Berita Semarang

Mengenal Terapi Antibodi Monoklonal, Diklaim Bisa Pulihkan Pasien Covid-19 Lebih Cepat

Terapi yang dimasukan ke dalam surat usulan revisi pedoman tata laksana Covid-19 di indonesia

mamdukh ap
Tangkapan layar Deputy Dean at Faculty of Medicine, Bioscience, and Nursing Mahsa University Malaysia, Dr Vetriselvan Subramaniyan (ruang bawah) 

TRIBUNJATENG.COM,SEMARANG -- Terapi yang dimasukan ke dalam surat usulan revisi pedoman tata laksana Covid-19 di indonesia adalah terapi antibodi monoklonal atau monoclonal antibodies (MAbs).

Terapi pengobatan terbaru ini diklaim mampu mengurangi waktu rawat inap serta mencegah perburukan gejala dan menghindari mortalitas pasien covid.

Antibodi monoklonal merupakan protein buatan yang yang mengikuti atau meniru sistem kekebalan tubuh manusia untuk melawan antigen berbahaya seperti virus covid.

Saat mengikat lonjakan protein, antibodi tersebut mampu memblokir virus yang memasuki sel-sel tubuh. Dengan begitu, monoklonal mampu untuk menangkal virus setelah terinfeksi.

"Pemberian terapi monoklonal antibodi pada pasien Covid-19 memiliki potensi yang baik dalam pencegahan perburukan kondisi pasien dan menurunkan mortalitas," kata Deputy Dean at Faculty of Medicine, Bioscience, and Nursing Mahsa University Malaysia, Dr Vetriselvan Subramaniyan saat webinar internasional yang diselenggarakan Program Studi D3 Farmasi Politeknik Katolik Mangunwijaya Semarang, dikutip pada Senin (20/12/2021).

Bekerja sama dengan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (Stikes) IKIFA Jakarta, webinar mengangkat tema 'Pharmacy Challenge in Preventing and Managing Covid-19 Pandemic'.

Dr Vetriselvan mengatakan, Semua antibodi monoklonal ini menerima persetujuan darurat untuk pengobatan Covid-19 ringan hingga sedang pada orang yang dites positif virus corona dan berisiko tinggi terkena Covid-19 parah.

Meskipun demikian, perlu adanya pertimbangan dalam pemilihan jenis dan dosis terapi mAbs yg disesuaikan dengan kondisi pasien secara klinis.

Adapun beberapa antibodi monoklonal yang dianjurkan adalah Bamlanivimab 700 mg ditambah etesevimab 1.400 mg. Lalu, Casirivimab 1.200 mg plus imdevimab 1.200 mg. Dan Sotrovimab 500 mg dosis tunggal.

"Monoclonal antibodies for the treatment of mild to moderate covid-19 (antibodi monoklonal dapat mengobati covid ringan hingga menengah)," ucapnya.

Perawatan ini juga dapat mengurangi risiko seseorang dengan covid menularkan virus ke orang lain.

Kemudian, perbedaan dengan vaksin yakni vaksin mampu membantu merangsang dan mempersiapkan sistem kekebalan untuk merespons lebih ketika terpapar virus.

Sementara itu, antibodi monoklonal berperan untuk meningkatkan sistem kekebalan setelah sakit, dan mempercepat respons kekebalan untuk mencegah Covid-19 semakin parah.

"Reinfection is uncommon within the 90 days after initial infection. Vaccination should be  deeferred for at least 90 days after receiving monoclonal antibodies (Reinfeksi jarang terjadi dalam 90 hari setelah infeksi awal, vaksinasi harus ditunda setidaknya 90 hari setelah menerima monoklonal)," terangnya.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jateng
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved