Liga Italia
Jelang Liga Italia Lazio vs Juventus, Korban Berikutnya Setelah AS Roma dan Inter Milan?
Salah satu tim kuda hitam di Liga Italia musim 2021/2022 adalah Lazio. Dengan skuad yang dipreteli Inzaghi yang memilih hijrah ke Inter Milan
Untuk mewujudkan ambisinya, eks pelatih Chelsea tersebut membutuhkan tim yang banyak dan kuat dalam hal menguasai bola.
Itulah yang menjadi alasan, tiap klub yang dilatih Sarri akan banyak melakukan pergerakan tanpa bola saat melakukan serangan.
Hal tersebut berguna dalam memecah konsetrasi lawan sekaligus menciptakan banyak ruang untuk semakin banyak menguasai pertandingan.
Dengan begitu, Sarri membutuhkan gelandang cerdas yang memiliki visi bermain dan ketangguhan saat memegang bola.
Pun dengan full back yang dimiliki, full back dengan tipikal menyerang dan memiliki kemampuan dribel mumpuni adalah yang dibutuhkan Sarri.
Ketika di Chelsea misalnya, ia rela 'menenteng' Jorginho untuk ikut bersamanya pindah ke Stamford Bridge, padahal sang pemain mengaku nyaman berada di Napoli.
Jorginho yang memang memiliki atribusi kecerdasaan dan visi bermain yang tinggi membuat Sarri begitu mengandalkannya.
Lalu, Marcos Alonso, sebagai bek kiri Alonso yang memiliki kemampuan dalam hal dribel bola dibuatnya lebih banyak bergerak ke depan, bahkan menuju kotak penalti.
Hal tersebut bertujuan untuk membuat timnya unggul di sepertiga akhir serangan, Alonso diharapkan mampu merepotkan pertahanan lawan dengan atribusinya tersebut.
Di Lazio, Sarri merombak skema 3-5-2 peninggalan Simone Inzaghi menjadi 4-3-3 favoritnya.
Lazio peninggalan Inzaghi memiliki bek tangguh yang begitu kuat dan cerdas dalam mengalirkan bola.
Biancocelesti diperkuat Francesco Acerbi yang memiliki atribusi kecerdasan, kekuatan fisik, dan akurasi passing yang istimewa.
Ia adalah seorang ball-playing defender yang bisa membuat Sarri mampu mempraktikan Sarriball-nya dengan nyaman.
Di posisi full back Sarri memiliki seorang Elsaid Hysaj yang pernah dilatihnya saat masih menjabat sebagai manajer Napoli.
Hysaj memang tak terlalu cepat, namun ia memiliki kemampanan dalam hal menguasai bola, catatan successful dribble Hysaj berada di rasio 69.4% per pertandingan.