Berita Video
Video Tak Lagi Gelap Gulita, Surya dan Kincir Hasilkan Listrik di Dusun Bondan Cilacap
Perubahan besar terjadi saat tenaga surya dan angin berpadu menjadi Pembangkit Listrik Tenaga Hybrid (PLTH) sumber baru cahaya di desa itu
Penulis: Permata Putra Sejati | Editor: abduh imanulhaq
TRIBUNJATENG.COM, CILACAP - Berikut ini video tak lagi gelap gulita, surya dan kincir hasilkan listrik di Dusun Bondan Cilacap.
Temaram lampu minyak menjadi satu-satunya sumber cahaya selama kurang lebih 20 tahun.
Desa itu dulu dikenal gelap gulita dan tidak banyak aktifitas sosial setelah malam menyapa.
Sedikit demi sedikit warga Dusun Bondan, Desa Ujung Alang, Kecamatan Kampung Laut, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah mulai bangkit dari ketertinggalan.
Perubahan besar terjadi saat tenaga surya dan angin berpadu menjadi Pembangkit Listrik Tenaga Hybrid (PLTH) sumber baru cahaya di desa itu.
Kehadiran Pertamina Refinery Unit IV Cilacap turut membangun PLTH melalui Program Energi Mandiri Tenaga Surya dan Angin (E-Mas Bayu) menjadi solusi yang diidamkan.
Dusun yang dihuni 78 kepala keluarga itu sudah sejak lama tidak dialiri listrik.
Warga setempat, Susi Susanti bercerita, tinggal di Dusun Bondan awalnya menjadi sebuah cobaan dan kesulitan tersendiri.
Jangankan mengakses perangkat elektronik, penerangan rumah saja masih harus mengandalkan klenting (semacam lampu minyak dalam bahasa setempat).
Warga biasanya menggunakan Aki untuk mengumandangkan Adzan menjadi penanda waktu ibadah warga.
Tak banyak aktifitas di malam hari.
Hanya para lelakinya yang biasa keluar malam mengecek tambak udang memastikan tidak ada hewan liar.
"Dulu itu makan malam kalau bisa sebelum pukul 18.00 WIB, sebab kalau malam itu gelap dan remang-remang.
Apalagi menyuapi makan anak pakai lauk ikan yang banyak duri itu kasihan, belajar juga masih sulit sekali," ungkapnya kepada Tribunbanyumas. com, Rabu (6/10/2021).
Namun kehidupan malam yang gelap itu mulai sirna, diganti dengan tontonan acara-acara di televisi.
Sukacita itu tidak terlepas dari perjuangan warga desa dibantu oleh Pertamina Refinery Unit IV Cilacap.
Dusun Bondan adalah Dusun terpencil yang hanya bisa diakses dengan menyusuri laut.
Juru bicara pengurus PLTH yang juga Ketua Koperasi Bondan Sejahtera, Muhammad Jamaludin, mengatakan perubahan itu bermula saat ada bantuan dari Pertamina berupa instalasi Hybrid Electric One Pool (HEOP) di beberapa rumah.
Pada 2017, masyarakat berhasil mengembangkan 5 kincir angin dan 24 panel surya dengan kapasitas sebesar 12.000 WP (Watt Peak) yakni watt tertinggi yang dapat dihasilkan dari sistem pembangkit tenaga surya.
Dengan dukungan Pertamina dan dibantu Politeknik Negeri Cilacap pada 2021 berhasil mengembangkan PLTH dengan kapasitas listrik 16.200 Watt Peak.
PLTH mampu mendorong penurunan emisi hingga 1,1 ton equivalent (Eq) CO2, karena menggunakan Energi Baru Terbarukan dengan memanfaatkan energi surya dan angin.
Dengan kapasitas 16.200 WP, PLTH mampu menerangi kurang lebih 40 rumah di Dusun Bondan.
Per kepala keluarga dikenakan tarif Rp 25 ribudan masih dibatasi daya listriknya sebesar 500 watt per hari.
"Dulu 2018 baru 6.000 WP kemudian pada 2019 menjadi 12.000 dan saat ini 16.200 WP.
Banyak perubahan yang dirasakan baik dari kegiatan sosial dan ekonomi.
Contohnya sekarang anak-anak dapat belajar menggunakan listrik tanpa mengenal waktu,"ungkapnya.
Sementara itu Kepala Dusun Bondan, Irawan menuturkan dari 74 kepala keluarga dan 202 jiwa ada 40 rumah yang memanfaatkan listrik melalui PLTH.
Sementara sisanya masih menggunakan listrik dari desa lainnya yang telah mendapat akses listrik secara langsung.
Keberadaan PLTH nyatanya bukan sekedar mengatasi permasalahan listrik di Dusun Bondan.
Akses air bersih yang selama ini menjadi kesulitan mampu teratasi dengan adanya Sistem Desalinasi Air Berbasis Masyarakat (Sidesi Mas).
Sidesi Mas adalah sistem pengolahan air payau menjadi air tawar yang disaring menggunakan filter dan diproses pemisahan menggunaan mesin membran.
Mesin filter itu berfungsi menyaring kotoran, dan mesin membran ini memisahkan air payau menjadi air tawar.
"Air dialirkan ke penampungan kemudian masuk ke tandon untuk diendapkan selama satu hari.
Setelah itu air masuk ke dalam tandon dan didalamnya ada mesin membran, disitulah pemisahan antara air payau dan tawar," ujar Ketua Sidesi Mas, Muhammad Saefulah.
Ia mengatakan pengoperasian mesin tergantung pada kebutuhan, sebab kalau sedang hujan mesin tidak dipakai dan warga memilih menggunakan air hujan untuk kebutuhan.
Sidesi Mas mulai dioperasikan sejak 2020.
Dalam sehari biasanya mesin dua kali beroperasi dengan jeda 8 jam untuk di istirahatkan.
Sidesi Mas mampu menghasilkan 2.000 liter air bersih perhari.
Warga biasanya mengambil air dengan jerigen, dan dikenakan tarif per jerigen Rp 1.500.
Iuaran itu digunakan untuk keperluan perbaikan dan perawatan mesin.
Setiap harinya warga dibatasi hanya boleh mengambil lima jerigen, dengan isi masing-masing jerigen 30 liter.
Keberadaan PLTH selain bermanfaat sebagai penerangan rumah warga , tetapi juga untuk menghidupkan mesin Desalinasi itu sendiri.
Kemudahan mendapatkan akses air bersih di Dusun Bondan, tidak terlepas dari masa lalu yang begitu sulit mendapat tetesan air tawar.
Karena sebelum ada Sidesi Mas, warga Dusun Bondan harus mengambil air di salah satu mata air di Pulau Nusakambangan.
Waktu tempuhnya sendiri kurang lebih 2-3 jam menuju sumber mata air tersebut dan memakan biaya yang juga tidak sedikit.
"Waktu tempuh bisa sampai 3 jam lebih dan disana harus antre.
Berangkat harus pagi-pagi sekali karena kalau agak siang kita bisa tidak kebagian jatah," ujarnya.
Mata air tersebut berasal dari sebuah gua yang menampung air khusus warga Kampung Laut.
Ia mengatakan air hasil Desalinasi sudah layak dikonsumsi, akan tetapi tetap harus direbus dulu.
Pejabat Sementara (Pjs) Area Manager Communication, Relations & CSR PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Unit Cilacap, Ibnu Adiwena mengatakan pembangunan PLTH adalah wujud perhatian terhadap daerah-daerah 3 T, yaitu terluar, tertinggal dan terpencil.
Ia mengatakan PLTH di Dusun Bondan sedikit meniru konsep yang sama seperti di Pantai Simo di Yogyakarta.
Maka dibuatkan permodelan, pemanfaatan energi dengan mengkombinasikan antara kincir angin sebagai tenaga angin dan solar panel sebagai tenaga surya.
"Tentunya harapannya agar ekonomi bisa tumbuh, akses pendidikan menjadi lebih baik, dan ini juga upaya kami dalam program SDG's, yaitu pengentasan kemiskinan," terangnya.
Kendala yang dihadapinya saat ini menurutnya adalah memastikan agar solar panel dan kincir dapat bekerja dengan baik.
Karena memang diakuinya sumberdaya manusia masih kurang sehingga perlu edukasi terkait maintenance.
Kehadiran PLTH jelas sangat membantu, terutama dalam mempermudah akses informasi sehingga dapat memberikan ilmu dan pemahaman kepada para warga.
"Sangat ironis di Jawa masih ada daerah 3 T, sudah saatnya mereka dapat akses listrik yang layak, kasihan malam tidak ada pencahayaan.
Tentunya ini bisa lebih meningkatkan taraf hidup yang berkualitas," tutupnya.
Atas kerja keras dan kerjasama Dusun Bondan di Desa Ujungalang, Kecamatan Kampung Laut, Kabupaten Cilacap dinobatkan sebagai Desa Mandiri Energi tingkat Provinsi Jawa Tengah. (Tribunbanyumas/jti)
TONTON JUGA DAN SUBSCRIBE :