Liputan Khusus
Kala Pengelola Hotel harus Dongkrak Okupansi dan Perketat Prokes bagi Tamu dan Pengunjung
Periode September hingga November kemarin okupansi hotel sudah tumbuh menjadi kisaran 40-60%.
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG -- Periode September hingga November kemarin okupansi hotel sudah tumbuh menjadi kisaran 40-60%.
Kenaikan ini lumayan menggembirakan dibanding tahun 2020 yang minim, 20-30% saja.
Libur Natal dan Tahun Baru diharapkan oleh pengusaha atau pengelola hotel menjadi momen penting untuk tingkatkan okupansi hingga 80%.
Namun sejumlah bookingan kamar dan acara meeting di hotel dibatalkan pemesan karena pemerintah akan memberlakukan PPKM Level 3, yaitu 24 Desember hingga 2 Januari 2022. Di sisi lain, beberapa kegiatan di hotel juga meningkat berkat adanya pemerintah atau instansi yang menggelar meeting di akhir tahun.
Berdasar survei dari Balitbang Kemenhub, saat libur Nataru nanti akan ada 13 persen masyarakat yang melakukan perjalanan luar kota.
Angka tersebut setara dengan 34,6 juta jiwa. Bila tidak dikendalikan dengan aturan PPKM Level 3, dikhawatirkan akan muncul lonjakan kasus covid-19 gelombang ke tiga. Sebab, saat ini sudah ada beberapa negara yang mengalaminya.
Efek dari pemberlakuan PPKM Level 3, pengusaha hotel pun tak berani patok okupansi 100 persen sebagaimana suasana normal.
Meski begitu, mereka tetap optimis masih ada tamu yang datang untuk menginap.
Satu di antaranya Hotel Horison Nindya Semarang, yang berlokasi di Jalan Brigjen Sudiarto no 496, Pedurungan, Kota Semarang. Public Relation (PR) Hotel Horison Nindya Semarang, Riyanti, mengatakan okupansi tamu saat Nataru tidak bisa diprediksi.
"Bisa saja hari ini masih terisi 25 persen, tapi besok terisi 80 persen. Banyak sekali faktornya, salah satunya tamu yang tidak dapat kamar di pusat kota, akhirnya memilih di Horison Nindya Semarang. Atau tamu yang hanya transit saja, karena kebetulan hotel kami dekat pintu tol Gayamsari," terangnya.
Riri sapaan akrabnya, sebenarnya sudah memasang target okupansi saat Nataru sebesar 60 persen. Namun, misal nanti angka tersebut tidak tercapai, pihaknya pun tidak terlalu kecewa.
"Berkaca dari pengalaman sebelumnya saat PPKM level 3, kami sudah tahu polanya akan seperti apa. Tapi Nataru nanti juga masih sulit diprediksi. Kami tetap berharap masih ada tamu yang menginap, meskipun tidak bisa tercapai 100 persen dari total ketersediaan kamar," ujarnya.
Menurutnya, September-November okupansi hotel Horison Nindya Semarang mencapai 80 persen. Itu sudah jauh lebih baik. Riri melanjutkan, Horison Nindya Semarang paling banyak menyelenggarakan kegiatan meeting, incentive, convention, dan exhibition (MICE) maupun event sosial. Bahkan untuk acara pernikahan hotel ini pun masih menerima pesanan hingga tanggal 31 Desember.
"Dari tanggal 19 hingga 31 Desember ini tidak ada kegiatan MICE. Mungkin tamu sudah tahu jika akan ada PPKM level 3. Tapi untuk acara pernikahan masih tetap ada, walau dibatasi hanya 50 hingga 100 pax saja," imbuhnya.
Mulai ramai
Hal yang sama dikemukakan oleh manajemen Hotel Grand Arkenso Parkview di dekat Simpanglima Semarang. GM Hotel Grand Arkenso Parkview, Adi Danindra, mengatakan, Januari hingga Agustus 2021 hampir tidak ada tamu yang menyelenggarakan kegiatan di hotelnya.