Berita Semarang
Inilah Sosok AKBP Kartono Polisi Polda Jateng Sembuhkan Penyakit Melalui Terapi Bio Elektrik
Terapi bio elektrik merupakan pengobatan alternatif yang dapat meredakan berbagai keluhan penyakit.
Penulis: rahdyan trijoko pamungkas | Editor: galih permadi
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Terapi bio elektrik merupakan pengobatan alternatif yang dapat meredakan berbagai keluhan penyakit.
Terapi tersebut bukan merupakan jenis pengobatan biasa.
Terapi ini tubuh pasien dialiri dengan menggunakan aliran listrik.
Rasanya, saat diterapi seperti sedang kesemutan. Badan kembali bugar setelah menjalani terapi bio elektrik
Namun siapa sangka terapis bio elektrik dilakukan oleh seorang perwira laboratorium Polda Jateng.
Dia adalah AKBP Kartono yang saat ini menjabat sebagai Wakabid Labfor Polda Jateng.
Dibalik keahliannya dalam memeriksa senjata api, bom, maupun balistik, AKBP Kartono juga lihai menerapi menggunakan listrik.
terampil mengatur aliran listrik ke tubuh pasiennya.
Cara dilakukannya menerapi yakni kedua kakinya menempel di alas basah beraliran listrik.
Kemudian dialirkan dengan kedua tangannya di tubuh pasien.
"Saya menekuni terapi listrik karena ingin hidup saya bermanfaat untuk menolong orang dan keluarga saya," ujarnya, Kamis (25/11/2021).
Dia menuturkan terapi listrik dipelajarinya sejak 7 tahun yang lalu. Tidak ada yang mengajari saat mempelajari terapi tersebut.
"Terapi listrik itu saya memang dikenalkan oleh seseorang yang saat itu pernah menerapi istri saya saat itu sakit.
Tapi waktu sekali diterapi kok sembuh," tuturnya.
Dia merasa tertarik mempelajari dan mengembangkan terapi tersebut.
Dirinya mencoba menggunakan metode tersebut untuk mengobati berbagai penyakit.
"Waktu diterapi sama orang, istri saya merasakan kesakitan. Namun hasilnya sembuh.
Kemudian saya mencoba menerapi orang tidak merasakan sakit tapi tujuannya tercapai yaitu sembuh," kata dia.
Menurutnya, terapi listrik menggunakan daya listrik yang kecil.
Terapi yang dilakukan tidak menggunakan listrik PLN.
"Saya hanya memanfaatkan baterai 12 volt , dan arus 1,3 ampere. Jadi sangat aman," tuturnya.
Cara mengatur aliran listrik ke tubuh pasien sangatlah mudah.
Dia cukup mengatur aliran listrik dengan tangan dan kaki.
"Sistemnya tangan kanan menyalurkan tangan kiri menyalurkan.
Di samping itu ada permainan di kaki untuk memperlambat atau mempercepat aliran listrik," ujarnya.
Menurut Kartono, terapi bio elektrik merupakan hobinya untuk mengobati orang.
Dirinya telah melakukan terapi kepada anggota Polri maupun masyarakat biasa.
"Selama ini keluhannya ada yang migran, saraf kecepit, mata kabur, sesak nafas, telinga berdengung, sakit gigi, habis kemoterapi pegal-pegal, herpes, dan juga yang kanker.
Semua bisa diobati," jelasnya.
Selain pengobatan, ia juga membuka peluang orang ingin belajar terapi listrik. Terapi listrik juga akan dilakoninya saat purna tugas.
Hingga saat ini dia telah membuka praktek di wilayah Ngaglik, Dewi Sartika, dan Dewi Sartika.
"Hal ini dilakukan setelah jam kerja mulai dari pukul 15.30 hingga pukul 20.00. Saya tidak mematok tarif, bayarnya seikhlasnya," tandasnya.
Sementara itu seorang wartawan Fariz Fardianto mengaku setelah mencoba terapi listrik badannya kembali bugar.
Keluhan penyakit asam urat yang dideritanya semakin mereda.
"Sekarang sudah semakin enteng badan tidak pegal, tidak pusing lagi dan asam urat semakin mereda," kata dia setelah mencoba terapi listrik.(*)