sekolah lebih tinggi ketimbang ke mal.
"Saya meyakini hasil surveinya kira-kira 99 persen anak-anak akan ingin kembali ke sekolah karena anak-anak rindu kembali ke sekolah," ujarnya
Dia meminta sebaiknya pemerintah fokus bagaimana mengembalikan anak-anak untuk belajar di sekolah. "Jadi manfaatkan momentum ini ketimbang ke mal, mending balik ke sekolah dan ini dirindukan anak-anak," pungkasnya.
Pakar epidemiologi Griffith University Dicky Budiman mengatakan sekolah sangat vital dan strategis karena itu perlu diingat bahwa ada anak-anak yang bakal kehilangan waktu emasnya saat tidak pergi ke sekolah.
"Sekolah itu amat vital dan strategis, karena perlu diingat, ada anak-anak dengan usia yang mana mereka tidak bisa kehilangan waktu emasnya," kata Dicky.
Dicky menerangkan bahwa di masa tumbuh kembang anak yang berada di dalam masa emasnya, membutuhkan rangsangan multi sensorik, rangsangan untuk berinteraksi tatap muka, serta melakukan berbagai kegiatan fisik. Semuanya itu hanya dapat dilakukan dengan interaksi langsung.
"Selain itu, dalam setiap pandemi, sekolah itulah yang paling akhir ditutup, dan ketika pandemi membaik, bukan mal atau lainnya yang dibuka pertama kali, tetapi sekolah," jelas Dicky.
Harus dipahami, kata Dicky, ini adalah persoalan yang menyangkut generasi muda penerus, masalah human development index yang sangat vital.
"Akan sangat fatal dan salah kaprah, ketika sekolah ditutup, anak-anak belajar di rumah, sementara aktivitas orang dewasa dilakukan, orang tua kembali kerja, atau ibunya ke mal," ungkap Dicky.
Bahkan, kondisi demikian bisa menempatkan anak pada posisi yang semakin terbelakang. Selain itu, kata Dicky, kondisi ini juga tidak akan efektif dalam melandaikan kurva.
Dicky mengatakan kurva Covid-19 akan turun, saat sekolah ditutup, maupun fasilitas umum lainnya ditutup atau tidak ada aktivitas.
Namun demikian, harus dipahami bahwa saat sekolah tatap muka dibuka kembali, maka pemerintah pusat dan pemerintah daerah, harus berpihak pada pendidikan, berpihak pada anak.
"Caranya adalah dengan penguatan intervensi seperti 3T, 5M, dan vaksinasi, dengan peningkatan PPKM yang diarahkan ke level 1, supaya aktivitas sekolah, bekerja atau aktivitas lainnya bisa dilakukan dengan aman, tanpa berpotensi memperburuk situasi pandemi," ujar Dicky.
Sayangnya, kata Dicky, hal ini belum semua dilakukan oleh setiap daerah. Level PPKM di setiap daerah saat ini, menurut Dicky, seperti Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, maupun Jawa Timur, Yogyakarta atau sebagian Jawa Timur, variasi levelnya masih sangat tinggi.
Perlu diingat, kata Dicky, masalah keamanan sekolah tatap muka bukan hanya bicara soal kurikulum yang disesuaikan, maupun infrastruktur kelas yang disesuaikan untuk mencegah penularan Covid-19.
"Akan tetapi, laju penyebaran Covid-19 di komunitas atau masyarakat juga harus dikendalikan, ini yang juga menjadi kewajiban pemda. Selain itu, sekolah juga harus punya pendamping, yaitu Dinkes (dinas kesehatan), petugas kesehatan puskesmas atau dokter," jelas Dicky. (Tribun Network/den/fah/kps/who/wly)
Baca juga: Lini Belakang Real Madrid Tak Menjanjikan, Florentino Perez Goda Bek Chelsea, Inter Milan dan PSG
Baca juga: Hasil, Klasemen, Top Skor Serie A Liga Italia, Inter Milan Kokoh di Puncak, Atalanta Geser AS Roma
Baca juga: Tanggapi Ancaman PDIP Bagi Kader yang Bahas Capres 2024, Ganjar: Enggak Ngurusin Itu
Baca juga: UPDATE : Jokowi Izinkan PON Papua Dihadiri Penonton hingga Tamu Wajib Beli Noken dan Koteka
KENAPA WHO - UNICEF Minta Pemerintah RI Segera Gelar Sekolah Tatap Muka? |
![]() |
---|
Anak di Bawah 12 Tahun Boleh Masuk Mal |
![]() |
---|
BERITA LENGKAP : Nihil Level 4 di Jawa-Bali, Presiden Minta Super Waspada Gelombang Ketiga |
![]() |
---|
RESMI! PPKM Diperpanjang Hingga 4 Oktober 2021: Anak-anak Boleh Masuk Mal Hingga Pembukaan Liga 2 |
![]() |
---|