OPINI
OPINI : Membangun Kecerdasan Ekologis Memanfaatkan Air Hujan
MUSIM hujan hampir identik dengan adanya bencana. Apalagi adanya pengaruh perubahan iklim yang mengakibatkan tingkat curah hujan menjadi tinggi
Perlu adanya gerakan budaya menyimpan dan mengelola air hujan agar tidak terbuang sia-sia.
Perlu tindakan yang optimal dalam pemanfaatan dan pengelolaan air hujan sehingga memberikan manfaat.
Ekopedagogik
Perilaku menghemat air dan memanfaatkan air hujan dapat diajarkan sejak dini. Internalisasi nilai-nilai ini dapat melalui pendidikan.
Ekopedagogik bisa menjadi alternatif. Merujuk The First Earth Summit di Rio de Jeneiro 1992, para akademisi mendefinsikan ekopedagogik sebagai pedagogi yang mengusung konsep belajar untuk memaknai makhluk hidup dalam kehidupan sehari-hari manusia.
Menurut Khan (dalam Supriatna, 2016) mendifinisikan ekopedagogik sebagai gerakan akademik untuk menyadarkan siswa menjadi individu yang memiliki pemahaman, kesadaran dan keterampilan hidup yang selaras dengan dengan kepentingan pelestaraian alam.
Sebagai bagian dari pedagogik kritis, ekopedagogik mengembangkan pembelajaran transformatif (kurikulum praksis sebagai pembelajaran).
Guru mengembangkan kurikulum tertulisnya dengan materi pembelajaran yang merupakan konstruksi persoalan-persoalan lingkungan di sekitar siswa.
Pembelajaran merupakan refleksi antara guru dan siswa terkait persoalan-persoalan nyata di kehidupan sekitar siswa (kontekstual).
Penilaian atau output dari pendekatan ekopedagogik adalah karakter yang ditunjukkan siswa pada penguasaan pengetahuan, kesadaran dan aplikasi hidup ramah dengan lingkungan (kecerdasan ekologis).
adi kinerja siswa harus nampak dalam praktik kehidupan sehari-hari dan bukan hanya sekedar menghafal dan mengingat konsep.
Kecerdasan ekologis memadukan antara keterampilan kognitif (pengetahuan) dengan empati terhadap segala bentuk kehidupan.
Siswa yang memiliki kecerdasan ekologis akan menunjukkan empatinya seperti merasa sedih saat melihat tanda-tanda “penderitaan” bumi, dan bertekad melakukan tindakan untuk membantu melestarikan bumi.
Siswa diajak berpikir kritis bahwa setiap tindakannya dalam memenuhi kebutuhan hidup selalu berdampak pada lingkungan.
Media atau materi internalisasi nilai-nilai kecerdasan ekologis dapat menggunakan ajaran-ajaran kearifan lokal masyarakat setempat.