Berita Karanganyar

Kelompok Pengelola Sistem Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Diminta Cek Kualitas Air Secara Rutin

Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Karanganyar meminta supaya kelompok pengelola sistem penyediaan air minum dan sanitasi (Kpspams)

Penulis: Agus Iswadi | Editor: Catur waskito Edy
agus iswadi
Bupati Karanganyar, Juliyatmono menandatangani pernyataan komitmen bersama kelompok pengelola sistem penyediaan air minum dan sanitasi di Hotel Taman Sari Karanganyar, Senin (18/10/2021).  

TRIBUNJATENG.COM, KARANGANYAR - Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Karanganyar meminta supaya kelompok pengelola sistem penyediaan air minum dan sanitasi (Kpspams) melakukan pengecekan kadar air secara rutin guna menjaga kualitas air yang dikonsumsi masyarakat. 

Berdasarkan informasi yang dihimpun dari DKK Karanganyar, tercatat ada sejumlah 147 Kpspams di wilayah Kabupaten Karanganyar. Dari jumlah itu ada 80 perwakilan Kpspams yang mengikuti advokasi pengawasan kualitas air minum bagi Kpspams menuju akses air minum aman bersama DKK Karanganyar di Hotel Taman Sari, Senin (18/10/2021). 

Bupati Karanganyar, Juliyatmono menyampaikan, selama ini program penyediaan air minum dan sanitasi berbasis masyarakat (Pamsimas) yang telah diserahkan kepada masyarakat kemudian dikelola oleh Kpspams. Oleh karena perlu dilakukan pengawasan dan pengecekan terhadap kadar airnya guna mengetahui kualitas air yang selama ini digunakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. 

Baik itu pemeriksaan internal dari pengelola sistem penyediaan air maupun pemeriksaan eksternal yang dilakukan petugas sanitarian puskesmas setempat. 

"Kualitas air harus diperiksa dan harus rutin dilaporkan. Nanti harus dilabkan (uji laboratorium). Sehingga diketahui kadar airnya. Harapan kita air yang dikonsumsi masyarakat, airnya bersih," katanya kepada Tribunjateng.com. 

Dalam kesempatan itu, Yuli meminta kepada kelompok pengelola penyedia air minum dan sanitasi supaya melaporkan apabila mengalami kendala. Dia mencontohkan, saat kemarau sumber air kering, mungkin perlu dicek kedalamannya. Sehingga dapat diintervensi dengan menambah kedalaman sumber air. 

Sementara itu Kepala DKK Karanganyar, Purwati mengatakan, pemeriksaan bakteriologi paling tidak dilakukan sebulan sekali. Sedangkan pemeriksaan kimia dilakukan 3 bulan sekali. 

"Sejauh ini memang belum maksimal. Maka ini dikumpulkan untuk advokasi sehingga nantinya bisa rutin," ungkapnya. 

Pemeriksaan dapat dilakukan di laboratorium milik DKK Karanganyar. Pengambilan sampel nantinya dilakukan oleh petugas sanitarian masing-masing puskesmas. Adapun biaya pemeriksaan bakteriologi Rp 40 ribu dan pemeriksaan kimia Rp 80 ribu. 

Lanjutnya, Pemda berharap pengelola dapat menambahkan biaya yang dibebankan kepada pengguna air. Sehingga biaya itu dapat digunakan untuk pemeriksaan baik itu bakteriologi dan kimia. 

Dari hasil pemeriksaan yang selama ini dilakukan terhadap kadar air, bakteri yang ditemukan biasanya bakteri E-coli. Purwati mengungkapkan, penyebabnya bisa dari adanya kebocoran pipa dan rembesan air sanitasi. Sehingga perlu dilakukan pengecekan secara berkala terhadap air pamsimas guna menjaga kadar airnya. (Ais).

Baca juga: Viral Aksi Truk Oleng Gagal di Batang, Truk Hilang Kendali, Serempet Penonton yang Asyik Merekam 

Baca juga: Menpora Zainudin Amali Bicara Kemenangan Indonesia di Thomas Cup 2020, Singgung Bendera?

Baca juga:  Soal Ganjil Genap di Kawasan Wisata, Bupati Karanganyar: Belum Saatnya

Baca juga: Bupati Jepara Lepas 4 Atlet ke Pekan Paralimpik Papua 2021, Janjikan Bonus ke Peraih Medali

Sumber: Tribun Jateng
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved