Berita Slawi
Keterbatasan Fisik Tak Halangi Kholisoh dan Teman-temannya Ikuti Pameran Produk UMKM
Kegiatan pameran wirausaha pemuda 2021 berlangsung dua hari Senin-Selasa (6-7/12).
Penulis: Desta Leila Kartika | Editor: sujarwo
TRIBUNJATENG.COM, SLAWI - Kegiatan pameran wirausaha pemuda 2021 yang berlangsung dua hari Senin-Selasa (6-7/12/2021), diikuti oleh pelaku usaha di wilayah Kabupaten Tegal tak terkecuali teman-teman difabel yang juga antusias berpartisipasi dengan menjual produk olahan sendiri.
Adapun mereka yang berpartis

ipasi, gabungan dari enam komunitas yaitu Difabel Slawi Mandiri (DSM), Cerebal Palsy (CP), Gerkatin, Ikatan tunanetra muslim indonesia, Rumah Autis Marbel, dan Dunia tak lagi sunyi (DTLS).
Untuk produk yang ditawarkan ada makanan ringan seperti keripik tempe, rempeyek kacang, geplak, rengginang, kacang goreng, lalu ada aneka kue, dodol, nasi uduk, tootbag, dan batik ciprat.
Ditemui saat sedang menjaga lapak jualannya, Kholisoh menuturkan, melalui kegiatan pameran seperti ini, menjadi peluang bagi teman-teman difabel untuk memperkenalkan sekaligus memasarkan produk buatan mereka.
Setiap ada event serupa, teman-teman difabel berkoordinasi dengan pendamping menentukan siapa yang berjaga.
Setelahnya, produk dikumpulkan jadi satu dan siap dipamerkan atau dipasarkan.
"Teman-teman sangat senang dan menyambut baik jika ada kegiatan pameran produk, karena ada pemasukan dan lebih dari itu bisa mengenalkan produk buatan kami. Ya pada antusias dan kami mengerjakan bersama-sama," ungkap Kholisoh, pada Tribunjateng.com, Selasa (7/12/2021).
Harga yang ditawarkan cukup terjangkau, yaitu mulai Rp 5 ribu - Rp 35 ribu untuk makanan dan kue, sedangkan untuk batik ciprat sendiri harga Rp 150 ribu per pcs.
Kholisoh sendiri merupakan anggota dari komunitas Difabel Slawi Mandiri (DSM), ia juga owner (pemilik) Olis Cake yang fokus menjual beberapa jenis kue seperti brownies dan banana cake.
Ia pun memulai usahanya sejak tahun 2018 lalu dan bertahan sampai sekarang meskipun belum memiliki outlet khusus.
Di tengah keterbatasan fisik yang Kholisoh alami, ia tetap semangat untuk bisa mencari uang atau penghasilan sendiri tanpa merepotkan siapapun.
Kholisoh ingin membuktikan kepada orang-orang yang memandang sebelah mata dirinya maupun teman-teman difabel lain, bahwa orang "cacat" tidak bisa berbuat apa-apa, hanya menyusahkan, dan lain-lain tidak semuanya benar.
Di tengah keterbatasan masih bisa beraktivitas, menghasilkan pendapatan sendiri, bahkan memiliki bisnis sendiri.
Stigma negatif atau terkesan meremehkan inilah yang diakui Kholisoh menjadi motivasi tersendiri bagi dirinya.
"Kalau saya ikutnya difabel daksa karena bagian kaki saya tidak sempurna. Sebenarnya bukan dari saya lahir, tapi saat usia satu tahun saya bermain selayaknya anak normal lain dan tidak sengaja jatuh, badan saya jadi panas, dan ya akhirnya kondisinya seperti saat ini. Tapi dengan segala keterbatasan yang saya miliki bukan menjadi alasan untuk bermalas-malasan, tetap harus bangkit, dan semangat," tandasnya. (*)
Band Padi Reborn Ajak Nostalgia Masyarakat di Konser Melangkah Maju Puncak Hari Jadi ke-422 Tegal |
![]() |
---|
Ratusan Anggota Papera Deklarasi Dukungan Kepada Prabowo Subianto Jadi Presiden 2024 |
![]() |
---|
Ayo Ikuti Job Fair Slawi Ageng 2023 Ada Ratusan Lowongan Kerja, Ini Daftarnya |
![]() |
---|
Bersama UNICEF, Pemkab Tegal Gelar Program Pengurangan Keracunan Timbal Pada Anak Periode 2023-2027 |
![]() |
---|
Program Tani Bangkit Resmi Diluncurkan Bersamaan Panen Perdana Melon Premium, Ini Tujuannya |
![]() |
---|