Liputan Khusus
Liputan Khusus : Wihaji Optimistis Serapan Anggaran Capai 90%
Beberapa kabupaten berpacu memaksimalkan serapan atau realisasi APBD 2021 demi kesejahteraan masyarakat, utamamanya menggerakkan ekonomi daerah
Penulis: dina indriani | Editor: Catur waskito Edy
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG -- Beberapa kabupaten berpacu memaksimalkan serapan atau realisasi APBD 2021 demi kesejahteraan masyarakat, utamamanya menggerakkan ekonomi daerah. Antara lain Kabupaten Batang yang masih rendah realisasi, baru mencapai 53,6 persen di akhir Oktober 2021.
Sekda Batang, Lany Dwi Rejeki menyampaikan per 31 Oktober 2021 realisasi belanja daerah Kabupaten Batang TA 2021 mencapai 53,59 persen.
"Itu semua total realisasi belanja baik fisik maupun non fisik ya, dari total anggaran perubahan Rp 1,924 Miliar dan realisasinya sampai dengan akhir Oktober Rp 1,031 Miliar," terangnya, Minggu (21/11).
Bupati Batang Wihaji optimis serapan APBD TA 2021 berjalan sesuai dengan rencana dan perundang-undangan.
"Yang pasti, tidak ada masalah. Semuanya masih berjalan sesuai rencana anggaran," tuturnya. Realisasi belanja daerah masing-masing OPD, targetnya hampir sama dengan kisaran di atas 90 persen.
"Yang terpenting adalah serapan itu sesuai dengan perundang-undangan, saya kira sama semua OPD realisasinya rata-rata di atas 90 persen tapi tidak mungkin 100 persen juga, intinya mereka akan bekerja dengan semaksimal mungkin," tandasnya.
Bupati Banyumas, Achmad Husein mengaku optimis serapan anggaran APBD dapat mencapai 95 persen hingga akhir tahun 2021. Meskipun memang sampai 20 November serapan anggaran baru mencapai 68,8 persen.
"Belum semua OPD melaporkan hasil realisasi anggaran dan masih menunggu laporan akhir masing-masing dinas," kata Kabid Infrastruktur dan Pembangunan Setda Banyumas, Dedy Noerhasan, Selasa (23/11).
Diketahui APBD Perubahan Kabupaten Banyumas di tahun 2021 untuk pendapatan daerah sebesar Rp 3.392.733.731.730.
Adapun belanja daerahnya sebesar Rp 3.831.538.672.089 dengan demikian terjadi defisit sebesar Rp 438,8 miliar.
Sementara itu pendapatan daerah direncanakan turun sebesar, Rp 175.651.579.453 dibandingkan dengan pendapatan sebelum perubahan sebesar Rp 3.891.819.949.635 dan pada perubahan menjadi Rp 3.831.538.672.089.
Kemudian Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SILPA) tahun sebelumnya Rp 294,2 miliar.
APBD Kota Tegal sepanjang Januari-November 2021 dinilai belum terserap secara optimal. Padahal waktu tutup buku anggaran kurang sebulan lagi pada 20 Desember 2021.
Data dari Badan Keuangan Daerah (Bakeuda) Kota Tegal, per Jumat (19/11) realisasi penyerapan anggaran kegiatan baru di angka 53,46 persen.
Dari total anggaran sebesar Rp 1,24 triliun, yang sudah terserap sebesar Rp 714,6 miliar. Sementara yang belum terserap sebanyak Rp 527,5 miliar.
Sekretaris Daerah Kota Tegal, Johardi mengatakan, angka persentase serapan tersebut harus menjadi penyemangat untuk semua OPD. Perlu ada keseriusan masing-masing OPD untuk memonitor pekerjaan di lapangan.