Berita Viral
Wali Kota Bandung Meninggal di Saat Tempat Hari Terbaik, Dilepas Ribuan Warga yang Sedih dan Cemburu
Kepergian Wali Kota Bandung untuk selama-lamanya menjadi sepenggal kisah yang dikenang banyak orang. Semua mengenang kebaikan hati Oded M Danial
TRIBUNJATENG.COM - Kepergian Wali Kota Bandung untuk selama-lamanya menjadi sepenggal kisah yang dikenang banyak orang.
Semua mengenang kebaikan hati Oded M Danial.

Sore itu cahaya berwarna kuning keemasan membentang di ufuk barat.
Pancarannya membuat gedung-gedung, pepohonan, dan wajah orang-orang yang tengah berkumpul di seberang gerbang Pendopo Kota Bandung, tampak ikut bersinar.
Menjelang waktu azan Magrib, orang-orang berkumpul di depan gerbang Pendopo Kota Bandung.
Mereka duduk di pinggir alun-alun, berdiri di depan halte, sambil membicarakan berbagai kisah Wali Kota Bandung Oded Mohamad Danial, yang wafat pada Jumat (10/12) siang.
Sebagian membicarakan mengenai waktu dan lokasi wafatnya pria yang akrab disapa Mang Oded ini.
Mereka menganggap Mang Oded yang meninggal saat akan menjadi khatib salat Jumat adalah sebuah kemuliaan yang tidak terkira.
Sebagian lagi membicarakan tentang kebaikannya selama memimpin Kota Bandung.
Mereka mengenal Mang Oded sebagai pemimpin yang rendah hati, bukan tipe pemarah, selalu ramah kepada warga, dan memiliki berbagai inovasi dalam membangun Kota Bandung.
Selepas azan Magrib, karangan bunga sebagai ungkapan duka cita dari para pejabat, pengusaha, dan para tokoh, masih saja berdatangan, menyesaki bagian depan gerbang pendopo.
Warga yang baru salat magrib di Masjid Agung Bandung pun berdatangan ikut berdiri di seberang gerbang pendopo.
Pukul 18.35, petugas kepolisian dan dinas perhubungan memberhentikan arus lalu lintas dari arah Jalan Dewi Sartika.
Iring-iringan kendaraan pembawa jenazah Mang Oded pun mulai melewati gerbang dan memasuki Jalan Dalem Kaum, menuju tempat pemakaman Mang Oded di kampung halamannya di Tasikmalaya.
Langit kian gelap, menyisakan warga ungu kehitaman. Warga melambaikan tangan ke arah iring-iringan mobil pengantar jenazah Mang Oded.
Berbagai kata mereka ungkapkan, melepas kepergian Mang Oded dari Kota Bandung.
"Hatur nuhun Mang Oded, hatur nuhun," kata seorang ibu dengan suara bergetar.
"Ya Allah, sing dipaparin surga," kata seorang perempuan remaja sambil menutup hidungnya dengan tisu. "Jalmi bageur, ya Allah. Sing salabar keluargana," kata seorang ibu berjilbab.
Air hujan gerimis yang turun saat itu tidak bisa menyamarkan mata mereka yang tengah berkaca-kaca.
Suara sirine mobil jenazah tidak bisa menyembunyikan suara-suara lirih warga Bandung yang saat itu melepas kepergian Mang Oded dengan doa dan pujian.
Sejumlah remaja berdiri di atas pembatas pohon sambil mengabadikan momen tersebut dengan kamera ponselnya.
Beberapa di antaranya mengatakan cemburu dengan cara kepergian Mang Oded yang berada di hari baik, waktu baik, dan tempat terbaik.
"Saya menyaksikan sendiri pas Mang Oded mengunjungi tempat saya. Dia orang yang baik, bukan pemimpin arogan yang sombong. Dia dekat sama warga, banyak yang suka dengan kepribadiannya," kata Lilis (40), warga Cicendo, Kota Bandung, yang juga tengah ikut menunggu di depan pendopo.
Ia pun mengatakan sangat kehilangan sosok Mang Oded. Warga Bandung, katanya, akan mengenang dia sebagai pemimpin yang sabar dan ramah.
Warga Balonggede, Dirman (45), mengatakan Mang Oded terkenal sebagai pemimpin yang tidak otoriter. Warga sudah mencintai dan menghormatinya sejak ia menjabat sebagai Wakil Wali Kota Bandung.
"Meninggal di saat terbaik, di tempat terbaik, di hari baik. Siapa yang tidak cemburu. Orang baik memang pantas mendapat akhir yang baik," katanya yang sengaja ikut menyaksikan kepergian wali kotanya ini.
Mang Oded mengembuskan napas terakhirnya saat hendak menjadi imam sekaligus khatib pada salat Jumat di Masjid Raya Mujahidin, Jalan Sancang No.6, Kota Bandung, kemarin.
Tubuhnya tiba-tiba oleh dan jatuh saat melakukan salat sunat, sebelum naik mimbar.
Ketua Badan Ta'mir Masjid Raya Mujahidin, Dikdik Dahlan Lukman, yang kebetulan berada di sampingnya langsung merangkul dan mengistirahatkan Oded di sana sambil menunggu ambulans datang.
Oded kemudian dilarikan ke RS Muhammadiyah, Bandung, namun tak tertolong.
Direktur Utama RS Muhammadiyah, Kautsar Boesoiri, mengatakan Mang Oded dinyatakan meninggal pukul 11.55. Diagnosa sementara Mang Oded terindikasi terkena serangan jantung. Ambulans yang membawa Mang Oded tiba di RS Muhammadiyah pukul 11.45.
"Saat itu langsung masuk UGD dan dipasangkan oksigen. Saat masuk ke UGD, sambung Kautsar, kondisi tubuh Oded sudah menunjukan sejumlah tanda-tanda telah meninggal dunia.
"Diperiksa nadinya sudah tidak teraba, dan pupil matanya sudah melebar, itu adalah tanda tanda beliau sudah tiada. Kalau mendadak begitu kondisinya, kemungkinan serangan jantung," ucapnya.
Menurutnya, meski telah muncul tanda-tanda tersebut, tim medis RS Muhammadyah tetap berusaha maksimal dengan melakukan resusitasi jantung. Upaya tersebut terus dilakukan, namun dalam kurun waktu 10 menit tetap tidak menunjukan perkembangan.
"Walaupun sudah ada tanda tidak ada, tetap kita lakukan usaha dengan tetap mengharapkan mukjizat Allah. Tapi takdir Allah lain, dinyatakan tidak ada pukul 11.55 WIB," katanya.
Orang Baik
Gubernur Jabar, Ridwan Kamil, yang baru saja menunaikan salat Jumat di Gedung Sate, langsung bertolak ke Pendopo Wali Kota Bandung, begitu mendengar kabar Mang Oded meninggal dunia.
"Kami turut berduka. Atas nama Pemerintah Provinsi Jabar dan masyarakat Kota Bandung khususnya, kita sangat kehilangan atas berpulangnya almarhum," ucap Kang Emil dengan suara bergetar.
Berkali-kali Kang Emil terlihat menundukkan kepala, memegang peci di kepalanya, menyembunyikan raut muka sedihnya dengan telapak tangan dan maskernya.
Yang terlihat hanya kedua kelopak matanya yang berkaca-kaca.
"Almarhum meninggal di waktu dan saat yang baik," ucap Kang Emil.
Emil mengatakan, Mang Oded baginya sudah seperti orang tua sendiri.
"Saya bersaksi almarhum adalah orang baik, saleh, berakhlak mulia. Mudah-mudahan doa kami menerangi terangnya kubur almarhum, diampuni khilaf dan dosanya, diterima iman Islamnya, keluarganya juga diberi ketabahan," kata Emil.
Hal senada juga diungkapkan Wakil Gubernur Jabar, Uu Ruzhanul Ulum.
“Beliau adalah orang yang sederhana, ramah dan juga rendah hati. Kepada saya, kerap selalu bilang, 'Pak Uu jangan panggil Pak Oded, tapi Mang Oded aja'. Beliau sangat rendah hati," ujarnya.
Uu mengatakan, meninggalnya Mang Oded adalah impian setiap orang muslim.
“Pertama, beliau meninggal pada hari Jumat, insya Allah husmul khatimah. Kedua, beliau meninggal dalam keadaan masih memiliki wudu karena akan menunaikan salat Jumat. Ketiga, beliau juga berada masjid, di rumah Allah SWT,” tutur Uu. "Insya Allah syahid."
Kemarin, kesedihan mendalam juga diunbgkapkan Wakil Wali Kota Bandung, Yana Mulyana, yang kemarin siang tengah berada di Bali, berbagi tugas dengan Mang Oded menjalankan tugas kedinasan menerima penghargaan untuk Kota Bandung.
Yana mengatakan, Mang Oded adalah sahabat dan rekan seperjuangannya yang sama-sama mendapat amanah dalam membangun Kota Bandung.
Dalam tiga tahun terakhir, kata Yana, suka dan duka kerap ia rasakan dengan Mang Oded, yang sudah ia anggap sebagai saudara yang paling dekat.
"Saya mohon warga Kota Bandung mendoakan Mang Oded agar diberikan tempat paling baik di sisi Allah," ujarnya. "Kami sangat kehilangan," ujar Yana yang siang itu pula bertolak kembali ke Bandung lan langsung ke Tasikmalaya untuk menghadiri pemakaman Mang Oded di sana.
Duka cita juga disampaikan Ketua DPRD Kota Bandung, Tedy Rusmawan. Mang Oded, ujar Tedy, adalah pemimpin yang sederhana dan dekat dengan masyarakat.
"Beliau sabar rendah hati," ujarnya.
Tedy pun mengaku, masih mengingat bagaimana, Mang Oded, sebagai Ketua Komite Penanganan pandemi Covid-19 Kota Bandung bersama Forkopimda, terus berjuang memimpin perjuangan mengatasi pandemi Covid-19 yang melanda Kota Bandung. "Kami betul-betul kehiangan," ujarnya.
Mang Oded lahir di Kabupaten Tasikmalaya 15 November 1962 mengembuskan napasnya dalam usia 59 tahun. Ia menamatkan sekolah dasar hingga SMA di Tasikmalaya, kemudian menempuh bangku kuliah di Universitas Pasundan Bandung.
Mengawali karier politik resminya dengan menjadi anggota DPRD Kota Bandung dari fraksi PKS, kemudian terpilih menjadi Wakil Wali Kota Bandung mendampingi Wali Kota Bandung Ridwan Kamil, masa jabatan 2013 - 2018.
Tahun 2018 Mang Oded terpilih menjadi Wali Kota Bandung bersama Wakilnya Yana Mulyana, untuk masa bakti 2018 - 2023, sementara Ridwan Kamil menjadi Gubernur Jabar untuk periode yang sama dan dilantik pada hari yang hampir sama.
Mang Oded meninggalkan satu orang istri Siti Muntamah Oded yang bertugas sebagai anggota DPRD Jabar, serta tujuh orang anak. (syarif abdussalam/cipta Permana/tiah sm)
Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Selamat Jalan Mang Oded Wali Kota Bandung, Meninggal di Saat Terbaik, di Tempat Terbaik di Hari Baik