Pilkada 2024
Lupa Tugas Bawaslu saat Tes Wawancara, Bacalon Pun Kena Semprot Tim Seleksi
Tes wawancara dalam tahapan seleksi bakal calon anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) - Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) periode 2022-2027
"Saya nggak tanya tentang putusan MK.
Dari kasus ini aja, bisa nggak mencalonkan? Boleh nggak?" tanya tim seleksi dengan tegas.
Fritz lantas menjelaskan bahwa dirinya mengacu pada putusan MK bahwa mantan narapidana bisa kembali mencalonkan setelah lima tahun menjalani masa pidana penjara.
Namun jawaban itu mendapat kritikan dari sang pemberi pertanyaan.
"Kalau Anda mengacu pada frasa pidana penjara, ya seharusnya nggak usah pakai putusan MK, ini kan soal kasusnya masa percobaan, bukan pidana penjara," kata anggota tim seleksi ke Fritz.
Dalam tes wawancara itu, pantauan Tribunnetwork satu bakal calon rata-rata menghabiskan waktu sekira 1,5 jam untuk memaparkan visi misi dan menjawab pertanyaan.
Uniknya tiap bakal calon selalu mendapatkan pertanyaan terakhir dari Hamdi Muluk yang merupakan seorang Guru Besar Fakultas Psikologi Universitas Indonesia.
Pertanyaan Hamdi selalu sama, dengan asumsi terpilih, para bakal calon diminta untuk memilih empat bakal calon lainnya yang sekiranya pantas mendampingi mereka menjadi anggota Bawaslu.
Diketahui, dari total 20 orang bakal calon anggota Bawaslu yang menjalani tes wawancara, hanya akan terpilih lima orang saja.
Beberapa menunjukkan ekspresi yang hampir serupa saat dihadapkan pertanyaan ini. Mereka tampak tersenyum hingga gigi mereka terlihat dan agak bingung dengan situasi tersebut.
Kalimat 'Harus dijawab ini?' terlontar dari beberapa bakal calon. Pada akhirnya mereka menjawab siapa saja sosok yang mereka kira pantas terpilih selain mereka.
Hanya Fritz sang petahana yang enggan menjawab. Fritz beralasan menyerahkan kepada tim seleksi untuk menentukan dan memilih sosok terbaik menjadi anggota Bawaslu.
"Saya tetap berpegang teguh, saya serahkan kepada tim seleksi. Saya akan bekerja dengan siapa saja yang tim seleksi pilih jika saya terpilih," kata Fritz.
Jawaban ini mendapat kritikan dari Hamdi, menurutnya ini adalah bentuk fairness, karena pertanyaan serupa diajukan kepada semua bakal calon.
"Semua menjawab lho. Ini kan bentuk mengapresiasi dan menghargai Pak Fritz kepada bakal calon lainnya," kata Hamdi. Namun Fritz tetap bersikukuh enggan menjawab, dan akhirnya anggota tim seleksi lain meminta pertanyaan disudahi.