Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Video

Video Berpotensi Gantikan Batu Bara, Warga Blambangan Banjarnegara Belajar Produksi Biopelet

Potensi biomassa atau limbah pertanian di tengah masyarakat begitu besar. Sayang potensi itu belum termanfaatkan dengan baik.

Penulis: khoirul muzaki | Editor: abduh imanulhaq

TRIBUNJATENG.COM, BANJARNEGARA -  Berikut ini video berpotensi gantikan batu bara, warga Blambangan Banjarnegara belajar produksi biopelet.

Potensi biomassa atau limbah pertanian di tengah masyarakat begitu besar.

Sayang potensi itu belum termanfaatkan dengan baik. 

Padahal, biomassa bisa dikonversi menjadi bahan bakar alternatif semisal biopelet atau biobriket. 

Ini sekaligus solusi atas permasalahan lingkungan akibat penggunaan bahan bakar fosil yang kian mengkhawatirkan.

Tetapi, meski potensi biomassa melimpah, produksi biopelet atau biobriket ternyata masih terbatas. 

Puluhan warga yang tergabung dalam Kelompok Menakjingga Beradab Desa Blambangan, Kecamatan Bawang, Banjarnegara bersemangat untuk memulainya. 

Di bawah program PT Indonesia Power, mereka dilatih langsung oleh ahlinya dari Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Semarang.  

Sampah yang menumpuk di bendungan Panglima Besar Soedirman atau Waduk Mrica, tak jauh dari Desa Blambangan, adalah potensi besar yang belum tergarap. 

Masyarakat bisa memanfaatkan limbah itu, semisal ranting atau kayu-kayuan untuk bahan biopelet. 

"Sampah adalah biomassa yang bisa diubah dalam bentuk pelet atau briket. Bisa dimanfaatkan perusahaan atau masyarakat, " kata Prof. Dr. Widayat, Guru Besar Bidang Energi dan Teknik Kimia Universitas Diponegoro Semarang, Selasa (30/11/2021) 

Widayat menyampaikan, biopelet bisa dibuat dari limbah berbahan kayu.

Selain itu, biopelet juga bisa dibuat dari jerami dan sekam, atau limbah pertanian lainnya. 

 Peluang masyarakat untuk mengembangkan  biopelet atau biobriket masih sangat terbuka. T

erlebih, kata dia, pemerintah telah mendorong perusahaan yang menggunakan bahan bakar batu bara untuk memanfaatkan biomassa sebagai substitusi atau campuran.

Tidak terkecuali perusahaan pembangkit listrik yang selama ini bergantung pada sumber energi batu bara. 

Di Jawa Tengah, ia melihat baru ada beberapa industri biopelet atau biobriket namun masih untuk memenuhi kebutuhan ekspor.

"Program ini bisa mengurangi efek rumah kaca, " katanya

Keamanan dan Humas PT Indonesia Power PGU Mrica Amin Ikhsan mengatakan, kegiatan ini dalam rangka pemberdayaan masyarakat sekitar perusahaan.

Sehingga mereka mampu memanfaatkan potensi yang ada di lingkungannya, termasuk pemanfaatan sampah untuk energi biopelet atau biobriket. 

Pihaknya sudah punya sistem pengelolaan sampah bendungan, mulai pengambilan hingga pengangkutan sampah ke Tempat Pemrosesan Akhir (TPA). 

Tinggal nantinya ada proses pemilahan sampah yang bisa dipakai untuk produksi biopelet atau biobriket. 

Pihaknya pun siap menampung produk energi terbarukan dari masyarakat untuk mendukung upaya pengurangan bahan bakar batu bara pada industri pembangkit. 

"Ini kan kebijakan internasional penggunaan batu bara harus dikurangi. Nanti energi dari sampah bisa dikombinasikan dengan batu bara untuk pembakaran, " katanya. (*)

TONTON JUGA DAN SUBSCRIBE :

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved