Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Fokus

Fokus : Optimisme Shin Tae-yong

Euforia rakyat pecinta sepakbola tanah air terhadap Timnas Garuda pascamenang dari Timnas Singapura, seolah mendadak menjadi duka bercampur tak percay

Penulis: rustam aji | Editor: Catur waskito Edy
tribunjateng/cetak/grafis bram kusuma
RUSTAM AJI wartawan Tribun Jateng 

oleh Rustam Aji

Wartawan Tribun Jateng

Euforia rakyat pecinta sepakbola tanah air terhadap Timnas Garuda pascamenang dari Timnas Singapura, seolah mendadak menjadi duka bercampur tak percaya setelah tim asuhan Shin Tae-yong kalah telak 0-4 dari Timnas Thailand pada leg pertama final Piala AFF 2020 di National Stadium Singapore pada Rabu (29/12) malam WIB.

Timnas Indonesia tak berkutik kala ditekuk Thailand. Bahkan, sang pelatih merasa terkejut atas kekalahan telak tersebut. Timnas Indonesia mengakhiri pertandingan dengan hanya satu shoot on target.

Kalah dengan margin empat gol menjadi hasil terburuk timnas Indonesia pada final Piala AFF atau Piala Tiger. Sebelumnya, kekalahan terburuk timnas Indonesia adalah 1-4 dari Thailand (final Piala AFF 2000) dan 0-3 dari Malaysia (leg pertama final Pialaa AFF 2010).

Kekalahan 0-4 membuat timnas Indonesia wajib mengalahkan Thailand dengan margin minimal empat gol pada waktu normal final kedua untuk menjaga asa juara.

Di sisi lain, timnas Thailand hanya membutuhkan hasil imbang pada final kedua untuk meraih gelar juara Piala AFF 2020. Mungkinkah timnas Indonesia mampu mengalahkan Thailand di leg kedua?

Selama bola itu bundar, apa pun masih bisa terjadi. Tidak ada yang tidak munkin.

Begitulah optimism Shin Tae-yong. “Memang kalau melihat pertandingan hari ini (Rabu, Red) tidak mungkin (mengejar Thailand).

Namun, bola masih bulat dan jika kami kerja keras sampai akhir pasti akan mendapatkan hasil yang bagus,” kata Shin Tae-yong seperti dikutip kompas.com.

“Kami tidak akan menyerah, kami akan terus berjuang. Kami tahu banyak fans Indonesia yang mendukung kami. Jadi kami akan menunjukkan yang terbaik,” imbuhnya.

Terlepas dari hal itu, Shin Tae-yong berharap pemain-pemain muda timnas Indonesia banyak belajar dari kekalahan kali ini.

Optimisme Shin Tae-yong memang layak diapresiasi. Semoga hal itu bukan sekadar kata-kata untuk menghibur diri. Kalau berkaca pada tim-tim Eropa, membalikkan keadaan dengan ketertinggalan 4 gol, bukanlah sesuatu yang mustahil untuk dikejar dan bahkan bisa membalik keadaan dengan sebuah kemenangan.

Siapa yang tidak kenal kata “Miracle in Istanbul” saat Liverpool menjadi juara Liga Champions 2005 usai mengalahkan AC Milan.

Ketika itu, Stadion Olimpiade Ataturk Turki bergetar hebat. Sebab, Liverpool yang tertinggal 3-0 lewat gol-gol cepat, bak mendapat keajaiban karena mampu menyamakan kedudukan, hingga akhirnya memenangi pertandingan melalui adu penalty.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved