Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Semarang

Unnes Tambah Dua Guru Besar Perempuan Bidang Kimia

Universitas Negeri Semarang mengukuhkan dua profesor baru dari Fakultas Matamatika dan IPA.

Penulis: mamdukh adi priyanto | Editor: sujarwo
Dok. Unnes
Prof Nanik Wijayati dan Prof Sri Haryani dikukuhkan sebagai guru besar Bidang Kimia. 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Universitas Negeri Semarang (Unnes) mengukuhkan dua profesor baru dari Fakultas Matamatika dan IPA.

Mereka yakni Prof Nanik Wijayati dikukuhkan sebagai guru besar bidang Ilmu Kimia Organik dan Prof Sri Haryani dikukuhkan sebagai guru besar Bidang Pendidikan Kimia.

Pengukuhan dilaksanakan Rektor Unnes, Prof Fathur Rokhman di Gedung Auditorium Unnes Kampus Sekaran Gunungpati secara daring dan luring terbatas dengan penerapan protokol kesehatan ketat, Rabu (27/10/2021).

Prof Nanik menyampaikan orasi ilmiah berjudul 'Derivatisasi a-pinena dari Minyak Terpentin sebagai Bahan Baku Industri Parfum'.

Sedangkan Prof Sri Haryani menyampaikan orasi ilmiah berjudul 'Integrasi Keterampilan Abad 21 dalam Mendesain Perangkat Pembelajaran Kimia'.

Rektor Fathur menyampaikan, bertambahnya profesor baru adalah bukti konkret yang menunjukkan bahwa civitas akademika Unnes tetap produktif meskipun dalam suasana pandemi.

"Dua perempuan profesor hebat ini memberi teladan nyata, pandemi dapat direspons secara positif dengan terus berpikir dan berinovasi. Serta melahirkan berbagai gagasan kemaslahatan masyarakat, bangsa, dan negara," kata Prof Fathur, melalui keterangan tertulis.

Menurutnya, bagi Unnes, pengukuhan profesor ini memiliki makna khusus karena menunjukkan peningkatan kualifikasi dan kompetensi sumber daya manusia. Hal itu sebagai bagian dari kesiapan Unnes bertransformasi menjadi Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTN BH).

"Capaian sebagai profesor ini juga harus dimaknai sebagai sarana baru dalam meningkatkan kualitas dan pengbadian kepada masyarakat, bangsa, dan negara. Setelah dikukuhkan, para profesor harus semakin produktif sehingga mampu menghasilkan pemikiran, gagasan, dan inovasi yang bermanfaat luas terutama dalam mewujudkan indeks kinerja utama perguruan tinggi," katanya.

Prof Fathur menyampaikan bahwa dalam struktur masyarakat pendidikan tinggi, profesor adalah penghuni puncak piramida.

Posisi dalam puncak piramida tersebut membuat profesor memiliki keistimewaan tertentu yang tidak dimiliki masyarakat pendidikan tinggi lain, baik dosen, tenaga kependidikan, maupun mahasiswa.

"Keistimewaan yang melekat dalam diri profesor tersebut hendaknya dikonvsersi dalam bentuk karya nyata yang berdampak bagi masyarakat dan mendapat rekognisi internasional," terang Guru Besar Sosiolinguistik tersebut.

Saat membacakan orasi ilmiah, Prof Sri Haryani mengatakan pembelajaran sains termasuk kimia dipandang bukan hanya untuk pengalihan pengetahuan dan keterampilan (transfer of knowledge and skills) saja kepada peserta didik.

Lebih dari itu, juga untuk membangun High Order Thinking Skill (HOTS) atau melatih kemampuan berpikir tinggi peserta didik.

Untuk itu, Prof Sri Haryani menyampaikan peserta didik haruslah terlibat secara aktif dalam aktivitas pembelajaran untuk mengkonstruksi pengetahuan dan terlibat dalam perubahan konseptual.

"Melalui pembelajaran sains, calon Guru dapat mengembangkan berbagai model pembelajaran yang memenuhi aspek konstruktivis dan sesuai dengan karakteristik materi. Calon Guru diharapkan cakap mengintegrasikan antara teknologi, materi, dan pedagogi yang berinteraksi satu sama lain untuk menghasilkan pembelajaran berbasis TIK," jelasnya.

Dikesempatan yang sama, Prof Nanik Wijayati dalam orasi ilmiahnya menuturkan, bahwa pengembangan kimia bahan alam atau natural product di Indonesia dewasa ini masih terbatas pada inventarisasi, belum banyak menyentuh aspek transformasi bahan alam dan aplikasinya.

Oleh karena itu, Prof Nanik memberikan solusi Di masa mendatang harus dikembangkan inovasi agar daya guna dari bahan alam dapat dioptimalkan sebelum ditawarkan secara komersial.

"Jika inovasi produk dari a-pinena ini senyawa bahan parfum alam dapat ditemukan, maka dapat dirumuskan sintesis senyawa terpenoid derivat a-pinena yang tersebar dalam berbagai spesies tumbuhan dan digunakan dalam industri makanan, kosmetik dan farmasi," jelasnya.

Prof Nanik menambahkan, minyak terpentin sebagai bahan alam Indonesia sangat melimpah sehingga perlu dimanfaatkan sebagai bahan baku industri parfum dan industri kimia yang diolah menjadi produk inovasi yang bermanfaat untuk masyarakat.

Produk yang sudah diraih dalam penelitian, kata dia, dapat diaplikasikan dan diabdikan untuk memecahkan permasalahan dan menyejahterakan masyarakat Indonesia. (*)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved