Berita Semarang
Tanoto Foundation Dukung Tribun Jateng Bersinergi Majukan Pendidikan
Kreativitas dan inovasi masih perlu dilakukan guru pada masa pandemi ini.
Penulis: mamdukh adi priyanto | Editor: sujarwo
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Kreativitas dan inovasi masih perlu dilakukan guru atau tenaga pengajar pada masa pandemi ini.
Meskipun proses pembelajaran dilakukan dengan tatap muka terbatas.
Bahkan, ada yang menyebut pembelajaran tatap muka terbatas lebih sulit. Lantaran terbatas, pembelajaran dilaksanakan dengan sistem blended learning yakni campuran daring dan luring.
Guru sekaligus memberikan pembelajaran kepada siswa yang bergabung secara daring di ruang kelas dan luring di ruang virtual.
Berjalannya waktu, guru dituntut inovatif dan kreatif untuk menciptakan pembelajaran yang adaptif, termasuk menggunakan teknologi informasi dan komunikasi.
Dibutuhkan peran serta semua pihak untuk memajukan pendidikan di negeri ini saat pandemi, tidak hanya pemerintah.
Tanoto Foundation, lembaga yang bergerak di dunia pendidikan ikut andil untuk memajukan pembelajaran, terutama pada masa pandemi ini.
Mereka merangkum teladan praktik baik pembelajaran inovati dan kreatif yang bisa dicontoh guru untuk melaksanakan kegiatan proses belajar mengajar.
Tidak hanya itu, sejumlah upaya juga dilakukan untuk mengembangkan sumber daya manusia di bidang pendidikan.
Tribun Jateng melakukan wawancara khusus dengan Koordinator Tanoto Foundation Jawa Tengah, Dr Nurkholis terkait peranan memajukan pendidikan khususnya di Jateng.
Sedang sibuk apa saat ini?
Sibuk melatih guru, kepala sekolah, komite sekolah menghadapi pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas.
Bisa ceritakan sekilas apa itu Tanoto Foundation?
Tanoto Foundation adalah sebuah lembaga filantropi. Yakni lembaga yang didanai keluarga Pak Sukanto Tanoto dan Bu Tinah Bingei Tanoto. Beliau punya keyakinan bahwa dengan pendidikan akan membuka keseteraan dalam setiap manusia.
Tanoto Foundation bergerak pada peningkatan kualitas pendidkan.
Program apa yang dijalankan Tanoto?
Ada 3 program utama. Pertama pendidikan untuk PAUD yang dinamakan Sigap, peningkatan kualitas pendidikan SD atau yang disebut Pintar. Lalu program untuk pendidikan tinggi dan teladan kepemimpinan.
Kapan berdirinya Tanoto?
Berdiri pada 1980. Mulai dari Besitang (Langkat) Sumatera Utara dengan mendirikan TK. Sekarang TK masih berjalan dan makin berkembang.
Ada kegiatan spesial saat hari guru kemarin?
Ada 3 kegiatan. Pertama, meluncurkan buku pembelajaran aktif di masa pandemi kerja sama dengan percetakan Kompas dan diluncurkan bersama Kompas.com. Diharapkan buku ini dapat membantu teman-teman guru menemukan praktik baik pembelajaran di masa pandemi. Ini sangat penting.
Kedua, kami menyediakan event untuk hari guru di Kabupaten Kendal dan Tegal membahas Hari Guru. Ketiga, mengadakan peluncuran e-Pintar yakni platform digital pelatihan guru SD dan SMP.
Pelatihan untuk guru seperti apa yang ada pada platform e-Pintar?
Yakni learning management system. Isinya modul untuk guru dan kepala sekolah untuk pembelajaran PTM terbatas. Ini sangat relevan pada masa pandemi ini.
Bagaimana cara bergabung dalam e-Pintar?
Guru dan kepala sekolah yang ingin belajar meningkatkan PTM, cukup buka website Tanoto Foundation lalu nanti ketemu e-Pintar. Siapapun boleh mendaftar tanpa dipungut biaya. Pelatihan dilakukan mandiri dan secara online.
Tanoto Foundation melihat perkembangan pendidikan, di Jateng khususnya seperti apa?
Anggaran pendidikan dari tahun ke tahun sangat meningkat tajam, signifikan sekali. Tapi dinilai berbagai output pendidikan, baik ukuran nasional dan internasional, harus terus didorong untuk hasil outputnya.
Ini sesuai hasil evaluasi Kemenkeu, uang yang dikeluarkan sudah banyak, hasil belum maksimal. Ini lah waktunya untuk belajar terus, terutama guru. Jangan berhenti untuk terus belajar karena kita bersaing di tingkat global bukan regional.
Akhir-akhir ini, di Jateng atau pinggiran Jateng terkendala infrastruktur intrenet, jaringan komunikasi, teknologi komunikas dan informasi. Harus ada perhatian pemerintah daerah membangun infrastruktur telekomunikasi, dan teknologi informasi dan komunikasi untuk pembelajaran di masa pandemi.
Bentuk dukungan pendidikan di Indonesia dari Tanoto apa saja?
Yang kami lakukan ada 3, pertama pengembangan kapasitas guru. Bentuknya pelatihan, pendampingan, workshop, webinar. Kedua, mendukung kapasitas kepala sekolah, manajemen sekolah jadi hal penting.
Ketiga, mendorong kapasitas pemerintah daerah mengarustamakan pendidikan. Sekarang itu istilahnya, pemerintah punya program SDGs (sustainable development goals/ tujuan perkembangan berkelanjutan) terkait pendidikan. Kami akan mulai pada 2022 mendampingi kabupaten/kota mitra mengarustamakan pendidikan agar tercapai tujuan.
Ada berapa kabupaten/kota mitra Tanoto di Jateng?
Ada 5 kabupaten dan kota. Yakni Kota Semarang, Kendal, Kabupaten Tegal, Banyumas, dan cilacap.
Namun, untuk mengakses e-Pintar tidak harus guru di 5 kabupaten itu. Semua Tribunners (sebutan penyuka Tribun) boleh dimanapun mempelajarinya karena berbasis digital.
Harapan untuk dunia pendidikan pada umumnya, dan khususnya di Jateng?
Beberapa hal kebijakan mendukung kompetisi guru, pengembangan keprofesian berkelanjutan. Ini penting, nyatanya anggaran pemerintah minim untuk pelatihan guru.
Jadi guru rela kehilangan tunjangan profesinya, yang setiap tahun, setara sekali gaji untuk biaya pengembangan keprofesian dirinya.
Kemudian, kami harap pemerintah daerah membuka diri karena tangung jawab pendidikan tidak hanya pemerintah tetapi juga masyarakat dan dunia usaha. Maka semua terbuka untuk bersama memajukan pendidikan.
Masyarakat harus ikut andil, ada NGO, yayasan, LSM, lembaga nonprofit diajak bareng untuk memajukan pendidikan.
Apa pesan untuk Tribunners yang merupakan seorang guru?
Saya melihat dan mengapresiasi praktik baik yang dilakukan Tribun Jateng. Pelatihan menulis bapak ibu guru di sekolah harus ditulis bersama dengan Tribun Jateng, karena sebagai bukti bapak ibu guru melakukan praktik.
Praktik baik di sekolah jika tidak ditulis tidak ada yang mengakui, tidak ada yang men-tracing bapak ibu guru melakukan itu. Kami mendukung kabupaten mitra mengikuti pelatihan yang diadakan Tribun Jateng sebagai bentuk sinergi bersama untuk mewujudkan pendidikan. (*)