Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Viral

Putri Jenderal Korban G30S/PKI Ini 20 Tahun Sembuhkan Trauma di Desa Kecil, Dihantui 1 Pertanyaan

Wanita ini berjuang mengobati luka batin karena memori pembunuhan ayahnya atas peristiwa G30S/PKI

Editor: muslimah
zoom-inlihat foto Putri Jenderal Korban G30S/PKI Ini 20 Tahun Sembuhkan Trauma di Desa Kecil, Dihantui 1 Pertanyaan
via Intisari
Jend Achmad Yani dan kelurganya

Tentu tidak mudah bagi Amelia menuliskan peristiwa mengenaskan tersebut, ia bercucuran air mata saat menulis buku tersebut.

Rasa trauma yang ia miliki berhasil membangun visualisasi seakan-akan ayahnya datang kembali dan merasa dekat dengannya.

"Seolah-olah saya dibimbing untuk menulis."

"Kan nulisnya bukan siang hari, saya nulisnya malam hari, jam tiga pagi, jam satu malam, ketika sepi, tidak ada siapa-siapa,"

"Saya seperti ada yang mendorong untuk menulis dan jawaban itu seperti ada di situ," ujarnya.

Amelia Yani ternyata hidup 20 tahun di sebuah dusun daerah Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), sejak 1988.

Di sana ia berhasil menyembuhkan rasa dendam, amarah dan benci yang ia rasakan.

"Tapi, kemudian, saya pindah ke desa, saya pindah ke sebuah dusun, dusun Bawuk namanya (Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, 1988). Enggak ada listrik."

"Tinggal di desa itulah yang menyembuhkan saya dari semua rasa dendam, rasa amarah, rasa benci, kecewa, iri hati, dengki.

"Itu hilang. Di desa, itu hilang. Lebih dari 20 tahun saya di sana. Jadi hampir seperempat abad, saya ada di desa. Ketika itu saya menyekolahkan (mulai SMA) Dimas (anak tunggal) ke Australia,"

"Saya sendiri di desa. Bangun pagi, jam enam saya sudah di sawah. Saya punya sawah, saya punya kolam ikan gurame, punya pohon buah-buahan, mangga, saya punya pepaya, pisang.

"Semua, semua saya punya, punya ayam, saya jualan telur ayam, tapi rugi terus, enggak pernah untung, enggak tahu kenapa,

"Itulah belajar. Saya banyak bergaul dengan petani. Saya ke Bukit Menoreh. Kalau orang ingat (buku seri) Api di Bukit Menoreh, saya sudah sampai di ujungnya, di Puncak Suryoloyo itu.

"Waktu malam 1 Suro, mereka semua (warga) ke puncak gunung. Dan, saya sudah di sana, saya sudah ke mana-mana," ungkap Amelia

Akhirnya Amelia dan anaknya pindah kembali ke Jakarta tahun 2019.

Halaman
1234
Sumber: Intisari
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved