Guru Berkarya
Model Scramble dalam Mengatasi Kebosanan Pembelajaran IPA
Tahapannya model pembelajaran scramble yaitu guru membuat kartu soal sesuai materi yang diajarkan, sambil membuat kartu jawaban dengan diacak nomernya
Oleh : Suharyono SPdSD, Guru SDN 02 Kajen Kab Pekalongan
MATA pelajaran yang dikaji oleh peserta didik di sekolah terutama jenjang pendidikan dasar beragam jenisnya. Masing-masing mata pelajaran memiliki ciri khas tersendiri yang menjadi fokus pembahasan.
Di antaranya adalah mata pelajaran yang memfokuskan pada makhluk hidup dan lingkungan di sekitarnya yaitu Ilmu Pendidikan Alam atau IPA. Semua materi yang di sajikan dalam IPA dominan terkait dengan makhluk hidup dan aktifitas tubuh manusia.
Melalui pembelajaran IPA diharapkan kelak dapat memberikan sumbangsih ilmunya sebagai ilmuwan. Salah satu konsep atau materi yang termuat dalam IPA kelas enam jenjang pendidikan dasar adalah tentang ciri-ciri khusus makhluk hidup.
Materi ini tidak akan lekang oleh perkembangan zaman dan sangat penting untuk disampaikan seperti yang terjadi SDN 02 Kajen Kecamatan Kajen Kabupaten Pekalongan. Peserta didik akan dapat mengetahui dan memahami dengan baik tentang ciri-ciri khusus makhluk hidup.
Pembelajaran IPA sebenarnya termasuk mata pelajaran yang menjadi kesukaan dari sebagian besar peserta didik di sekolah. Akan tetapi seringkali guru kurang dapat mengemas proses pembelajarannya dengan tepat.
Guru menyajikan proses pembelajaran seadanya tanpa menunjukkan inisiatif untuk menghadirkan yang lebih baik. Guru perlu melakukan perubahan paradigma dalam pembelajaran.
Guru harus dapat merumuskan dan memformulasikan penggunaan model pembelajaran yang tepat agar peserta didik dapat memahami dan tidak merasa tertekan selama proses pembelajaran. Memang tidak dapat dipungkiri bahwa pembelajaran IPA masih didominasi oleh metode ceramah.
Akibatnya, peserta didik tidak mendapatkan ruang untuk berinteraksi kepada guru maupun kepada peserta didik yang lain. Situasi pembelajaran menjadi monoton dan membosankan.
Hal tersebut jelas tidak sesuai dengan karakteristik pembelajaran IPA yang syarat dengan praktek, ketrampilam dan menciptakan. Akibatnya, hasil belajar peserta didik menjadi rendah dan jelek. Hasil belajar peserta didik yang rendah bisa dijadikan sebagai salah satu indikator bahwa guru belum berhasil dalam melaksanakan proses pembelajaran.
Model pembelajaran kooperatif yang menghibur dan menyenangkan perlu dihadirkan. Di antaranya adalah model pembelajaran scramble atau susunan huruf, kata dan kalimat.
Rober B. Taylor (2001) menjelaskan model pembelajaran scramble dalam Huda (2013) bahwa Scramble merupakan salah satu model pembelajaran yang dapat meningkatkan konsentrasi dan kecepatan berpikir peserta didik. Selain itu, model pembelajaran Scramble juga dapat mendatangkan permainan dalam proses pembelajaran.
Hesti Damayanti (2010: 3-4) menambahkan scramble adalah model pembelajaran yang menggunakan penekanan latihan soal yang dikerjakan secara berkelompok yang memerlukan adanya kerjasama antar anggota kelompok dengan berfikir kritis sehingga dapat lebih mudah dalam mencari penyelesaian soal.
Tahapannya model pembelajaran scramble yaitu guru membuat kartu soal sesuai materi yang diajarkan, sambil membuat kartu jawaban dengan diacak nomernya. Kemudian guru menyampaikan materi pembelajaran dan diikuti membagikan kartu soal pada kelompok yang telah dibentuk secara heterogen dan kartu jawaban.
Kelompok mengerjakan soal disusul dengan mencari kartu soal untuk jawaban yang cocok. Pada akhir pembelajaran, guru bersama peserta didik membuat simpulan dan pemberian refleksi dan evaluasi.
Antusiasme peserta didik sangat tinggi dalam mengikuti proses pembelajaran. Setiap tahapan dalam proses pembelajaran menggunakan model scramble membuat peserta didik fokus dan menikmati hingga akhir pembelajaran. Hasil belajar peserta didik juga terjadi kenaikan tatkala diadakan evaluasi diakhir pembelajaran. (*)