Berita Kriminal
Fakta Perisdangan Ungkap Cara Herry Wirawan Bohongi Dokter saat Persalinan Korbannya
Cara predator seksual mengelabui dokter dan bidan saat persalinan korbannya terungkap.
TRIBUNJATENG.COM, BANDUNG - Cara predator seksual mengelabui dokter dan bidan saat persalinan korbannya terungkap.
Guru pesantren itu kembali menjalani sidang secara tertutup di Pengadilan Negeri Bandung, Jalan LLRE Martadinata, Bandung, Jawa Barat.
Dari sidang tersebut akal bulus dan kebejatan Herry akhirnya sedikit demi sedikit terbongkar.
Baca juga: Bupati Banyumas Sidak ke E-Warung dan Penerima BPNT, Temukan Beras Berbau
Baca juga: Chord Kunci Gitar Naff Kenanglah Aku Karamnya Cinta Ini
Baca juga: Istri di Klaten yang Hilang Enam Bulan Lalu Akhirnya Ditemukan,Suami Sempat Bikin Sayembara
Baca juga: Sinopsis Drive Hard Bioskop Trans TV Pukul 23.30 WIB John Cusack Disekap
Tidak menutup kemungkinan kekejian guru agama tersebut dalam memperlakukan muridnya bisa lebih banyak lagi, karena persidangan masih terus digelar.
Lewat Sidang tertutup dengan agenda pemeriksaan saksi-saksi itu digelar di PN Bandung, Selasa (28/12/2021) lalu, terbongkar kebohongan-kebohongan Herry Wirawan untuk memuluskan aksi setannya.
Salah satu kebohongan dikeluarkan Herry Wirawan pada dokter kandungan untuk menutupi tingkah bejatnya.
Proses persalinan siswa korban rudapaksa Herry Wirawan (36) ternyata dibantu dokter kandungan dan bidan sebuah klinik.
"Jadi, ada saksi dari dokter dan bidan."
"Ini untuk lahiran salah satu (santriwati) yang terakhir sebelum HW ditangkap," ujar Kasipenkum Kejati Jabar, Dodi Gazali Emil, seusai persidangan.
Berdasarkan kesaksian dokter dan bidan saat persidangan, kata Dodi, Herry Wirawan datang ke klinik mendampingi siswa yang jadi korbannya untuk melakukan persalinan.
"Nah, HW menjelaskan usianya (korban) itu 20 (pada dokter dan bidan)."
"Kemudian ada kecurigaan dari dokternya, ketika proses melahirkan dia curiga karena dokter lebih mengetahui bagaimana kondisi seseorang itu masih di bawah 20 tahun," katanya.
Dokter dan bidan yang bekerja di satu klinik itu, kata dia, mengaku hanya membantu persalinan satu siswa korban saja.
Adapun persalinan siswa korban lainnya belum diketahui.
"Satu klinik, itu untuk kelahiran yang terakhir yang masih bisa dilacak. Itu untuk satu kelahiran saja," ucapnya.