Berita Pendidikan
4 Mahasiswa Asing Belajar tentang Indonesia di UKSW Salatiga
Pandemi Covid-19 tidak menghalangi mahasiswa asing untuk belajar bahasa dan budaya Indonesia.
Penulis: hermawan Endra | Editor: moh anhar
TRIBUNJATENG.COM, SALATIGA - Pandemi Covid-19 tidak menghalangi mahasiswa asing untuk belajar bahasa dan budaya Indonesia.
Melalui Language Training Centre (LTC) yang bekerjasama dengan Australian Consortium In Country Indonesian Studies (ACICIS), Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) kembali menyelenggarakan kegiatan Program Intensif Belajar Bahasa dan Budaya Indonesia (PIBBI) ACICIS yang dilakukan secara online.
Sebanyak 24 mahasiswa asing yang didominasi mahasiswa dari Australia mengikuti kegiatan PIBBI ACICIS sesi pertama ini.
Baca juga: Polda Jateng Tegaskan Pelaku Dugaan Kasus Pemerkosaan di Boyolali Bukan Anggota Polisi
Baca juga: Pengidap Gangguan Jiwa Bakar Sampah di Dalam Rumah, Tak Dinyana Api Membesar hingga Atap
Direktur LTC UKSW Johanna Likumahuwa SPd, mengungkapkan bahwa penyelenggaraan PIBBI ACICIS kali ini tidak jauh berbeda dengan sebelumnya.
Metode penyampaian materi disesuaikan dengan kondisi pandemi, yaitu melalui recorded video, live interview, dan juga group discussion melalui Whatsapp dan juga Facebook.
Dengan metode inilah, melalui serangkaian kelas dan kegiatan yang ditawarkan, peserta PIBBI ACICIS tetap dapat mempelajari bahasa dan budaya Indonesia, serta mendapatkan kesempatan melakukan interaksi dengan warga lokal.
Salah satu kegiatan peserta PIBBI ACICIS adalah “Traditional Indonesian Cooking, Cooking Along” yang dirancang dalam 3 kali pertemuan online.
“Kelas memasak online ini justru menjadi lebih seru dibanding kelas offline karena peserta langsung mempraktekan memasak masakan tradisional Indonesia.
Untuk bahan-bahan yang diperlukan sudah kita share beberapa hari sebelumnya untuk persiapan.
Dalam tiga kali pertemuan online, peserta PIBBI kami ajak memasak Rendang Ayam dan Sambal Cabai Hijau, Gado-gado dan Nasi Kuning di pertemuan terakhir,” terang Johanna.
Dari kelas online memasak bersama sesi Rendang Ayam, peserta nampak antusias mengikuti langkah demi langkah yang dipraktekan pengajar.
Salah satu peserta Faith Myers misalnya, mengaku sangat tertarik mengikuti kelas ini karena memang menyukai memasak.
Kelas lain yang tak kalah serunya diikuti peserta PIBBI ACICIS adalah Bermain Peran. Di kelas ini, Johanna menuturkan mahasiswa asing akan bermain peran sebagai pembeli, yang akan membeli sayur dan buah-buahan secara online.
“Dari kelas ini, peserta dapat mengasah kemampuan bahasa Indonesia-nya. Selama kelas, semua percakapan mulai dari menawar sampai tercapai harga yang disepakati dengan penjual semua menggunakan bahasa Indonesia. Selain belajar di kelas memasak dan bermain peran, peserta juga mendapatkan kelas tata bahasa,” imbuh Johanna.
Lebih lanjut Johanna mengungkapkan bahwa peserta PIBBI ACICIS tidak hanya belajar dalam kelas saja. Mereka juga belajar bahasa dan budaya Indonesia melalui kegiatan seminar “Keragaman Makanan Khas Nusantara” dan juga kegiatan Language & Culture Exposure, yang salah satunya mengangkat topik Kota Salatiga dan kehidupan masyarakatnya.
PIBBI ACICIS kali ini dibagi dalam dua sesi. Sesi pertama telah dimulai tanggal 8 lalu dan akan selesai pada 28 Januari mendatang. Sedangkan sesi kedua yang akan diikuti 17 peserta akan dimulai pada 31 Januari sampai 18 Februari 2022.
“PIBBI ACICIS dibuka oleh Pembantu Rektor I Dr. Iwan Setyawan secara online dan juga dihadiri Direktur Residen ACICIS Yogyakarta Dr. Adrian Budiman. Dalam sambutannya, Pak Iwan menyampaikan apresiasinya atas terselenggaranya kegiatan ini karena tidak terhalang pandemi. Beliau berharap dari kegiatan ini, peserta semakin tertarik akan Indonesia, dan juga UKSW,” terang Johanna.
Baca juga: Video Dinas Kesehatan Salurkan 750 Tabung Oksigen Bantuan Diaspora Ke Faskes Blora
Baca juga: Inilah Sosok Suku Togutil Masih Eksis di Indonesia, Semakin Terdesak
Senada, Johanna Likumahuwa juga berharap peserta tetap dapat menyerap ilmu kebahasaan yang diberikan oleh pengajar meskipun pembelajaran dilakukan secara online.
“Meskipun online, aspek budaya Indonesia tetap kami hadirkan. Lewat video “nongkrong bareng” dan kelas memasak kami berharap dapat memberikan pemahaman lebih jauh tentang budaya Indonesia sekaligus sebagai pemantik bagi peserta untuk datang ke Indonesia dan UKSW selepas pandemi nanti,” pungkasnya. (*)