Berita Tegal
Cerita Guru SLB di Masa Pandemi Covid-19, Kesulitan Mengajarkan Bahasa Isyarat Secara Daring
Menjadi guru atau tenaga pendidik di Sekolah Luar Biasa (SLB), tidak semudah seperti yang dibayangkan.
Penulis: Fajar Bahruddin Achmad | Editor: rival al manaf
TRIBUNJATENG.COM, TEGAL - Menjadi guru atau tenaga pendidik di Sekolah Luar Biasa (SLB), tidak semudah seperti yang dibayangkan.
Butuh kesabaran, ketelatenan, hingga keterampilan.
Karena di SLB, tenaga pendidik akan bertemu dengan puluhan anak berkebutuhan khusus yang memiliki keterbatasan fisik berbeda-beda.
Terlebih di masa pandemi Covid-19 ini.
Baca juga: 26 Atlet Kungfu Dari Kudus Bersaing Dalam Kerjurda Virtual AKTI
Baca juga: 7 Aplikasi Penghasil Uang Terbaik di Smartphone Android
Baca juga: Rumah Dijual dan Tanah Murah di Semarang Jumat 17 Desember 2021
Para guru SLB harus memiliki berbagai ide untuk menyampaikan materi dalam pembelajaran jarak jauh (PJJ) atau belajar dari rumah.
Hal itu seperti yang dialami, Eko Budiyanto (41), guru SLB Negeri Kota Tegal.
Eko bercerita, belajar dari rumah bagi siswa SLBN Kota Tegal, hampir genap dua tahun semasa pandemi Covid-19.
Ia sendiri mengajar siswa dengan kebutuhan khusus tunarungu pada jenjang pendidikan SD.
Setiap harinya materi pembelajaran disampaikan menggunakan bahasa isyarat.
"Setiap hari seperti itu. Saya ambil video menggunakan bahasa isyarat kemudian saya kirim ke orangtua siswa," kata Eko kepada tribunjateng.com, Jumat (17/12/2021).
Eko mengatakan, dibandingkan belajar di sekolah, belajar dari rumah ini jauh lebih sulit.
Pertama, guru sulit memberikan penjelasan yang lebih memahamkan.
Dari siswa pun lebih lambat menyerap materi dengan belajar yang dilakukan via daring.
Kesulitan yang lain, tidak semua orangtua memahami penggunaan bahasa isyarat.
"Jadi orangtua murid pun kesulitan untuk menjelaskan ke anaknya. Karena dalam pembelajaran secara daring ini, peran orangtua sangat besar," ujarnya.
Meski begitu, Eko tidak menyerah dengan keadaan.
Ia memilih untuk memperkuat kemampuan anak dalam keterampilan di tengah pembelajaran yang harus dilakukan dari rumah.
Eko mengatakan, ia bahkan jarang menggunakan buku pelajaran di masa pandemi Covid-19.
Materi pelajaran yang disampaikan berbeda-beda, menyesuaikan kemampuan masing-masing siswa.
Kemudian ia juga banyak memberikan materi keterampilan tangan.
"Di sekolah kami pakai RPP. Kalau di rumah banyak keterampilan supaya anak tidak jenuh. Seperti membuat kerajinan dari barang bekas, membuat mozaik, dan sebagainya," jelasnya.
Eko menjelaskan, pihaknya pun memanfaatkan belajar di rumah untuk penguatan keterampilan bahasa isyarat anak.
Karena ada dua bahasa isyarat yang harus dikuasai siswa tunarungu, yaitu Sistem Isyarat Bahasa Indonesia (SIBI) dan Bahasa Isyarat Indonesia (Bisindo).
Perbedaannya, penggunaan bahasa isyarat SIBI menggunakan satu tangan, sementara Bisindo menggunakan dua tangan.
"Mereka belum lancar. Karena itu kami perkuat lagi penggunaan bahasa isyaratnya," ungkap.
Berharap Segera PTM
Eko mengatakan, hasil evaluasi belajar dari rumah, kemampuan anak dalam materi pelajaran menurun.
Daya serap anak menjadi lamban karena kesulitan menerima materi saat belajar dari rumah.
Tetapi dari segi keterampilan, ada peningkatan kemampuan para siswa.
"Saya merasakan banyak penurunan. Karena di rumah belajar mereka tidak terkontrol," katanya.
Eko berharap, pembelajaran di tengah masa pandemi Covid-19 bagi SLBN Kota Tegal, dapat diterapkan secara offline atau Pembelajaran Tatap Muka (PTM).
Karena hampir genap dua tahun belajar berlangsung dengan PJJ.
Baca juga: Dokter Muda FK UNS Solo Susur Kampung di Mojosongo Beri Pengobatan Gratis
Baca juga: Potensi Keramaian Saat Nataru, Basarnas Cilacap Siagakan Puluhan Personel Mengawasi Tempat Wisata
Baca juga: Loker Lowongan Kerja Karir Terbaru di Semarang Jumat 17 Desember 2021
Ia ingat betul, saat pandemi datang pada Maret 2020, kegiatan belajar mengajar (KBM) langsung dilakukan dari rumah.
Sementara untuk saat ini, PTM baru berlangsung bagi siswa SMA.
Untuk jenjang SD dan SMP masih menunggu izin dari pemerintah kota.
"Kami berharap untuk SD dan SMP juga mendapatkan izin melaksanakan PTM. Untuk protokol kesehatan kami sudah siap. Siswa pun selama ini selalu diantar jemput orangtua," ungkapnya. (fba)
Gelar Halal Bihalal, IKBT-BA Jabodetabek Jadi Wadah Persaudaraan Masyarakat Tegal |
![]() |
---|
Talk Show DPRD Jateng di Slawi, Semangat Bangkit Menuju Indonesia Emas |
![]() |
---|
Disperinnaker dan Komunitas Barista Gelar Kompetisi Perebutkan Piala Bupati Tegal |
![]() |
---|
Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Tegal Adakan Demo Pembuatan Biosoka Secara Massal |
![]() |
---|
1.100 Warga Kraton Tegal Dapat Bansos Beras 10 Kg dari Badan Pangan Nasional RI |
![]() |
---|