Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Artis

Pengakuan Abdel Masih Terpengaruh Narkoba Jenis Sabu saat Pandu Acara Dakwah Bareng Mamah Dedeh

Presenter dan pelawak Abdel Achrian membuat pengakuan pernah menggunakan narkoba di video YouTube Vindes pada Sabtu (8/1/2022).

Editor: rival al manaf
KOMPAS.com/VINCENTIUS MARIO
Abdel Achrian (KOMPAS.com/VINCENTIUS MARIO) 

TRIBUNJATENG.COM, JAKARTA - Presenter dan pelawak Abdel Achrian membuat pengakuan pernah menggunakan narkoba di video YouTube Vindes pada Sabtu (8/1/2022).

Abdel bahkan masih menggunakan narkoba jenis sabu-sabu saat memandu salah satu program dakwah di televisi bersama Mamah Dedeh.

"Akhirnya gue tahu kalau dia (Mamah Dedeh) tahu," ujar Abdel dalam video berdurasi 1 jam 15 menit itu.

"Masih ada sabu-sabunya saat itu. Makanya Mamah Dedeh gedek banget sama gue, 'gue ditemeni orang kayak begini'," lanjut Abdel.

Baca juga: Abdel Achrian Ungkap Masa Lalunya yang Kelam: Keluarga Enggak Tahan dengan Kelakuan Saya

Baca juga: Viral Kuburan Berada di Jalan Perkampungan, Komedian Abdel : Depan Rumah Gue

Baca juga: Jaminan dari Shin Tae-yong Bikin Ansan Greeners Yakin Rekrut Asnawi Mangkualam

Abdel mengaku, memandu acara dakwah bersama Mamah Dedeh memberinya banyak pelajaran berharga dan dia saat ini di memastikan telah bersih dari narkoba dan tidak pernah lagi menggunakan narkoba. 

Apa saja tanda-tanda seseorang menggunakan narkoba jenis sabu-sabu? 

Penjelasan dokter Psikiatri adiksi dari Klinik Adiksi Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Jakarta, dr Enjeline Hanafi, BMedSci, SpKJ mengatakan bahwa umumnya pengguna sabu atau methamfetamin akan merasakan energinya bertambah.

Selain itu, pengguna juga merasakan peningkatan kepercayaan diri, bicara cepat, euforia, napsu seksual atau libido meningkat, dan menjadi sangat waspada.

"Pengguna sabu akan terlihat sangat bersemangat, gelisah, impulsif, tidak fokus, hingga tidak butuh tidur," ujar Enjeline saat dihubungi Kompas.com, Senin (10/1/2022).

Ia menambahkan, secara fisik atau kentara, pengguna sabu terlihat pada perubahan denyut nadi, tekanan darah, suhu tubuh, psikomotor, dan dilatasi pupil.

Tak hanya itu, pengguna sabu juga akan terlihat memiliki kantung mata dan berbicara ngelantur.

"Adanya kantung mata pada pengguna sabu karena dia enggak tidur-tidur, pengguna sabu bisa tidak tidur atau tidak makan berhari-hari," lanjut Enjeline.

Enjeline mengungkapkan, efek sabu adalah jenis stimulan, sehingga otak penggunanya akan menjadi sangat aktif.

Saking aktifnya maka bisa berimbas jadi tidak bisa tidur dan semangat dalam hal apapun ketika orang tersebut masih dalam pengaruh obat tersebut.

"Ketika semangat, mereka enggak lapar, sehingga sering juga digunakan menjadi semacam 'obat diet'. Walau paling sering digunakan untuk menambah nafsu seksual," ujar Enjeline.

Kemudian, hal yang bisa terlihat dari pengguna sabu yakni sering terlihat munculnya banyak jerawat di daerah sekitar hidung atau bibir.

Hal ini dikarenakan penggunaan sabu melalui bong atau alat penghisap sabu.

"Gigi dan gusi rusak juga, badan kurus kering, dan wajah lebih tua dari usia," imbuhnya.

Sementara itu, Enjeline menjelaskan efek sabu-sabu akan cepat muncul segera setelah penggunaan.

Kondisinya lalu memuncak dalam waktu 4 jam.

"Dalam 15 jam sudah dikeluarkan dari tubuh, jadi dia akan pakai lagi besok supaya enggak lemas," ujar Enjeline.

Ia mengatakan, jika seseorang sudah kecanduan sabu, maka pengguna akan menambah dosis terus untuk dapat efek yang sama.  

Dampak jangka pendek-panjang Di samping itu, Enjeline juga menjelaskan apa saja dampak jangka pendek dan dampak jangka panjang bagi pengguna sabu.

Untuk dampak jangka pendek, yakni: Perubahan suasana perasaan (jadi bersemangat ataupun jadi mudah tersinggung), interaksi sosial terganggu, daya nilai terganggu karena kadang menjadi paranoid, kecanduan sabu.

Bila tidak menggunakan akan menjadi depresi, cemas, mudah lelah, tidak bisa tidur, tidak pede, mudah kebingungan.

Sedangkan, untuk dampak jangka panjang, yakni: Penuaan dini, tubuh menjadi kurus, kelainan pada area mulut, gigi dan gusi.

Gangguan fungsi otak seperti merusak memori, susah berpikir, susah fokus.

Overdosis seperti demam, nyeri dada, nyeri kepala, otot kaku, kejang, serangan stroke, serangan jantung, kematian.

Sebelumnya, Abdel mengungkapkan juga bahwa dirinya sempat mengggunakan putaw.

Putaw adalah heroin jenis opioid, sifat depresan.

Hal ini kebalikan dari sabu yang merupakan methamfetamin.

Baca juga: OPINI Ika Diah Kurniawati : Bermain Puzzle Asyik

Baca juga: Suami Istri Berboncengan Terjang Banjir Berakhir Tragis, Jasad Istri Ditemukan Hanyut Hingga Pantai

Baca juga: Hotline Semarang : Pak, Benarkah Ada Penerapan Kurikulum Baru Tahun 2022?

Enjeline menyampaikan, putaw memang tingkat kecanduannnya tinggi, karena jika putus obat, maka semua badan terasa sakit.

"Biasanya orang kecanduan putaw dulu, sekarang bisa jadi kecanduan sabu, karena putaw atau heroin susah didapatkan, tapi reaksi beda 180 derajat," ujar Enjeline.

"Berbeda dengan sabu, kalau sabu biasanya rasa semangatnya yang dicari orang-orang," lanjut dia.

Selain itu, putaw membuat penggunanya menjadi rileks, high, dan sangat tenang. Tapi, jika efeknya sudah hilang, pengguna akan mengalami kesakitan di seluruh tubuh.

Hal ini lah yang kemudian penggunanya bakal ketagihan memakai putaw supaya tidak mengalami sakit badan.

"Kalau putaw pakainya dengan di-drag atau disuntik, efeknya yang berbahaya dari perilaku ini adalah HIV," ujar Enjeline. (*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Abdel Mengaku Masih Pakai Sabu Saat Memandu Acara Mamah Dedeh, Ini Gejalanya"

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved