Berita Amerika
David Jalani Operasi Transplantasi Jantung dari Babi, Ini Pilihan Terakhirku untuk Bisa Hidup
Transplantasi jantung dari babi ke tubuh manusia baru pertama kali ini terjadi di dunia.
TRIBUNJATENG.COM -- Transplantasi jantung dari babi ke tubuh manusia baru pertama kali ini terjadi di dunia.
Kondisi Bennett membaik setelah tiga hari menjalani operasi transplantasi di Fakultas Kedokteran Universitas Maryland, AS. Operasi berlangsung 7-8 jam dan berhasil. Begini detailnya.
Baru kali ini ada transplantasi jantung dari babi yang dimodifikasi secara genetik, demi menyelamatkan nyawa manusia.
Ini pertama di dunia. Adalah David Bennett pria di Amerika Serikat yang menjadi orang pertama di dunia yang mendapatkan transplantasi jantung dari babi.
Kondisi David Bennett baik-baik saja tiga hari setelah prosedur eksperimental tujuh jam di Baltimore, kata dokter.
Transplantasi dianggap sebagai harapan terakhir untuk menyelamatkan hidup Bennett, meskipun belum diketahui peluang jangka panjangnya untuk bertahan hidup.
Transplantasi jantung adalah prosedur medis penempatan jantung sehat dari pendonor ke dalam tubuh orang yang jantungnya bermasalah.
Operasi ini juga dikenal dengan istilah cangkok jantung ortotopik. Tindakan medis ini biasanya diperuntukkan bagi orang dengan penyakit jantung dan kondisinya tidak cukup membaik dengan obat-obatan.
Jika jantung bermasalah, sirkulasi darah ke sel-sel tubuh akan terganggu.
"Ini seperti mati atau melakukan transplantasi," ujar Bennett (57) sehari sebelum operasi.
"Aku tahu ini pertaruhan, tetapi ini pilihan terakhirku," imbuhnya dikutip dari BBC, Selasa (11/1/2022).
Pertama di dunia
Para dokter di Pusat Medis Universitas Maryland diberikan dispensasi khusus oleh regulator medis AS untuk melakukan prosedur tersebut, dengan dasar bahwa Bennett kemungkinan akan meninggal.
Bagi tim medis yang melakukan transplantasi, ini adalah puncak dari penelitian bertahun-tahun dan dapat mengubah kehidupan di seluruh dunia.
Dokter bedah Bartley P Griffith menerangkan, operasi itu akan membawa dunia "satu langkah lebih dekat untuk memecahkan krisis kekurangan organ", dalam rilis Fakultas Kedokteran Universitas Maryland.