Berita Regional
Nasib Karier Prajurit TNI AL Marinir dan TNI AD Raider yang Bentrok di Batam
Dalam beberapa hari terakhir muncul pemberitaan terkait insiden bentrok yang melibatkan oknum TNI di beberapa wilayah di Indonesia.
TRIBUNJATENG.COM, JAKARTA - Karier prajurit TNI AL Marinir dan TNI AD Raider yang bentrok di Batam diujung tanduk.
Mereka yang terlibat sedang diproses secara hukum.
Dalam beberapa hari terakhir muncul pemberitaan terkait insiden bentrok yang melibatkan oknum TNI di beberapa wilayah di Indonesia.
Insiden pertama adalah bentrok di Ambon antara Oknum TNI AD Provost Denmadam XVI/PTM dengan Oknum Satlantas Polresta Ambon pada Rabu 24 November 2021 lalu.
Kedua yakni bentrok di Tembagapura Kabupaten Mimika antara Oknum TNI AD dari Satgas Nanggala dengan Oknum Polri dari Satgas Amole Brimobda Aceh pada Sabtu 27 November 2021.
Insiden ketiga adalah bentrok di Batam antara Oknum TNI AD dari Batalyon Infanteri Raider Khusus 136/TS dengan Oknum TNI AL dari Batalyon 10 Marinir pada Sabtu 27 November 2021.
Atas ketiga insiden tersebut Kapuspen TNI Mayjen Prantara Santosa mengatakan saat ini semua oknum TNI yang terlibat dalam ketiga insiden tersebut sedang menjalani proses hukum.
"Pusat Polisi Militer TNI Bersama-sama dengan Pusat Polisi Militer TNI AD atau Angkatan terkait sedang melakukan proses hukum terhadap semua oknum anggota TNI yang terlibat dalam dugaan tindak pidana tersebut," kata Prantara dalam keterangannya pada Selasa (30/11/2021).
Selain itu, kata dia, TNI juga sudah berkoordinasi dengan Polri untuk melakukan proses hukum terhadap oknum anggota Polri yang terlibat.
"TNI juga sudah melakukan koordinasi dengan Polri untuk melakukan proses hukum terhadap oknum anggota Polri yang terlibat dalam dugaan tindak pidana tersebut.
Diselidiki
Markas Besar (Mabes) TNI telah menindaklanjuti adanya insiden bentrok Marinir TNI Al vs Raider TNI AD di Batam, Kepulauan Riau.
Mabes TNI memastikan saat ini tengah dilakukan proses hukum terhadap prajurit TNI yang terlibat adu jotos di Jembatan 1 Barelang, Batam, Kepulauan Riau, Sabtu (27/11/2021), sekitar pukul 22.30 WIB.
Diketahui, peristiwa adu jotos ini melibatkan oknum anggota TNI AD dari Batalyon Infanteri Raider Khusus 136/Tuah Sakti dengan oknum TNI AL dari Batalyon 10 Marinir.
"Pusat Polisi Militer TNI bersama-sama dengan Pusat Polisi Militer TNI AD atau angkatan terkait sedang melakukan proses hukum terhadap semua oknum anggota TNI yang terlibat dalam dugaan tindak pidana tersebut," ujar Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Mayjen Prantara Santosa dalam keterangan tertulis, Selasa (30/11/2021).
Sebelumnya, pihak Marinir juga memastikan bahwa peristiwa ini tengah dilakukan penyelidikan.
"Saat ini sedang dalam penyelidikan mengenai kebenaran berita tersebut dan sudah ditangani oleh Polisi Militer juga Pomal (Polisi Militer Angkatan Laut)," ujar Kepala Dinas Penerangan (Kadispen) Korps Marinir Kolonel Gugun SR kepada Kompas.com, Senin (29/11/2021).
Dikutip dari Tribunnews.com, keributan antar-dua kelompok pecah di Jembatan 1 Barelang, Batam, Sabtu malam.
Diduga kelompok yang terlibat keributan itu adalah oknum TNI dari Yonif Raider khusus (RK) 136/Tuah Sakti (TS) Batam, dan Batalyon Infanteri 10/Marinir Batam.
Dalam video pendek berdurasi 29 detik yang diposting akun Instagram @majeliskopi08 ini terlihat ada dua pihak yang bentrok di tempat keramaian itu.
Sejumlah warga yang terdapat di lokasi terjebak dalam keributan dua kelompok tersebut.
Bahkan terlihat ibu-ibu dan dua anak ketakutan melihat kejadian itu.
Viral di Media Sosial
Viral video bentrok TNI antara TNI AL Marinir dengan TNI AD Raider adu jotos di Barelang, Batam, Kepulauan Riau.
'Perang' antar pasukan TNI itu terjadi di Jembatan Barelang, Batam pada Sabtu (27/11/2021).
Yang mencuri perhatian dari pertikaian tersebut adalah adanya anak-anak yang nampak ketakutan.
Anak itu tidak sendirian, ia tampak bersama ibunya ketika bentrokan itu terjadi.
Bocah berbaju kuning tersebut tidak bisa menyembunyikan ketakutannya.
Ia langsung berlari menuju mobil dan berusaha masuk ke dalam kendaraan.
Namun sayang, mobilnya dalam keadaan terkunci.
Kepanikannya semakin menjadi hingga ia mencoba membuka pintu lain namun juga terkunci dan ia pun terus berlari.
Sebelumnya warganet membagikan video di media sosial .
Dalam video terlihat situasi tidak kondusif di sekitar tempat kejadian perkara hingga membuat warga sipil ketakutan.
Termasuk anak kecil memakai kaos kuning tampak ketakutan berlari masuk ke mobil tapi tidak bisa.
Belum diketahui penyebab pasti keributan tersebut.
Penjelasan TNI AL
Kepala Dinas Penerangan Korps Marinir TNI Angkatan Laut (AL) Kolonel Marinir Gugun Saeful Rachman mengkonfirmasi video viral baku hantam yang disebut melibatkan oknum Marinir TNI AL dan oknum Batalyon Infanteri Raider di Jembatan Barelang Batam.
Dalam video yang viral di media sosial tersebut tampak sekelompok lelaki berteriak-teriak dan terlibat baku hantam.
Dalam video tersebut kejadian diduga terjadi pada malam hari.
Sejumlah kendaraan juga tampak terparkir sembarangan di jalan yang terekam kamera.
Tampak juga anak-anak dan warga sekitar lokasi berlarian ketakutan.
Gugun membenarkan bahwa pihak yang terlibat baku hantam tersebut adalah oknum Marinir TNI AL dan oknum Raider.
Ia mengatakan perbuatan tersebut mencoreng nama baik institusi TNI.
"Itu adalah tindakan oknum dengan tidak terpuji mencoreng institusi TNI," kata Gugun ketika dihubungi Tribunnews.com pada Senin (29/11/2021).
Ia mengatakan intelijen Polisi Militer baik dari TNI AL maupun TNI AD saat ini sedang menyelidiki sebab terjadinya insiden baku hantam tersebut.
Gugun juga mengatakan Marinir TNI AL menyerahkan sepenuhnya kepada hasil penyelidikan dari Polisi Militer terkait insiden tersebut.
"Marinir Angkatan Laut menyerahkan sepenuhnya kepada Polisi Militer nanti sesuai penyelidikan," kata Gugun.
Tribunnews.com juga telah mencoba mengkonfirmasi video viral tersebut kepada Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Darat Brigjen TNI Tatang Subarna.
Namun demikian hingga berita ini diturunkan belum ada keterangan dari Tatang terkait video tersebut.
Sebelumnya TNI VS Brimob
Perkelahian anggota TNI dengan Polri kembali terjadi.
Sebelumnya 1 anggota TNI dengan 2 anggota polisi berkelahi gara-gara tilang motor.
Kini keributan terjadi gara-gara harga rokok mahal.
Diduga karena kesalahpahaman antara anggota Komando Pasukan Khusus (Kopassus) yang tergabung dalam Satgas TNI Nanggala Kopassus dengan anggota Polri yang tergabung dalam Satgas Amole, akhirnya terjadi keributan.
Akibat dari kejadian itu 5 anggota polisi dari Satgas Amole terluka dan mendapatkan perawatan medis.
Diketahui keributan itu terjadi di lokasi Ridge Camp Pos RCTU Mile 72 tepatnya di depan Mess Hall, Timika Kabupaten Mimika, Provinsi Papua, Sabtu (27/11/2021).
Berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun Tribun-Papua.com, Minggu (28/11/2021), peristiwa itu berawal dari personel Satgas Amole Kompi 3 yang berada di pos RCTU Ridge Camp Mile 72 berjualan rokok.
Kemudian, personel Satgas Nangggala sebanyak 20 orang hendak membeli rokok.
Namun tidak terima dengan mahalnya rokok mengakibatkan sejumlah anggota Satgas Nanggala melakukan pengeroyokan terhadap anggota Satgas Amole.
Selanjutnya personil yang berada di lokasi Pos RCTU melakukan perlawanan dan menyisir lokasi kejadian guna menyelamatkan rekan rekan yang terluka.
Ke 5 anggota yang menjadi korban yakni Bripka Risma, Bripka Ramazana, Briptu Edi, Bharaka Heru Bharatu Munawir dan Bharatu Julianda.
Kepala Penerangan Kodam XVII/Cenderawasih Kol Arm Reza Nurpatria mengatakan, akan mengecek terlebih dahulu.
"Bila ada perkembangan akan disampaikan," kata Kapendam saat dihubungi, Minggu (28/11/2021).
Kapolda Papua Irjen Pol Mathius D Fakhiri, ketika dikonfirmasi Tribun-Papua.com,, Minggu (28/11/2021) malam, melalui sambungan telepon seluler, membenarkan kejadian itu.
“Iya, kemarin ada insiden kecil,” ucapnya.
Ia pun menjelaskan persoalan itu sudah diselesaikan secara baik-baik.
“Itu hanya salah paham saja. Intinya sudah diselesaikan,” jelasnya.
(*)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Kapuspen: Oknum TNI yang Terlibat Bentrok di Ambon, Mimika, dan Batam Sedang Diproses Hukum,