Berita Kudus
Kisah Perajin Truk Mainan di Kudus Ekonomi Terdampak, Dua Tahun Tradisi Dandangan Tak Digelar
Dua tahun pandemi, membuat tradisi Dandangan yang biasanya dilaksanakan menjelang bulan Ramadan tidak bisa digelar.
Penulis: raka f pujangga | Editor: rival al manaf
TRIBUNJATENG.COM, KUDUS - Dua tahun pandemi, membuat tradisi Dandangan yang biasanya dilaksanakan menjelang bulan Ramadan tidak bisa digelar.
Hal tersebut membuat perajin truk mainan dari bahan baku kayu, Tardi (70) tidak bisa meraup untung.
Kondisi ekonomi dan pandemi yang mulai pulih ini membuat Tardi berharap Dandangan bisa digelar kembali sekitar Maret 2022 mendatang.
"Harapannya bisa jualan lagi kalau ada Dandangan tahun ini," kata warga Wergu Wetan, RT 4 RW 3, Sabtu (8/1/2022).
Tardi menceritakan, mampu menjual banyak mainan truk kayu itu hanya saat perayaan tertentu.
Dua perayaan yang diincarnya selain Dandangan di Kudus, adalah kegiatan Kupatan di Rembang.
"Jualnya kalau ada keramaian saja, Dandangan atau Kupatan," ujar dia.
Dia juga tidak memasarkannya seorang diri, namun dibantu sejumlah pedagang yang ikut meraup untung dari sana.
"Ada bakul (pedagang-red) yang datang ke sini sudah langganan," ujar dia.
Hal tersebut membantunya dalam menjual truk kayu yang dibanderol pada kisaran Rp 150 ribu per buah.
Dalam sekali perayaan tradisi itu, Tardi bisa menjual hingga 80 buah. Sehingga total penjualan di Kudus dan Rembang untuk satu perayaan mencapai 160 buah.
Namun itu terjadi sebelum pandemi menerjang, yang membuat usahanya itu berhenti selama dua tahun.
Makanya, Tardi menginginkan agar masa-masa sebelum pandemi itu dapat terulang kembali lagi.
"Biasanya dari bakul yang nggak laku bisa dikembalikan lagi ke sini. Tapi nggak banyak, hanya sedikit," jelas dia.
Pria lansia yang saat ini sudah memiliki stok truk kayu mainan sebanyak 70-an itu berencana akan menambah lagi.