Berita Semarang
Yayasan Persadani Gencarkan Deradikalisasi Terhadap Anak-anak
Yayasan Persadani terus melakukan upaya menangkal radikalisme dan terorisme.
Penulis: rahdyan trijoko pamungkas | Editor: sujarwo
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Yayasan Putra Persaudaraan Anak Negeri (Persadani) terus melakukan upaya menangkal radikalisme dan terorisme.
Bahkan pengurus yayasan Persadani yang merupakan mantan narapidana terorisme (napiter) berupaya agar anak-anak tidak terjerumus radikalisme dan terorisme.
Satu diantaranya pengurus Persadani, Mac

hmudi Hariono alias Yusuf mantan napiter yang ditangkap Densus 88 antiteror pada 9 Juli 2003 lalu di rumah daerah Taman Sri Rejeki Kota Semarang tidak ingin anak-anaknya mengikuti jejak yang pernah dilaluinya.
Saat divonis 10 tahun penjara, Yusuf memang belum berkeluarga. Namun setelah menikah dan memiliki anak, ia sangat memperhatikan pendidikan tiga anaknya agar tidak ingin satupun terjerumus ke jalan yang pernah ditempuh ayahnya.
"Kami pilih pendidikannya, kami sudah ada rambu, dan tahu jika ada unsur radikalisme. Jangan seperti bapaknya," ujarnya saat ditemui di Semarang, Minggu (14/11/2021).
Untuk menangkal radikalisme, dirinya juga mengenalkan anaknya mencintai negara Indonesia, termasuk mengajarkan toleransi dan saling menghargai. Dirinya juga sering mengajak anaknya jika ada acaranya deradikalisasi.
"Hal ini untuk menumbuhkan kesadaran cinta negeri," ujarnya.
Menurutnya, hal serupa juga dirasakan anggota persadani lainnya terkait anak. Bahkan anggota lain anaknya ada yang sempat mendapatkan stigma negatif dari lingkungan ketika ayahnya ditangkap terkait kasus terorisme.
"Saat ayahnya ditangkap, ada anaknya yang menunda pendidikan SMA, dan memilih bekerja bantu ibu. Ada juga memilih sekolah di tempat jauh. Apa yang kami lakukan itu berimbas ke anak-anak," jelasnya.
Ia menuturkan para eks Napiter yang bergabung dengan Persadani benar-benar memperhatikan anak mereka. Para anggota berupaya menjadi sosok ayah yang bisa dijadikan panutan baik.
"Kini orang tua sudah hadir bersama mereka sebagai pupuk dan obat masalalu. Sang anak itu kan generasi penerus. Salah satu cara memutus aksi radikalisme dengan tidak memlih jaringan tapi memilih keluarga," terangnya.
Kanit 3 Subdit 4 Direktorat Intelkam Polda Jateng, Kompol Muhamad Kholid mengatakan kegiatan tersebut merupakan tindak lanjut peraturan Presiden nomor 7 tahun 2021 tentang Rencana Aksi Nasional Pencegahan dan Penanggulangan Ekstremisme Berbasis Kekerasan yang Mengarah pada Terorisme. Menjalankan implementasi tersebut dilakukan dengan cara melakukan pembinaan.
"Pembinaan dilakukan dengan silaturahmi bersama rekan-rekan Persadani yang notabene selama ini merupakan wadah dari saudara kita yang pernah ikut melaksanakan kegiatan atau terlibat gerakan terorisme. Kegiatan ini bisa kami akomodir melalui program deradikalisasi," tandasnya. (*)
DPRD Kota Semarang Dorong Dinkes Tingkatkan Pelayanan Kesehatan Masyarakat |
![]() |
---|
Ganjar Sebut Kehadiran Megawati di Semarang Obati Kangen Kader PDIP Jateng |
![]() |
---|
Prodi Kompak Polines Raih Akreditasi Internasional, Ini Harapan Direktur Polines Prof Totok Prasetyo |
![]() |
---|
Warga Semarang Terganggu Setiap Malam Jumlat dan Malam Minggu, Ini Gara-garanya |
![]() |
---|
Momen Wagub Taj Yasin Duduk Bareng Bu Mega, Dapat Amanat Turunkan Stunting |
![]() |
---|