Berita Banjarnegara
Panas Bumi Dieng Bisa Dukung Pabrik Litium untuk Pengembangan Mobil Listrik
Kendaraan listrik digadang sebagai moda transportasi masa depan karena dinilai lebih ramah lingkungan, di banding kendaraan berbahan bakar fosil.
Penulis: khoirul muzaki | Editor: m nur huda
TRIBUNJATENG.COM, BANJARNEGARA - Kendaraan listrik digadang sebagai moda transportasi masa depan karena dinilai lebih ramah lingkungan, di banding kendaraan berbahan bakar fosil.
Pengembangan kendaraan bertenaga listrik di Indonesia bukan isapan jempol.
Litium yang menjadi bahan baku baterai kendaraan listrik cukup melimpah di bumi pertiwi.
Dieng di antaranya. Kawasan vulkanik dataran tinggi Dieng memiliki sumber daya panas bumi (geothermal) yang melimpah.
Energi geothermal Dieng selama ini dimanfaatkan untuk pembangkit listrik yang dikembangkan PT Geodipa Energi.
Ternyata, selain uap panas untuk pembangkit listrik, potensi air panas (brine) yang besar di Dieng belum termanfaatkan.
Padahal, geothermal brine itu bisa menjadi sumber litium untuk pengembangan mobil listrik.
"Di sini 70 persen air panas, 30 persen uap panas. Potensi litium cukup tinggi, " kata Dirut Geodipa Energi Riki Firmandha Ibrahim, Sabtu (4/12/2021).
Ia berharap potensi brine yang tinggi itu bisa diekstrak menjadi litium sebagai bahan baku batere untuk kendaraan listrik.
Pengembangan pabrik litium melalui pemanfaatan geothermal brine ini sekaligus bisa mendukung pengembangan mobil listrik.
"Ke depan Indonesia kembangkan mobil listrik dari sumber panas bumi. Brine di Dieng ini bisa menopang pabrik litium ke depan, " katanya.(*)