Berita Kazakhstan

Seusai Kerusuhan, Kazakhstan Akhirnya Turunkan Harga Elpiji Rp 1.600 per Liter

Kedubes Kazakhstan di Indonesia jelaskan alasan pemerintahnya naikkan harga elpiji.

Editor: sujarwo
Abduaziz MADYAROV / AFP
Ilustrasi. Petugas polisi anti huru hara menghalau pengunjuk rasa di jalanan pusat kota Almaty, Rabu (5/1/2022). 

TRIBUNJATENG.COM - Kedutaan Besar Kazakhstan di Indonesia menjelaskan alasan pemerintahnya menaikkan harga bahan bakar termasuk elpiji.

Dalam keterangan kepada Kompas.com pada Selasa (11/1/2022), dikatakan bahwa kenaikan harga bahan bakar mengikuti naiknya harga gas alam di pasar dunia.

"Dalam hal ini, peningkatan ekspornya dari Kazakhstan oleh produsen komersial memperburuk defisitnya di pasar domestik, yang terjadi selama beberapa tahun karena harga yang sangat rendah dari produk ini untuk konsumen lokal," terangnya.

Dikatakan juga, untuk memperbaiki ketidaksetaraan dan menciptakan kondisi untuk pembentukan harga pasar gas berdasarkan penawaran dan permintaan di pasar domestik, sistem baru penjualan gas grosir melalui platform perdagangan elektronik diperkenalkan di Kazakhstan pada 1 Januari 2022.

Mekanisme pasar menyebabkan peningkatan hampir dua kali lipat dalam harga eceran bahan bakar gas cair, dari 50-60 tenge (Rp 1.600-Rp 1.900) menjadi 110-120 tenge (Rp 3.600-Rp 3.900) per liter.

Dalam keterangannya pun dijelaskan, karena sebagian besar transportasi jalan di wilayah Mangystau menggunakan bahan bakar jenis ini, banyak penduduk di wilayah tersebut menganggap kenaikan harga tidak dapat disesuaikan dengan anggaran rumah tangga mereka.

Akibatnya, beberapa penduduk kota Zhanaozen melakukan aksi protes yang tidak sah pada 2 Januari 2022.

Demo itu juga meluas karena informasi di media sosial Kazakhstan.

Presiden Kassym-Jomart Tokayev lalu secara terbuka menanggapinya melalui akun Twitter pribadi, dengan menginstruksikan pemerintah untuk mempertimbangkan situasi dari sudut pandang kelayakan ekonomi dan bidang hukum.

ada saat yang sama, disebutkan secara terpisah bahwa “Warga negara memiliki hak untuk secara terbuka menyatakan tuntutan kepada otoritas lokal dan pusat, tetapi ini harus dilakukan sesuai dengan hukum, khususnya, undang-undang tentang pertemuan damai”, tanpa melanggar hukum publik."

Untuk melanjutkan dialog dengan para peserta aksi protes dan mencari solusi masalah, Pemerintah Kazakhstan atas nama presiden membentuk komisi negara yang dipimpin oleh Wakil Perdana Menteri Yeraly Tugzhanov yang bekerja di wilayah Mangystau.

Staf operasional juga dibentuk untuk menemukan solusi yang dapat diterima bersama dalam masalah yang muncul demi kepentingan stabilitas di Kazakhstan.

Dari hasil negosiasi dengan perwakilan warga yang memprotes pada 4 Januari 2022 sore, diumumkan keputusan yang memastikan penurunan harga menjadi 50 tenge (Rp 1.600) per 1 liter gas.

Selain itu, tuntutan pengunjuk rasa untuk pembebasan orang-orang yang ditahan karena pelanggaran hukum dan ketertiban dalam dua hari sebelumnya juga akan dipenuhi. (*)

Sumber: Kompas.com
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved