Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Viral

Memilih Pergi dari Malaysia, Ini Pengakuan Nur Sajat: Saya Dipukul, Didorong, dan Diborgol

Dalam pandangan otoritas Malaysia, Nur Sajat adalah laki-laki, dan di bawah hukum Islam, seorang pria haram hukumnya berpakaian seperti perempuan

Editor: muslimah
BBC INDONESIA
Nur Sajat mendapat kritik karena mengunggah foto-foto menggunakan hijab. 

TRIBUNJATENG.COM - Nur Sjat adalah seorang transgender dari negeri jiran Malaysia.

Kisahnya membuat heboh hingga akhirnya ia memutuskan melarikan diri dari negaranya

September lalu, tersiar berita bahwa otoritas imigrasi Thailand melakukan penahanan yang tidak biasa di Bangkok.

Mereka menahan Nur Sajat Kamaruzzaman, seorang pengusaha kosmetik asal Malaysia berusia 36 tahun. Dikenal tampil glamor, dia pun punya banyak pengikut di media sosial.

Pihak berwenang Malaysia segera meminta pemulangan warganya itu, atas tuduhan menghina Islam.

Baca juga: Upah Minimum 2022, Berikut Daerah Penerima Upah Tertinggi dan Terendah

Baca juga: BEREAKING NEWS: Kebakaran Terjadi di Ruko Bakso dan Soto Pak Man Salatiga

Tuduhan itu diajukan pada Januari.

Atas tuduhan itu, Nur Sajat terancam hukuman hingga tiga tahun penjara.

Tuduhan itu lantaran Nur Sajat pernah menggunakan baju kurung - pakaian tradisional lengan panjang yang digunakan perempuan Melayu - saat upacara keagamaan yang ia selenggarakan secara pribadi 2018 lalu.

Dalam pandangan otoritas Malaysia, Nur Sajat adalah laki-laki, dan di bawah hukum Islam, seorang pria haram hukumnya berpakaian seperti perempuan.

Nur Sajat adalah seorang transpuan, dan karena itu ia diberikan status sebagai imigran, dan diizinkan oleh Thailand untuk mencari suaka di Australia.

Berbicara kepada BBC dari Sydney, ia mengatakan tak punya pilihan untuk minggat dari negaranya, setelah mendapat serangan dari para pejabat JAIS, departemen urusan agama di negara bagian Selangor, yang telah mengajukan tuntutan hukum kepada dirinya.

"Saya harus melarikan diri. Saya diperlakukan dengan kasar, saya dipukul, didorong, diborgol, semua itu dilakukan di depan orang tua dan keluarga saya. Saya dipermalukan dan sedih. Saya berusaha untuk bertindak kooperatif, tapi mereka tetap saja melakukan itu kepada saya," katanya.

"Mungkin ini karena mereka melihat saya sebagai seorang transpuan, jadi mereka tidak peduli jika saya dipegang, dipukul dan diinjak. Kami transpuan juga punya perasaan. Kami punya hak untuk hidup layak seperti orang normal lainnya."

'Kebingungan gender'

Nur Sajat adalah pengusaha yang sukses dan mandiri. Tujuh tahun lalu, kata dia, mulai berpromosi melalui media sosial.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved