Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Kesehatan

Manfaat Tumbuhan Lampeni sebagai Obat Tradisional Demam, Diare hingga Sakit Jantung

Lampeni (Ardisia elliptica) merupakan tumbuhan semak yang termasuk dalam keluarga Myrsinaceae

Editor: galih permadi
Budi Santoso/BKSDA Jateng
Lampeni (Ardisia elliptica) merupakan tumbuhan semak yang termasuk dalam keluarga Myrsinaceae 

TRIBUNJATENG.COM - Lampeni (Ardisia elliptica) merupakan tumbuhan semak yang termasuk dalam keluarga Myrsinaceae.

Lampeni dikenal juga sebagai buni keraton (Indonesia).

Di negara lain tanaman ini juga dikenal sebagai mata pelanduk, mata ayam (Malaysia), halad (Pakistan), ai zi jin niu (China), ramyai dan langphisa (Thailand) (Lim, 2012).

Manfaat
Lampeni yang termasuk dalam Genus Ardisia, banyak digunakan sebagai obat tradisional untuk menyembuhkan penyakit, seperti tuberculosis, hepatitis, bronchitis kronis, dan menstruasi tidak teratur.

Akar dari lampeni digunakan sebagai obat tradisional di Pakistan untuk mengobati demam, diare dan rematik.

Penggunaan akar juga diterapkan dalam pengobatan folklor dengan meminum hasil rebusan air dari akar atau daun untuk mengobati sakit jantung.

Pengobatan tradisional Thailand menggunakan lampeni yang memiliki aktivitas antipiretik untuk mengobati diare, gonore dan penyakit kelamin.

Penggunaan lampeni di Malaysia secara tradisional digunakan untuk meredakan nyeri dada, demam, diare, kecarunan hati, dan komplikasi persalinan (Lim, 2012).

Morfologi
Lampeni memiliki system perakaran tunggang. Daun Lampeni berbentuk lonjong dengan pertulangan daun menyirip.

Tipe bunga berupa bunga majemuk berwarna merah muda atau ungu.

Berbuah tunggal dengan warna coklat kekuningan dengan titik bekas putih di tengah buah ketika muda dan berwarna merah kemudian menghitam ketika matang (Yunani, 2021).

Ekologi
Lampeni merupakan tumbuhan dengan habitus semak. Di habitat aslinya, lampeni tumbuh sebagai tumbuhan bawah di rawa pasang surut, habitat bakau di zona pantai lembab-hangat sebagai semak tumbuhan bawah serta tumbuh di area jurang dan hutan lembab dengan ketinggian hingga 1.200 mdpl.

Tanaman ini tahan terhadap naungan dan sensitive terhadap embun beku (Lim, 2012).

Kandungan
Berdasarkan penelitian Alias & Ishak (2014), ekstrak daun dan buah dari lampeni mengandung senyawa utama yang hampir sama, yaitu 5-hydroxymeth 2-furancarboxaldehyde, 1-naphthyl ester acetoxyacetic acid, 2,4-bis(1,1-dimethylethyl) phenol.

Skrining fitokimia awal EFA yang dilakukan oleh Dey et al., (2013), dalam penelitiannya menunjukkan hasil bahwa adanya kandungan alkaloid, steroid, karbohidrat, flavonoid, saponin dan tanin pada lampeni.

Persebaran
Lampeni tersebar dari India, Sri Lanka, Taiwan, Malaya, Asia Tenggara, Cina, Indonesia, dan Filipina (Tomlinson, 1986; Wibawa & Lugrayasa, 2020). Tanaman ini juga dapat di temukan di kawasan Cagar Alam Celering yang termasuk ke dalam wilayah Kesatuan Pengelolaan Hutan Konservasi (KPHK) Pati Barat.

Penulis

Budi Santoso
PEH Muda pada BKSDA Jateng
Kepala KPHK Pati Barat

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved