Berita Pendidikan
Teater Gema UPGRIS Juara I Festival Monolog Nasional: Virtual di Masa Pandemi
Aktor Teater Gema Universitas PGRI Semarang (UPGRIS), Sulthon Sukma Negara berhasil menyabet juara 1 dalam Festival Monolog Nasional 2021
Penulis: mamdukh adi priyanto | Editor: muslimah
TRIBUNJATENG.COM,SEMARANG - Aktor Teater Gema Universitas PGRI Semarang (UPGRIS), Sulthon Sukma Negara berhasil menyabet juara 1 dalam Festival Monolog Nasional 2021.
Monolog mahasiswa tersebut bertema 'Monolog Virtual di Masa Pandemi'. Gelaran monolog diadakan Insititut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Aceh.
Sulthon Sukma Negara menyatakan, awalnya ia penasaran terhadap beberapa naskah pilihan sutradara. Dari situ, Sulthon memilih naskah 'Aeng' yang dinilai bagus lantaran menceritakan kehidupan manusia yang memiliki kepribadian ganda.
"Naskahnya buat penasaran dan keren. Soalnya isu yang diambil seperti seseorang memiliki kepribadian ganda, dimana semasa hidupnya tidak percaya sama masyarakat. Bahkan dalam cerita, istrinya pun sampai dibunuh lantaran takut diambil orang," kata Sulthon, dalam pesan tertulis, Selasa (14/12/2021).
Terkait gelaran festival, ia menuturkan ada kompetisidan persaingan ketat antarpeserta. Karena peserta dari berbagai perguruan tinggi se-Indonesia.
"Yang terpenting rutin latihan saja. Selagi ada usaha, pasti ada hasil dan dukungan teman-teman Gema UPGRIS dan lainnya," ucapnya.
Masing -masing sutradara memiliki strategi dalam menyajikan pertunjukan seni drama. Misalnya seorang sutradara menekankan kepada aktor teater harus berlatih selayaknya robot serta berkomitmen.
Hal itu yang dilakukan Afprian Baskoro, sang sutradara Monolog Teater Gema UPGRIS terhadap aktornya.
Baskoro menyampaikan, ia bersama aktornya bermula tidak ada niatan untuk ikut perlombaan. Hanya sekadar berlatih seperti biasa yang dilakukan para pelaku teater. Misalnya membaca naskah, bedah, hingga pertunjukkan.
"Kami awalnya pilih-pilih naskah kemudian dibedah serta disajikan pertunjukkan. Enggak ada niatan untuk lomba. Hanya proses saja seperti biasa kami lakukan. Ada informasi perlombaan di ISBI, akhirnya ikut. Hanya bermodalkan berproses sekitar 3 pekan," kata Baskoro.
Naskah berjudul 'Aeng' karya Putu Wijaya dibawakan sang aktor. Dari cerita ini, dia mengulas tentang eksistensi manusia dalam ranah sosial. Bagi Baskoro, naskah yang dibawakan sangat mudah untuk improvisasi lebih jauh.
"Meski proses hanya sekitar 3 pekan, tapi kami bikin komitmen dan jadwal dengan aktor dan sutradara. Sebab, aktornya masih kuliah. Waktu 3 pekan digunakan maksimal untuk latihan," katanya.
Terpisah, Rektor UPGRIS, Muhdi merasa bangga adanya mahasiswanya meraih prestasi dalam ajang perlombaan tingkat nasional. Teater Gema berkali-kali mendapatkan juara tidak hanya tahun ini saja.
"Saya apresiasi kepada mahasiswa yang berhasil juara 1 monolog. Khususnya Teater Gema yang terus berprestasi di tingkat provinsi hingga nasional. Apalagi Teater Gema berkali-kali juara di dunia seni peran," kata Muhdi.
Ia mendorong mahasiswanya untuk mengikuti perlombaan dan non-perlombaan untuk meningkatkan kualitas perguruan tingginya.
"Dorong dan motivasi untuk mengikuti kejuaraaan setiap mereka berprestasi akan kami beri penghargaan," imbuhnya. (mam)