Berita Tegal
Ketimbang Gadget, Anak-anak Pesisir Muarareja Tegal Lebih Gemar Buat Miniatur Kapal Nelayan
Kehadiran pandemi Covid-19 meningkatkan kecenderungan anak-anak dalam memegang gadget.
Penulis: Fajar Bahruddin Achmad | Editor: sujarwo
TRIBUNJATENG.COM,TEGAL - Kehadiran pandemi Covid-19 meningkatkan kecenderungan anak-anak dalam memegang gadget. Terlebih saat diberlakukannya pembelajaran secara daring.
Bahkan tidak sedikit anak-anak yang sudah kecanduan gadget.
Tetapi berbeda dengan anak-anak pesisir di RT 02 RW 02 Kelurahan Muarareja, Kecamatan Tegal Barat, Kota Tegal.
Anak-anak di lingkungan tersebut justru memanfaatkan waktu luang untuk membuat kerajinan miniatur kapal nelayan.
Kerajinan tersebut bahkan kini menghasilkan uang bagi mereka.
Seperti yang dilakukan oleh David Beckham (15), Cestahafis (11), Arya Pangestu (10), Raihan (12), dan Alwi (9).
David bercerita, ia dan teman-temannya memang biasa membuat miniatur kapal nelayan bersama di rumahnya.
Biasanya setelah pembelajaran secara daring selesai.
"Iya sering, apalagi kalau musimnya buat kapal," kata David, siswa kelas 7 SMPN 3 Kota Tegal, kepada tribunjateng.com, Minggu (24/10/2021).
David mengatakan, ia sendiri hobi membuat miniatur kapal sejak masih duduk di kelas 6 SD.
Ia sering melihat orang dewasa yang membuat kerajinan miniatur.
Setelah itu ia meniru dengan membuat kapal nelayan.
Ia mengatakan, satu miniatur kapal menghabiskan waktu pembuatan sekira satu minggu.
Bahannya ada yang menggunakan stik es krim, ada juga yang memakai busa.
"Satu kapal selesai sekira satu minggu. Ada kapal yang dibuat untuk sendiri, ada yang sudah pesanan orang," ujarnya.
David mengatakan, miniatur kapal buatannya juga banyak mendapatkan pesanan dari masyarakat.
Rata-rata yang pesan masih masyarakat setempat.
Ia mengatakan, miniatur kapalnya dijual mulai harga Rp 100 ribu sampai Rp 250 ribu.
Kapal yang menggunakan bahan stik es krim harganya mulai Rp 100 ribu.
Sedangkan yang menggunakan bahan busa harganya mulai Rp 200 ribu.
"Banyak yang pesan. Karena miniatur kapal nelayan ini sering dibuat mainan di laut. Kapalnya bisa mengapung," ungkapnya.
Orangtua David, Nur Hayati (33) mengatakan, anaknya sejak SD memang sudah hobi membuat miniatur kapal nelayan.
Selain itu terkadang juga membuat miniatur truk oleng.
Nur pun mengaku sangat mendukung hobi yang digeluti anaknya.
Karena itu kegiatan yang kreatif dan bermanfaat.
"Hobi anak seperti itu, malah bagus. Itu kreatif," katanya.
Nur mengatakan, sebagai orangtua yang terpenting anaknya bisa membagi waktu dengan belajar.
Ia menilai, hobi anaknya tersebut tidak menggangu belajar.
Nur pun ikut memantau waktu belajar dan waktu bermain.
"Kalau waktunya belajar ya belajar. Kalau waktu libur atau selesai sekolah, gak apa-apa. Bagus malah kreatif," ungkapnya. (*)