Berita Sragen
Seratusan GTT 35 Plus Kabupaten Sragen Geruduk Gedung DPRD Sragen, Ada Apa?
Seratusan Guru Tidak Tetap (GTT) 35 plus Kabupaten Sragen menggeruduk kantor DPRD Sragen, Senin (3/1/2022).
Penulis: Mahfira Putri Maulani | Editor: Catur waskito Edy
TRIBUNJATENG.COM, SRAGEN – Seratusan Guru Tidak Tetap (GTT) 35 plus Kabupaten Sragen menggeruduk kantor DPRD Sragen, Senin (3/1/2022).
Mereka yang tergabung dalam Guru dan Tenaga Kependidikan Honorer Non K (GTKHNK) 35 plus tersebut telah lolos passing grade (PG) namun gagal karena tidak dapat formasi.
Kedatangan mereka disambut oleh Ketua DPRD Sragen, Suparno dan sejumlah anggota serta Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Sragen, Suwardi, perwakilan BKPSDM dan melakukan audiensi di gedung DPRD.
Audiensi yang berlangsung kurang lebih dua jam tersebut dipimpin langsung oleh Suparno didampingi Ketua Komisi IV Sugiyanto berikut jajaran anggota komisi.
Dalam audiensi tersebut mereka memohon agar Pemerintah Kabupaten (Pemkab) dan DPRD memperjuangkan formasi agar bisa mengakomodir mereka lulus menjadi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K).
Dalam audiensi itu, Sekretaris GTKHNK 35 plus Sragen, Bangun Supriyono mengatakan para guru honorer yang hadir mayoritas sudah lulus passing grade dari dua kali seleksi P3K.
Namun mereka gagal karena tidak mendapat formasi di sekolahnya. Dirinya menilai hal ini karena minimnya formasi yang dibuka oleh dinas.
Selain itu, mereka juga terselisih dengan guru swasta yang sudah mempunyai sertifikasi pendidikan (serdik) pada tahap seleksi kedua.
"Kami mohon Pemkab dan DPRD memperjuangkan nasib kamu, terutama dalam hal status sosial yang tidak jelas. Kami telah lolos PG namun belum dapat tempat dan formasi."
"Teman-teman yang lolos PG bisa ditempatkan khusus atau ditempatkan kembali ke tempat induknya (sekolah)," katanya.
Sekretaris forum, Suyono menambahkan Pemkab melalui dinas bisa mengakomodir guru honorer lolos PG untuk mengisi kekosongan formasi di tahap 1 dan 2 yang belum terisi.
Hasil pencermatan yang mereka lakukan sebanyak 193 anggotanya telah lolos PG namun formasi kosong sampai tahap dua ini. Sementara jenjang SD masih 103 formasi dan SMP 95 formasi.
"Sehingga kalo kita sandingkan antara teman-teman yang sudah lulus PG dan kekosongan di SD, kan bisa diakomodir dan diajukan tambahan formasi agar semua teman-teman bisa terakomodir," terangnya.
Sementara itu, Ketua DPRD Sragen, Suparno berharap mereka yang dinyatakan lolos PG namun nelum dapat formasi, bisa terakomodir semua menjadi P3K.
"Mereka ini kan rata-rata usianya di atas 35 tahun, dilihat dari sisi perjuangan dan pengabdian sudah cukup luar biasa."