Apa Itu Awan Cb? Jenis-jenis Awan Cumulonimbus dan Proses Terbentuknya Awan
Apa itu awan Cb? Berikut jenis-jenis awan cumulonimbus dan proses terbentuknya awan.
Penulis: non | Editor: abduh imanulhaq
Apa Itu Awan Cb? Jenis-jenis Awan Cumulonimbus dan Proses Terbentuknya Awan
TRIBUNJATENG.COM - Apa itu awan Cb? Berikut jenis-jenis awan cumulonimbus dan proses terbentuknya awan.
Apa Itu Awan Cb?
Awan Cb adalah singkatan dari cumulonimbus yang tampak memanjang tinggi ke langit dalam bentuk menara atau gumpalan.
Awan ini lebih dikenal sebagai awan petir karena dapat menghasilkan hujan es, guntur dan kilat.
Cumulonimbus terbentuk dari konveksi udara awan Cumulus kecil di permukaan atmosfer yang panas.
Mereka bergerak lebih tinggi hingga tercipta tenaga listrik yang besar seperti kekuatan 10 bom atom seukuran Hiroshima.
Cumulonimbus biasanya berada di ketinggian 1.100-6.500 kaki.
Awan Cumulonimbus berbentuk tepi atas berserat, dan bagian atas terlihat seperti landasan.
Cumulonimbus berpotensi menyebabkan hujan deras dan badai kilat.
Awan cumulonimbus dikaitkan dengan cuaca ekstrem seperti hujan deras yang lebat, badai hujan es, kilat, dan bahkan tornado.
Sel-sel cumulonimbus individu biasanya akan menghilang dalam waktu satu jam setelah hujan mulai turun, menyebabkan hujan lebat yang berumur pendek.
Namun, badai multisel atau supersel mengandung banyak awan cumulonimbus dan curah hujan yang tinggi dapat berlangsung lebih lama.
Jika ada guntur, kilat atau hujan es, awan itu adalah cumulonimbus.
Jenis-jenis Awan Cumulonimbus:
1. Cumulonimbus calvus
Bagian atas Cumulonimbus calvus terlihat menggembung, seperti awan cumulus.
Tetesan air di puncak awan Cumulonimbus calvus belum seluruhnya membeku menjadi kristal es.
2. Cumulonimbus capillatus
Bagian atas awan Cumulonimbus capillatus berserat tetapi relatif berisi.
Tetesan air dari awan ini sudah mulai membeku.
Biasanya menandakan hujan telah dimulai atau akan segera dimulai.
3. Cumulonimbus incus
Bagian atas awan Cumulonimbus incus terlihat berserat dan berbentuk landasan, karena awan terus tumbuh.
Jika awan mencapai puncak troposfer dan masih ingin tumbuh, maka awan harus melakukannya ke luar, menciptakan landasan atau 'inkus' yang indah.
Awan sendiri merupakan kumpulan partikel air di atmosfer yang sangat banyak dapat membentuk awan karena tekanan suhu tertentu.
Partikel air yang membentuk awan dapat berwujud tetes air cair atau kristal es yang berkumpul di satu tempat.
Berikut ini proses terbentuknya awan:
1. Naiknya udara ke atmosfer
Udara di atmosfer mengalami kenaikan dan mengambang akibat tekanan atmosfer yang lebih kecil.
Kemudian, udara di Bumi akan naik ke atmosfer dan mengalami pendinginan, sehingga kelembaban udara (RH) semakin bertambah.
Ketika proses kondensasi mencapai 78, awan mulai mengalami kondensasi yang lebih besar dan aktif di udara.
Perubahan tersebut adalah akibat dari penambahan uap air di udara ketika terjadi proses penguapan atau penurunan tekanan uap jenuh melalui pendinginan yang rendah.
2. Partikel air terkumpul di atmosfer
Partikel zat yang ada di udara atau aerosol yang berwujud air berfungsi sebagai perangkap air.
Aerosol tersebut membentuk tetes air dan jumlahnya akan bertambah banyak hingga membentuk kumpulan tetes air.
3. Kumpulan partikel air membentuk gumpalan
Kumpulan tetes air perlahan berubah menjadi gumpalan awan ketika RH bergerak mendekati 100.
Saat itu, uap air mencapai wujud inti yang lebih besar.
Adapun inti yang lebih kecil dan kurang aktif mengubah volume tetes air menjadi lebih kecil dari jumlah inti kondensasi.
4. Aerosol kembali bergerak naik
Aerosol kemudian terangkat ke atmosfer hingga ketinggian tertentu sesuai tekanan atmosfer yang membawanya.
Semakin tinggi aerosol terangkat ke atmosfer, maka semakin mengalami pendinginan dengan suhu yang lebih rendah.
Pada ketinggian tertentu, aerosol akan mengalami proses pengembunan.
5. Aerosol mengembun
Kemudian, titik air yang berasal dari uap air yang mengembun akan membentuk awan jika dilihat dari Bumi.
Jadi, semakin banyak udara yang mengalami proses pengembunan di atmosfer,
maka akan muncul awan yang semakin besar dan banyak di wilayah yang mengalami proses tersebut.
Sehingga, penampakan awan di beberapa belahan Bumi dan wilayah dapat terlihat berbeda-beda. (*)