Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

IT Telkom Purwokerto

Sinergi Pemerintah Desa dan Akademisi ITTP dengan Forum Pokdarwis Mengelola Potensi Desa Semali

Dosen IT Telkom Purwokerto aktif berperan dalam kiprah pengelolaan potensi desa wisata khususnya di Kabupaten Kebumen.

Editor: abduh imanulhaq
IT TELKOM PURWOKERTO
Dosen IT Telkom Purwokerto aktif berperan dalam kiprah pengelolaan potensi desa wisata khususnya di Kabupaten Kebumen 

TRIBUNJATENG.COM, PURWOKERTO - Sinergi pemerintah, desa, akademisi, dan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) menjadi keniscayaan dalam pengelolaan potensi desa wisata.

Dosen IT Telkom Purwokerto pun aktif berperan dalam kiprah pengelolaan potensi desa wisata khususnya di Kabupaten Kebumen.

Tagline “Bridging Technology for Humanity” adalah semangat IT Telkom Purwokerto(ITTP) yang mendorong para dosen terlibat dalam implementasi teknologi di masyarakat, melalui kegiatan pengabdian masyarakat seperti pelatihan dan diskusi.

Sejalan dengan semangat Pokdarwis Kebumen dalam memperluas jejaring kemitraan, dosen ITTP diwakili oleh Siti Khomsah (Prodi Sains Data) dan Novanda Alim Setya Nugraha (Prodi Teknik Informatika) menginisiasi kerjasama dengan Pokdarwis Kebumen dan Dinas terkait.

Pertemuan awal pada 18 November bersama forum Pokdarwis membahas “Sinergitas Pemerintah Desa dalam Pengelolaan Potensi Desa”, di Desa Semali, Kecamatan Sempor (Obyek Wisata Wadasmalang).

Acara ini juga dihadiri oleh Disporawisata Kebumen.

Dari pertemuan tersebut dapat diketahui tata kelola obyek wisata di Kebumen masih perlu dibenahi.

Terutama terkait penerapan CHSE (Cleanliness, Healty, Safety and Environmental Sustainability), kesiapan produk atau paket wisata yang menarik, dan pemanfaatan teknologi digital.

CHSE menjadi salah satu tolok ukur Sapta Pesona, maka pengelola obyek wisata sudah seharusnya sadar dengan hal ini.

Apalagi pandemi Covid-19 berdampak buruk pada sektor pariwisata, maka sangat penting memulihkan kepercayaan masyarakat pada keamanan berwisata.

Pengelola wajib menerapkan protokol CHSE yang mengacu Kepmen No HK.01.07/Menkes/382/2020 tentang Protokol Kesehatan bagi Masyarakat di Tempat dan Fasilitas Umum dalam Rangka Pencegahan dan Pengendalian Covid-19.

Dikutip dari laman web chse.kemenparekraf.go.id, CHSE bagi destinasi wisata meliputi:

Kebersihan
Dalam hal kebersihan meliputi pengelola maupun wisatawan diwajibkan mencuci tangan menggunakan air mengalir dan sabun, atau menggunakan hand sanitizer sebelum melakukan aktivitas wisata. Pengelola destinasi wisata harus memastikan ketersediaan sarana cuci tangan dengan air yang mengalir.

Pengelola destinasi wisata harus melakukan pembersihan ruang dan barang publik yang sering disentuh pengunjung secara rutin dengan cara menyemprotkan disinfektan/cairan pembersih lain yang aman dan sesuai. Pengelola destinasi wisata harus memastikan ketersediaan toilet dan tempat sampah yang bersih.

Kesehatan
Pengelola destinasi wisata harus melakukan pembatasan kunjungan wisatawan agar dapat menghindari kontak fisik, melakukan pengaturan jarak aman, serta mencegah kerumunan. Baik pengelola maupun wisatawan diimbau untuk tidak menyentuh bagian wajah, terutama pada mata, hidung, dan mulut.

Pemeriksaan suhu tubuh sebelum memasuki kawasan destinasi wisata. Menggunakan APD (Alat Pelindung Diri) yang diperlukan dan sesuai dengan standar kesehatan. Pengelola destinasi wisata harus menjamin pengelolaan makanan minuman telah bersih dan higienis. Pengelola destinasi wisata harus menyediakan peralatan da perlengkapan kesehatan yang standar.

Di samping itu, pengelola destinasi wisata harus memastikan sirkulasi udara pada ruang publik maupun tertutup dapat bekerja secara baik, dan pengelola destinasi wisata harus memiliki sistem mitigasi maupun penanganan cepat bagi pengunjung maupun pengelola dengan gangguan kesehatan ketika beraktivitas di lokasi destinasi wisata.

Keselamatan
Terdapat prosedur dan pelatihan secara rutin mengenai mitigasi bencana maupun proses evakuasi diri. Tersedianya alat pemadam kebakaran atau APAR (Alat Pemadam Api Ringan) di lokasi wisata.

Tersedianya titik kumpul dan jalur evakuasi. Pengelola destinasi wisata harus memastikan alat elektronik dalam kondisi mati ketika meninggalkan ruangan.

Pengelola destinasi wisata harus menyediakan media dan mekanisme komunikasi kondisi darurat, seperti nomor telepon penting dan alat transportasi darurat. Menyediakan kotak P3K beserta isinya yang ditempatkan pada lokasi yang mudah terlihat dan dijangkau.

Kelestarian lingkungan
Penggunaan perlengkapan dan bahan yang ramah lingkungan. Pemanfaatan air maupun sumber energi secara efisien dan sehat dalam rangka menjaga keseimbangan ekosistem.

Pengelolaan dan pengolahan sampah beserta limbah cair yang dilakukan secara benar, sehat, dan ramah ligkungan. Memastikan lingkungan destinasi asri dan nyaman, baik secara alami maupun dengan rekayasa teknis dan memantau serta mengevaluasi secara rutin terkait penerapan panduan dan SOP pelaksanaan protokol CHSE di destinasi wisata.

Selain pengelolaan CHSE, digitalisasi desa wisata penting dikembangkan untuk memperluas jangkauan pasar dan promosi.

Siti Khomsah, selaku Kaprodi Sains Data ITTP mengatakan siap membantu para pegiat wisata (Pokdarwis) Kebumen untuk menerapkan digitalisasi pariwisata.

Kegiatan pengabdian masyarakat ini akan terus berkesinambungan dan menghasilkan luaran nyata yang dapat meningkatkan pariwisata di Kebumen sehingga berkontribuasi pada kesejahteraan warga setempat.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved