Berita Nasional

Tangkapan Densus 88 Selanjutnya Bakal Kejutkan Publik, Bisa Akademisi hingga Politisi

Sebab yang menjadi dasar dari Densus 88 bertindak adalah adanya bukti keterlibatan yang cukup terkait perkara terorisme. 

Editor: m nur huda
KOMPAS.com / ANDREAS LUKAS ALTOBELI
Petugas Densus 88 tengah berjaga di sekitar rumah terduga teroris di Jalan Gempol Kunciran, Pinang, Tangerang, Banten, Rabu (16/05/2018). Sejumlah barang bukti dan tiga orang terduga teroris telah diamankan tim Densus 88 Antiteror Polri. 

TRIBUNJATENG.COM, JAKARTA - Sejumlah nama yang diduga terafilisiasi dengan kelompok jaringan teroris Jamaah Islamiyah (JI) ditangkap Tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri, beberapa waktu terakhir.

Ternyata, upaya penangkapan jaringan kelompok teroris Jamaah Islamiyah oleh Densus 88 akan terus berlanjut.

Kepala Bagian Bantuan Operasi (Kabag Banops) Densus 88 Polri Kombes Pol Aswin Siregar mengungkapkan, tak menutup kemungkinan akan meringkus kembali pihak yang terkait jaringan teroris JI.

Bahkan dia menyebut tangkapan berikutnya bisa menggegerkan publik. 

"Ini masih banyak lagi sebenarnya. Nanti mungkin, kita tidak mau berandai-andai, bahwa kalau ada penangkapan selanjutnya, nanti akan mengejutkan lagi, siapa lagi nih orangnya?" kata Aswin saat konferensi pers di Gedung Divisi Humas Mabes Polri, Kamis (25/11/2021).

Saat dikonfirmasi lebih lanjut, Aswin mengatakan siapapun yang ditangkap nantinya maka publik diharapkan tidak meributkan status atau jabatan yang bersangkutan.

Sebab yang menjadi dasar dari Densus 88 bertindak adalah adanya bukti keterlibatan yang cukup terkait perkara terorisme. 

"Kita ingin membuat publik mengerti apa yang menjadi dasar bagi Densus 88 dalam bertindak, yaitu bukti permulaan yang cukup terkait perkara tersebut. Jadi jika nanti ada penangkapan, agar kita semua tidak lagi meributkan status para tersangka yang ditangkap, khususnya secara sosial, politik dan institutional," kata Aswin ketika dihubungi Tribun Network, Selasa (30/11/2021).

Aswin menegaskan penangkapan dilakukan semata-semata berdasarkan alat bukti yang dimiliki oleh penyidik Densus 88.

Karenanya, dia meminta publik tidak salah mengartikan bahwa pihaknya sudah menargetkan pihak-pihak tertentu dari jauh-jauh hari. 

"Jadi tidak ada menyasar siapapun. Penyidik hanya mendasarkan penangkapan tersangka berdasarkan alat bukti yang diperoleh dari investigasi kami," ucapnya. 

Senada, Peneliti Ruangobrol Kharis Hadirin mengaku tak heran jika benar ada nama besar yang diangkut ke depan.

Sebab menurutnya dari informasi grassroots dalam jaringan JI, banyak diketahui bahwa nama-nama besar terlibat sejak lama, mulai dari akademisi hingga politisi.

"Kalau sampai terjadi, akan ada dua kemungkinan soal siapa yang bakal diangkut. Pertama, dari kalangan pengamat/akademisi. Kedua, politisi. Karena ada beberapa nama yang setahu saya dulu pernah 'diduga' ikut terlibat dan dipakai oleh jaringan, tapi sampai sekarang masih tetap aman dan bebas. Orang-orang ini punya nama besar dan cukup punya pengaruh," kata Kharis. 

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved