Berita Kudus

Kabupaten Kudus Mengalamai 4 kali Deflasi: Tinggi Sekali Kasus Covid-19

Pemerintah Kabupaten Kudus mengalami 4 kali momen deflasi karena pengaruh kasus virus corona yang tinggi.

Penulis: Rifqi Gozali | Editor: Daniel Ari Purnomo
Tribun Jateng/ Rifqi Gozali
Kepala BPS Kudus Rahmadi Agus Santosa. 

TRIBUNJATENG.COM, KUDUS - Perkembangan ekonomi di Kabupaten Kudus pada September 2021 mengalami deflasi sebesar 0,03 persen.

Deflasi yang terjadi ini merupakan keempat kalinya sepanjang Januari sampai September 2021.

"Ini merupakan deflasi keempat. Deflasi tiga kali sebelumnya terjadi pada April, Juni, dan Juli 2021. Juni dan Juli deflasi karena Kudus tinggi sekali kasus Covid-19," ujar Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kudus, Rahmadi Agus Santosa, Senin (4/10/2021).

Baca juga: Warga Kudus Olah Goni Limbah Pabrik Jadi Karya Bernilai Tinggi, Ada Figur Soekarno hingga Gus Baha

Baca juga: Hartopo Percepat Vaksinasi di Kudus, Stok Vaksin Dosis Satu Tak Boleh Numpuk

Agus mengatakan, deflasi yang terjadi pada September 2021 ini disebabkan adanya penurunan harga yang ditunjukkan oleh turunnya indeks pengeluaran kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 0,42 persen.

"Terjadi over produksi. Misalnya telur daging ayam tetapi daya serap masyarakat rendah. Jadi permintaan kecil tapi produksi tinggi. Kemudian selain telur ada cabai merah, rawit, daging ayam ras, dan bawang. Makanya cabai yang setinggi langit harga terjun bebas," kata dia.

Sedangkan kelompok pengeluaran yang mengalami inflasi yaitu kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,31 persen.

"Kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,31 persen. Kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,26 persen, kelompok transportasi sebesar 0,07 persen, dan kelompok kesehatan sebesar 0,01 persen," tandasnya.

Sementara ketika dihitung secara keseluruhan dari Januari sampai September 2021 Kudus terjadi inflasi sebesar 0.62 persen.

Kemudian tingkat inflasi tahun ke tahun September 2021 terhadap September 2020 sebesar 1,45 persen.

"Biasanya kalau pertumbuhan ekonomi bagus harus inflasi. Cuma inflasi ada patokannya jangan terlalu tinggi," kata dia.

Sumber: Tribun Jateng
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved