OJK: BPR/BPRS Bertahan Baik di Tengah Pandemi Covid-19

Data OJK mencatat total aset BPR/BPRS tumbuh 8,9 persen yoy, kredit tumbuh 4,33 persen yoy, sementara DPK tumbuh paling besar yakni 11,27 persen.

Editor: Vito
OJK: BPR/BPRS Bertahan Baik di Tengah Pandemi Covid-19
kontan
Otoritas Jasa Keuangan

TRIBUNJATENG.COM, JAKARTA - Bank perkreditan rakyat (BPR) dan bank perkreditan rakyat syariah (BPRS) masih mencatatkan kinerja positif meski hadapi tantangan di masa pandemi covid-19.

Hal itu tercermin dari pertumbuhan aset, kredit, dan dana pihak ketiga (DPK) pada kuartal III/2021.

Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, total aset BPR dan BPRS tumbuh 8,9 persen yoy menjadi Rp 178,39 triliun. Dari sisi kredit tumbuh 4,33 persen yoy mencapai Rp 126,14 triliun, sementara DPK tumbuh paling besar yakni 11,27 persen yoy menjadi Rp 123,76 triliun.

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Heru Kristiyana mengatakan, hal itu menandakan BPR dan BPRS masih menunjukkan perkembangan yang bagus. Ia mengapresiasi kemampuan industri BPR masih bertahan hadapi dampak covid-19.

"Ketahanan dari bank terlihat dari CAS bagus. Rasio profitabilitas dan likuiditas juga masih menduduki rasio yang sangat baik," katanya, dalam Launching Roadmap Pengembangan Industri BPR dan BPRS 2021-2025, Selasa (30/11).

Selain itu, BPR juga berhasil menjaga risiko kredit macet (NPL), dengan NPL Gross di level 7,53 persen dan NPL Net 5,2 persen.

Sementara untuk BPRS, rasio pembiayaan macet (NPF) mengalami sedikit kenaikan dari NPF Gross 7,24 persen dan NPF Net 5,85 persen pada Desember 2020, menjadi NPF Gross 7,94 persen dan NPF Net 7,56 persen pada September 2021.

"Industri BPR dan BPRS harus lebih selektif dalam menyalurkan kredit atau pembiayaan ke nasabah karena tingginya risiko kredit seiring dengan dampak pandemi covid-19," jelasnya.

Sebelumnya, Ketua Umum Perhimpunan Bank Perkreditan Rakyat Indonesia (Perbarindo), Joko Suyanto sempat menyatakan, pertumbuhan bisnis BPR seiring dengan membaiknya kondisi perekonomian nasional.

"Tentunya ini mendorong sektor rill bergerak walau belum pulih, yang menjadi momentum peluang bagi pertumbuhan bisnis BPR, khususnya UMKM terdampak covid-19," ucapnya.

Selain itu, Joko menuturkan, kepercayaan masyarakat juga meningkat, sehingga menyokong pertumbuhan simpanan BPR hingga dua digit.

Walau kegiatan usaha mereka belum sepenuhnya pulih, pelaku UMKM masih percaya dan menyimpan uangnya ke BPR.

Tak hanya itu, menurut dia, BPR juga berupaya mengelola aset liabilitas tetap tumbuh walau tidak maksimum. Tahun ini adalah masa bagi BPR untuk bertahan di tengah keterbatasan untuk melayani masyarakat selama pandemi.

Oleh karena itu, Joko menyatakan, BPR gencar jemput bola dan melakukan pembinaan untuk mendukung permodalan bagi UMKM.

Hal itu dibarengi dengan pengembangan inovasi produk dan jaringan pemasaran yang mengandalkan kanal digital seperti sosial media.

Melalui strategi tersebut, ia memperkirakan kredit BPR bisa tumbuh mencapai 5-6 persen sampai akhir tahun. (Kontan.co.id/Ferrika Sari)

BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved