Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Unsoed Purwokerto

Mahasiswa Unsoed Purwokerto Ubah Limbah Bunga Kering Jadi Buket Bunga Vintage and Rusthic

Ancaman pencemaran tanah, air dan udara akibat limbah rumah tangga maupun limbah industri berada di sekitar kita.

Editor: abduh imanulhaq
UNSOED
Buket Bunga Vintage & Rusthic hasil karya mahasiswa FEB Unsoed Purwokerto 

TRIBUNJATENG.COM, PURWOKERTO - Empat mahasiswa Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto Purwokerto berinovasi membuat buket bunga kering dengan konsep vintage and rusthic.

Mereka adalah Sri Rahayu Utari, Miftahul Janah, Pricilia Putri Utami, dan Muhammad Reza Elhajj.

Diketahui, ancaman pencemaran tanah, air dan udara akibat limbah rumah tangga maupun limbah industri berada di sekitar kita.

Limbah yang tidak dikelola dengan baik akan menjadi sumber penyakit serta mengganggu keindahan lingkungan.

Salah satu cara mengurangi bahaya limbah yaitu dengan memilah limbah menjadi limbah basah dan limbah kering.

Di antara berbagai jenis limbah tersebut terdapat limbah bunga yang sudah layu atau bunga kering.

Padahal salah satu jenis limbah ini mampu memberikan nilai ekonomis yang tinggi.

Upaya pemanfaatan limbah bunga kering sangat diperlukan, agar dapat mengurangi pencemaran lingkungan.

Salah satu alternatif yang dapat dilakukan adalah dengan memanfaatkan limbah bunga kering sebagai bahan dasar dalam pembuatan buket bunga kering.

Peluang usaha buket bunga kering di Indonesia saat ini cukup besar. T

erlebih lagi produk bisnis ini masih terbilang jarang di Purwokerto.

Padahal banyak sekali inovasi-inovasi yang bisa diambil dari bunga kering ini karena buket bunga sendiri sering masyarakat gunakan sebagai simbol untuk mengungkapkan perasaan kepada seseorang.

Di bawah bimbingan Lina Rifda Naufalin, S.Pd., M.Pd., keempat mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsoed tersebut berinovasi membuat buket bunga kering dengan konsep vintage and rusthic.

Sri Rahayu Utari selaku ketua tim mengatakan, buket ini terbuat dari bahan dasar bunga kering dan berbagai macam jenis wrapping yang akan menambah kesan cantik pada produk.

Produk ini memiliki keunikan tersendiri.

“Alasan kami memilih bunga kering sebagai bahan utama adalah karena bunga kering memiliki suasana yang rusthic dan estetik sesuai dengan trend yang ada pada saat ini, dimana masyarakat umum terutama kalangan remaja dan mahasiswa sedang menyukai trend yang berbau vintage” ungkapnya.

Vintage sendiri identik dengan suasana klasik dan rusthic yang artinya nuansa unik.

Trend yang berlaku saat ini bisa menjadi peluang berbisnis bagi kami untuk memanfaatkan bunga kering sebagai objeknya.

“Selain memiliki keunikan tersendiri, produk ini juga memiliki beberapa keunggulan yaitu visual/tampilan buket dibuat semenarik mungkin dengan beragam jenis varian bunga yang akan ditawarkan, pengemasan yang menarik, dan serta mampu bertahan dalam waktu yang cukup lama yaitu berkisar 1-2 bulan tergantung dari perawatan bunganya”, urai Sri Rahayu.

Keunikan yang ada pada produk inovasi Sri Rahayu dkk ini mengantarkan merekalolos Pendanaan PKM (Program Kreativitas Mahasiswa) Kewirausahaan hingga sampai ke ajang PIMNAS (Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional) ke-34 di Sumatera Utara.

PIMNAS merupakan puncak pertemuan nasional perwujudan kreativitas dan penalaran ilmiah mahasiswa yang terjadwal secara akademik oleh perguruan tinggi dalam meningkatkan budaya kompetisi akademik dan unjuk prestasi di kalangan mahasiswa secara nasional. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved